YouTuber Taiwan Berbagi Kisah Kencan Pertama dengan Pria Singapura, Dinilai Pelit dan Perhitungan

Dalam sebuah podcast yang diunggah di kanal YouTube HeyKaki, beberapa orang asing yang tinggal di Singapura berkumpul untuk mendiskusikan pengalaman berkencan mereka dengan pria asal Negeri Singa tersebut.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 13 Nov 2023, 03:00 WIB
Ilustrasi mengurus keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Liputan6.com, Jakarta - Kencan pertama menjadi momen mendebarkan untuk semua orang, karena saat itu akan terjadi penilaian apakah kencan dapat berlanjut atau berhenti sampai saat itu saja. Impresi pertama juga menjadi hal yang penting dalam mempertimbangkan kecocokan antara kedua belah pihak saat menjalin hubungan romantis.

Saat kencan pertama, terkadang beberapa orang berharap salah satu pihak akan membayar lebih, namun nyatanya tidak semua teman kencan cukup dermawan untuk mewujudkan hal tersebut. Beberapa di antaranya malah ternyata adalah seorang yang perhitungan dan membuat kencan menjadi kurang nyaman.

Pengalaman kencan kurang mengenakan itu juga harus dialami oleh seorang YouTuber asal Taiwan. Dilansir dari Asia One, Senin, 6 November 2023, dalam podcast terbaru di kanal YouTube HeyKaki, beberapa orang asing yang tinggal di Singapura berkumpul untuk mendiskusikan pengalaman berkencan mereka dengan pria asal Negeri Singa tersebut.

YouTuber makanan asal Taiwan, Alison Wu, berbagi pengalaman negatif yang ia harus alami saat kencan pertama di sebuah kedai kopi dengan seorang pria. "Saya merasa dia sangat pelit, saya kaget melihat betapa perhitungannya dia," katanya.

Dia menambahkan, bahwa saat kencan tersebut, mereka membeli teh peng seharga 1,50 dollar AS, atau sekitar Rp23 ribu. "Dan kemudian, setelah dia memesan, dia menagih saya untuk membayarnya kembali, 'Eh, ingatlah untuk memberi saya 1,50 dollar AS (sekitar Rp23 ribu)'," kenang wanita tersebut.

 

Menagih Rp23 Ribu untuk Teh

Mulai menabung dan kumpulkan dana darurat dengan cara efektif yang bisa dilakukan di tengah pandemi virus corona yang melanda. (Foto: Unsplash)

Dia menambahkan bahwa "yang lebih penting" adalah ia telah memberi pria itu uang kertas sejumlah 2 dollar AS, atau sekitar Rp31 ribu, dan mengatakan pria itu dapat menyimpan kembaliannya. Pria tersebut lalu mengambil uangnya dengan senang hati. 

"Kalau begitu aku tidak pernah berkencan dengannya lagi," Alison menyimpulkan.

Seorang tamu dari podcast tersebut yaitu Tiffany Zhang dari China memiliki pengalaman serupa saat pergi kencan dengan pria asal Singapura. Saat Tiffany pergi ke kafe bersama teman kencannya, ia ingin memesan latte dengan tambahan susu oat.

"Terus dia bilang, 'Kamu yakin? Itu tambahan', dan aku bilang, 'Ya, tidak apa-apa'," lanjutnya.

Dia meminta untuk membagi tagihan setelah kencan tersebut, dan pria itu terlihat sangat pelit. Tiffany mengira bahwa tagihan tersebut akan dibagi secara rata, tapi tidak untuk teman kencannya.

"Interpretasinya adalah bahwa latte saya lebih mahal 1 dollar AS (sekitar Rp15,4 ribu) , jadi saya harus membayarnya 1 dollar AS (sekitar Rp15,4 ribu) lebih banyak." Alison menyindir bahwa teman kencan Tiffany dan teman kencannya bisa menjadi teman baik karena memiliki sikap yang serupa.


Komentar dari Warganet

Ilustrasi Menjadi Warganet Cerdas Credit: pexels.com/cottonbro

Unggahan tersebut menuai komentar dari warganet, banyak yang mengatakan orang Singapura memang perhitungan. "Saya setuju, orang-orang Singapura agak kalkulatif," komentar seorang pengguna. "Seperti (ini) akhir dunia," tambah pengguna tersebut.

Yang lain bersimpati dengan Alison, "Saya memiliki pengalaman yang sama saat makan roti canai."

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Alison sedang melakukan generalisasi terhadap pria Singapura. "Mungkin dia sudah takut atau kecewa padanya. Dia pasti melakukan sesuatu," spekulasi seorang warganet.

"Tak seorang pun akan bereaksi seperti ini. Butuh dua tangan untuk bertepuk tangan, Nak," tambahnya.

Alison melanjutkan bahwa di Taiwan, laki-laki lebih "murah hati dan konvensional". Ia percaya bahwa pria memang seharusnya membayarkan makanan perempuan saat pergi berkencan.

"Jika gadis itu ingin membayar, dia mungkin akan marah. Dia mungkin bertanya-tanya mengapa kamu mempermalukannya," tambahnya.

Tiffany setuju bahwa laki-laki di China memiliki tingkah yang serupa. Kedua perempuan tersebut mengatakan bahwa perempuan dari Taiwan dan China percaya bahwa laki-laki harus datang dengan "paket" yang terdiri dari rumah dan mobil.


Pria Singapura Punya Reputasi Buruk

Mulai menabung dan kumpulkan dana darurat dengan cara efektif yang bisa dilakukan di tengah pandemi virus corona yang melanda. (Foto: Unsplash)

Perempuan itu mengatakan ada banyak hal yang akan ditanyakan saat melakukan kencan buta. "Akan ada suasana kencan buta. 'Berapa tabunganmu, berapa banyak rumah yang kamu punya? Berapa banyak mobil, jenis mobil apa? Apa pekerjaan keluargamu?'" ungkapnya. Alison mengatakan bahwa keluarga di Taiwan lebih tradisional, sementara di Singapura, terdapat fokus yang lebih besar pada kesetaraan gender.

Lalu, bagaimana perbandingan pria Australia dengan pria asal Singapura, China, dan Taiwan? Menurut tamu Australia-China, Daniel Dunn, mengatakan adalah hal yang biasa bila satu orang membayar tagihan pada satu waktu, dan bergiliran.

"Mungkin yang cewek dulu, lalu cowok, kira-kira seperti itu," jelasnya.

Meskipun Tiffany dan Alison sama-sama mengatakan bahwa saat ini mereka sedang menjalin hubungan dengan pria Singapura, pria asal negara tersebut masih belum memiliki reputasi yang baik di mata beberapa wanita.

Awal tahun 2023, Daisy Anne, kelahiran Inggris, menyatakan bahwa sulit baginya untuk menemukan laki-laki yang "mandiri" di Singapura, dan bahkan mengatakan, "Ada sebuah lelucon bahwa laki-laki Singapura adalah spesies yang berbeda." TikToker Tiffany yang berbasis di Tokyo juga berbagi tentang kencan pertama dengan seorang warga Singapura yang begitu buruk sehingga rekan se negaranya meminta maaf atas nama negara Singapura.

Infografis Tips Cari Cinta di Aplikasi Kencan Online. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya