Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan di perlintasan kereta api sebidang terus menjadi perhatian. Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah kecelakaan terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno membandingkan tingkat kecelakaan di perlintasan sebidang antar negara. Diantaranya, Indonesia, Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.
Advertisement
Ini termasuk juga mengidentifikasi upaya untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang tadi. Berdasarkan data PT Kereta Api Indonesia, telah terjadi 1.839 kecelakaan di perlintasan sebidang selama kurun waktu tahun 2018 - 2023 (Januari-Juli 2023).
Sebesar 86 persen diantaranya terjadi kecelakaan di perlintasan tidak dijaga. Total perlintasan sebidang dijaga 1.598 titik (43 persen). Total perlintasan sebidang tidak dijaga 2.095 titik (57 persen).
"Kecelakaan di perlintasan sebidang mayoritas melibatkan kendaraan roda dua. Tahun 2022 terdapat 292 kecelakaan yang terjadi di perlintasan sebidang. Sebanyak 74 persen (196 kejadian) merupakan kecelakaan yang terjadi di jalan kabupaten," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/11/2023).
Dalam kurun waktu yang sama, korban kecelakaan di perlintasan sebidang, korban kendaraan roda dua sebanyak 1.084 orang, kendaraan roda empat/lebih 747 orang, pejalan kaki 8 orang, totalnya 1.839 orang.
Data Pusat Kebijakan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan per tahun 2023, di Amerika Serikat, tahun 2021 terdapat lebih dari 1.600 kasus tabrakan antara kendaraan dengan kereta barang dan komuter.
Kemudian hampir 500 tabrakan di perlintasan kereta transit pada tahun 2020 yang mengakibatkan 133 orang meninggal dan 644 orang luka-luka. Penanganannya dengan penghalang, tanda silang, lampu berkedip dan suara, penjaga.
Kecelakaan di Eropa
Sementara itu, di Eropa, pada tahun 2018 persentase fatalitas kecelakaan pada perlintasan sebidang di negara-negara Uni Eropa adalah sebesar 29 persen dari semua total jumlah kecelakaan lalu lintas. Hampir 300 orang meninggal setiap tahun akibat kecelakaan pada perlintasan kereta api di Uni Eropa.
Kecelakaan pada perlintasan sebidang di Eropa dialami oleh mobil penumpang sebesar 45 persen, kemudian pejalan kaki sebesar 22 persen dan kendaraan berat sebesar 20 persen.
"Penanganannya dengan tanda peringatan (STOP), tanda silang, penghalang, sistem peringatan (lampu berkedip dan suara), obstacle detection, LCC by ATACS, GTCD dan aplikasi WAZE untuk evaluasi," papar Djoko.
Selanjutnya, di Jepang, perlintasan sebidang menyumbang sekitar 34 persen dari 615 kecelakaan di Jepang yang melibatkan pergerakan kereta yang tercatat selama tahun anggaran 2019. Dari 211 insiden, 52 terbukti fatal, dengan 55 orang kehilangan nyawa. Namun, data statistik tahun 1988-2014 terus menunjukkan penurunan tingkat kecelakaan perlintasan sebidang di Jepang.
"Penanganannya dengan penghalang otomatis/manual, alarm dan tanda tetap, dan penjaga," pungkas Djoko.
Advertisement
Kecelakaan KA Argo Parahyangan
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI tak mau gegabah menentukan penyebab KA Argo Semeru anjlok di lintas Sentolo-Wates beberapa waktu lalu. Pasalnya, penyebab kecelakaan masih diinvestigasi oleh tim gabungan.
Sebelumnya, pihak kepolisian menduga adanya masalah pada bantalan rel kereta api yang membuat bidang rel tak sejajar atau miring. Namun, VP Public Relation KAI Joni Martinus tidak mengamini adanya dugaan tersebut.
"Dapat saya sampaikan bahwa penyebab kecelakaan KA sesuai dengan statement pak Dirut KAI saat di lokasi kejadian," ujarnya saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (19/10/2023).
Joni menegaskan, terkait penyebab KA Argo Semeru anjlok masih harus didalami oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kementerian Perhubungan, dan KAI.
"Bahwa masih dalam pemeriksaan dan menunggu hasil investigasi dari KNKT, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian DJK Kemenhub, dan KAI," tegasnya.
Evakuasi
Diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ikut mengirimkan tim evakuasi ke lokasi insiden anjloknya kereta api (KA) Argo 17 Semeru relasi Surabaya Gubeng - Gambir dan KA Argo Wilis relasi Bandung - Surabaya Gubeng pada Selasa (17/10/2023).
Kementerian juga menerjunkan tim investasi untuk mencari tahu penyebab dari kecelakaan KA Argo Wilis - Argo Semeru.
Dikatakan jika saat ini, tim evakuasi sudah berada di lapangan untuk mengevakuasi dan mengamankan penumpang.
"Tim evakuasi di lapangan juga sudah berkoordinasi untuk mendatangkan rangkaian alat berat dan lokomotif penolong untuk mengevakuasi sarana yang terdampak," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal dalam keterangannya di Jakarta.
Advertisement