Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2023 hari ini pukul 11.00 WIB. Hal tersebut seperti tertulis dalam undangan BPS untuk media.
"Bersama ini disampaikan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto) Triwulan III 2023," dikutip dari undangan tersebut, Senin (6/11/2023).
Selain pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2023, BPS juga akan merilis Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2023 dan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) 2023.
Advertisement
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2023 mencapai 5,17%. Hal Ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas 5% dalam dalam 7 kuartal berturut-turut.
Secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 3,86%. Dengan capaian ini, maka PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5.226,7 triliun.
"Bila dibandingkan dengan triwulan II 2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17%," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud.
Dia menjelaskan, di tengah perekonomian global yang melambat dan menurunnya tren komoditas ekspor unggulan, ekonomi Indonesia tumbuh solid sebesar 5,17%.
Ramalan Sri Mulyani soal Pertumbuhan Ekonomi
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 baik kuartal II dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga pada kisaran antara 5,0-5,3 persen.
Menkeu menjelaskan, perekonomian triwulan II 2023 diperkirakan masih tumbuh kuat, ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur sebagaimana ditunjukkan oleh PMI Manufaktur yang meningkat ke level 53,3 pada Juli 2023, lebih tinggi dibandingkan Juni 2023 sebesar 52,5.
"Konsumsi rumah tangga meningkat didorong oleh terus naiknya mobilitas, membaiknya ekspektasi pendapatan, dan terkendalinya inflasi, serta dampak positif dari Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pemberian gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara," ujarnya.
Perkembangan tersebut juga disertai Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel yang masih terus bertumbuh. Meskipun investasi bangunan masih relatif tertahan, namun investasi non bangunan masih terindikasi ekspansif.
"Hal ini sejalan dengan kinerja ekspor yang positif dan berlanjutnya hilirisasi. Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi terutama ditopang Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Informasi dan Komunikasi," jelasnya.
Kemenkeu dan Ekonom Prediksi Pemilu 2024 Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai 5,1 persen pada 2024. Pertumbuhan ekonomi itu akan ditopang dari kenaikan konsumsi domestik hingga alokasi belanja negara seiring pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hal itu disampaikan Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina dalam diskusi virtual oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) di Jakarta, Rabu (27/9/2023).
Dian prediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh 5,04 persen pada 2023. Sedangkan 2024, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen.
"Saya memperkirakan alokasi belanja akan lebih tinggi dan dampak tambahan terhadap konsumsi juga akan lebih tinggi,” ujar Dian seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/9/2023).
Dia mengatakan, Pemilu 2024 akan lebih berdampak positif terhadap ekonomi karena cakupan lebih luas sehingga berbeda dengan pemilu pada tahun-tahun sebelumnya.
Pemilu 2024 bakal diselenggarakan mencakup pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan legislatif (pileg) serta pemilihan kepala daerah (pilkada) secara serentak.
Dian menuturkan, pemilu yang lalu hanya mempunyai sedikit dampak positif terhadap pertumbuhan konsumsi karena krisis glonal yang pada saat itu hambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
"Kita sedang mengalami (pada saat itu) perang dagang, taper tantrum, serta gejolak pada pemilu sebelumnya (Pemilu 2019) sehingga terdapat dampak yang beragam secara global,” tutur dia.
Advertisement
Taper Tantum
Taper tantum adalah keadaan gejolak ekonomi ketika bank sentral Amerika Serikat memperketat kebijakan moneternya. Dian menilai, Pemilu juga punya potensi dampak terhadap investasi. Hal ini melihat dari pemilu sebelumnya, laju investasi sedikit terhambat karena sikap investor yang cenderung menunggu wait and see.
Hal itu bukan hal yang mustahil terjadi lagi pada pemilu 2024. Ia menuturkan, pada semester I 2023, belum terlihat ada moderasi pada sektor investasi. Akan tetapi, menjelang kuartal III 2023 telah terlihat ada moderasi pada pertumbuhan kredit dan simpanan.
“Ada banyak alasan yang jelas, salah satu alasan (moderasi investasi) yaitu memburuknya kinerja perdagangan dari sisi pendanaan hingga berkurangnya potensi pertumbuhan yang masuk ke pasar domestik,” kata Dian.