Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin (6/11/2023). Penguatan IHSG terjadi di tengah rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2023 yang mencapai 4,9 persen.
Dikutip dari data RTI, IHSG menguat 0,73 persen ke posisi 6.838,66. Indeks LQ45 bertambah 0,90 persen ke posisi 912,25. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Advertisement
Pada sesi pertama perdagangan awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.861,50 dan terendah 6.816,27. Sebanyak 310 saham menguat sehingga angkat IHSG. 213 saham melemah dan 217 saham. 217 saham diam di tempat.
Total volume perdagangan 13,6 miliar saham dan total frekuensi perdagangan 684.905 kali. Nilai transaksi harian Rp 4,9 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.519.
Secara sektoral, mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham industri turun 0,16 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,40 persen dan sektor saham kesehatan terpangkas 0,48 persen.
Sektor saham energi bertambah 0,97 persen, sektor saham basic naik 1,39 persen, dan sektor saham siklikal melonjak 0,69 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan bertambah 0,65 persen, sektor saham properti mendaki 0,76 persen, sektor saham teknologi naik 1,18 persen. Selanjutnya, sektor saham infrastruktur bertambah 1,06 persen dan sektor saham transportasi melesat 1,04 persen.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
Saham GOLD melambung 24,56 persen
Saham TGUK melambung 23,58 persen
Saham PNGO melambung 13,55 persen
Saham CUAN melambung 10,28 persen
Saham WEHA melambung 10,07 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
Saham NATO merosot 21,15 persen
Saham CARE merosot 20,10 persen
Saham BKDP merosot 16,22 persen
Saham HOKI merosot 11,72 persen
Saham TAMU merosot 11,11 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
Saham BBRI senilai Rp 329,5 miliar
Saham GOTO senilai Rp 282,3 miliar
Saham BBCA senilai Rp 230,5 miliar
Saham AMMN senilai Rp 173,9 miliar
Saham CASA senilai Rp 172,5 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
Saham STRK tercatat 38.613 kali
Saham TGUK tercatat 37.103 kali
Saham KPIG tercatat 29.682 kali
Saham GOTO tercatat 22.292 kali
Saham WIRG tercatat 21.455 kali
Advertisement
Indeks Kospi Melonjak
Bursa saham Korea Selatan melonjak pada Senin, 6 November 2023 setelah kembali menerapkan larangan short selling.
Sedangkan sebagian besar bursa saham Asia Pasifik lainnya bergerak oleh laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah membantu kurangi harapan suku bunga.
Otoritas keuangan di Korea Selatan mengatakan short selling akan dilarang hingga akhir Juni 2024. Short selling adalah ketika seorang pelaku pasaar menjual saham pinjaman untuk kembali membeli dengan harga rendah dan kantongi selisihnya.
Sementara itu, nonfarm payrolls AS meningkat 150 ribu pada Oktober 2023. Data tenaga kerja AS ini lebih rendah dari perkiraan konsensus Dow Jones yang perkirakan 170.000. Hal ini meredakan kekhawatiran the Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga.
Sedangkan aktivitas bisnis Jepang meningkat pada Oktober tetapi berada pada laju paling lambat tahun ini, menurut survei swasta.
Di Korea Selatan, indeks Kospi melonjak 3,99 persen dan indeks Kosdaq bertambah 6,56 persen. Indeks Nikkei Jepang 225 menguat 2,32 persen. Indeks Topix mendaki 1,7 persen dan sentuh posisi tertinggi.
Sementara itu, indeks Hang Seng melonjak 1,79 persen, dan indeks CSI 300 menguat 1,33 persen. Di Australia, indeks ASX 200 naik tipis 0,28 persen ke posisi 6.997,40.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 mencapai 4,94 persen secara year on year (yoy).
"Triwulan III-2023 atau secara year on year ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-223, Senin (6/11/2023).
Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 bila dibandingkan dengan triwulan II-2023 atau selama Q to Q tumbuh sebesar 1, 60 persen.
Amalia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh melambatnya perekonomian global, terjadinya perubahan iklim dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan.
"Resiliensi ekonomi Indonesia kembali tercermin melalui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen dan secara kumulatif Indonesia ekonominya tumbuh sebesar 5,05 persen (c to c)," ujarnya.
Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal III-2023 atas dasar harga berlaku sebesar mencapai Rp 5.296 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 3.124,9 triliun.
"Berdasarkan besaran produk domestik bruto atau PDB pada triwulan III- 2023 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 5.296 triliun, atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.124,9 triliun," ujarnya.
Advertisement