Cacar Monyet Mengancam, Nakes di Jabar Diimbau Jaga Keselamatan Diri

Untuk penanganan kasus paparan penyakit Mpox, sejumlah rumah sakit di Jawa Barat telah bersiap menanganinya.

oleh Arie Nugraha diperbarui 07 Nov 2023, 07:00 WIB
Ilustrasi penyakit cacar monyet (Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengingatkan keselamatan tenaga kesehatan (nakes) saat menangani pasien cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

Alasannya menurut Bey, penyakit infeksi khusus ini sangat cepat penularannya antar manusia. Bey mengimbau kepada seluruh kelompok masyarakat agar tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar tidak terpapar penyakit Mpox.

"Antisipasinya adalah pola hidup sehat dan hindari kontak langsung dnegan yang terinfeksi terutama para nakes. Para nakes ini harus betul - betul jadi menggunakan masker dan sebagainya dan sudah selesai cuci tangan. Serta makan makanan yang baik dan bergizi," ujar Bey, Senin (6/11/2023).

Bey mengaku untuk penanganan kasus paparan penyakit Mpox, sejumlah rumah sakit di Jawa Barat telah bersiap menanganinya.

Hal ini dilakukan guna mengantisipasi meningkatnya kasus penyakit Mpox. Bey menyebutkan kasus cacar monyet di Jawa Barat hanya menyisakan seorang pasien positif yang terinfeksi dan sedang dalam penanganan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung.

"Jadi yang dirawat di RSHS satu orang, yang sudah sembuh satu, dan yang di Bogor itu negatif. Jadi hari ini tinggal satu orang," kata Bey.

Walaupun kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan. Bey menyebut belum melakukan kebijakan pembatasan wilayah, yang ditekankan adalah pola hidup sehat dengan menghindari kontak langsung.

Masyarakat diimbau tidak panik karena pemerintah telah mempersiapkan solusi dan penanganannya.

"Sampai hari ini kita intinya menjaga pola hidup sehat dan hindari kontak langsung dengan terinfeksi. Jadi tidak sampai kepada pembatasan, dan lain-lain. Insyaallah, kita bisa tetap sehat dengan olahraga cukup dan pola hidup sehat," tegas Bey.

 


Dinkes Jabar Sebar Surat Edaran Kewaspadaan Mpox

Untuk mengantisipasi meluasnya paparan penyakit Mpox, Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) telah menerbitkan surat edaran untuk mengantisipasi penyakit infeksi menular khusus cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, surat edaran itu telah disebarkan ke 27 pemerintah kabupaten dan kota usai terkonfirmasi Mpox pada satu warga Bandung sepekan lalu.

"Kami pun di dinkes provinsi tidak tinggal diam, dengan melakukan kembali sosialisasi (tentang cacar monyet atau Mpox). Guna mengingatkan kembali ke setiap kabupaten dan kota terutama ke dinas kesehatan serta Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)," ujar Vini di Bandung, pada Kamis, 2 November 2023.

Vini mengatakan tingkat kewaspadaan paparan Mpox levelnya naik usai ditemukannya seorang warga Kota Bandung statusnya dinyatakan positif penyakit cacar monyet tersebut. Seperti diketahui, kasus pertama Mpox di Bandung terjadi pada pria 36 tahun yang kini tengah menjalani isolasi dan perawatan di RS Hasan Sadikin.

Kesiapsiagaan seluruh dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas kembali ditingkatkan, meski harapan Vini jumlah kasus paparan penyakit Mpox di Jawa Barat tidak bertambah.

"Jangan sampai ada kasus Mpox baru tapi kami upayakan untuk tetap bersiap. Karena ada jalur - jalur pemeriksaan yang harus kita sepakati. Soalnya pemeriksaan baru bisa di BKPK Prof. Ummi Jakarta," kata Vini.

 


Siapkan Tim Khusus Ahli Penyakit Infeksi Menular

Selain menyiagakan dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga telah menyiapkan tim khusus dengan para ahli penyakit infeksi menular khusus di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Tim khusus ini gunanya untuk menginformasikan tata laksana rujukan dan perawatan pasien Mpox kepada seluruh pengelola rumah sakit.

"Tidak semua kasus itu dirujuk ke Hasan Sadikin tetapi semua rumah sakit sebenarnya sudah mampu menangani monkeypox ini. Karena monkeypox ini penyebabnya adalah virus yang sebetulnya sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang baik, hampir sama dengan cacar air," jelas Vini.

Vini mengatakan selain telah menerbitkan surat edaran peningkatan kewaspadaan dan membentuk tim khusus penanganan penyakit Mpox, otoritasnya gencar melakukan pelacakan (tracing) kontak erat awal penularan penyakit ini.

Tindakan ini difokuskan kepada kasus pasien pria berusia 36 tahun yang positif Mpox itu dirujuk ke RS Hasan Sadikin pada Selasa, 24 Oktober 2023 dari Puskesmas Pasirlayung, Kota Bandung.

Vini menegaskan kemungkinan besar tracing dilakukan di sekitar Puskesmas Pasirlayung.

"Sebetulnya dari Hasan Sadikin mendapat berita dari Kementerian Kesehatan, kami langsung melakukan rapat bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dimana kalau untuk kami sifatnya adalah mengingatkan, menyebarluaskan bahwa (Mpox) sudah masuk ke Jawa Barat kepada seluruh kabupaten/kota," ujar Vini.

Selanjutnya, Vini menambahkan, Dinkes Kota Bandung melakukan survei epidemiologi terhadap kasus Mpox di Bandung tersebut.

Salah satu langkah survei epidemiologi ini adalah melakukan pelacakan pemicu terjadinya infeksi yang diakibatkan oleh virus Mpox.

Tujuan dari pelacakan tersebut yakni memutus mata rantai penyebaran virus, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat ataupun kelompok lain yang pernah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Mpox.

Hingga kini belum diketahui pemicu warga Kota Bandung positif terinfeksi Mpox. Namun sebut Vini, riwayat pengobatannya dapat diketahui dengan jelas.

"Pasien awalnya berobat ke Klinik Mawar, karena tidak ada perubahan (lalu) berobat ke Puskesmas Pasirlayung. Dan, dari Puskesmas Pasirlayung dirujuk ke (RS) Hasan Sadikin, itu awalnya. Pertama kali masuk ke Hasan Sadikin itu pada 23 Oktober," kata Vini.

 


Pemeriksaan Spesimen Pasien Mpox

Pada tanggal yang sama langsung dilakukan pemeriksaan spesimen pasien tersebut dikirim ke BKPK Prof. Ummi di Jakarta.

Vini menerangkan pengiriman sampel Mpox ke Jakarta ini karena yang diberikan mandat oleh Kementerian Kesehatan hanya satu tempat tersebut.

"Informasi yang saya terima pasien positif Mpox di RS Hasan Sadikin sudah mulai membaik dan stabil kondisinya. Cuman harus dirawat 20 - 28 hari saja di ruang isolasi agar tidak menular ke yang lainnya," ucap Vini.

Vini menjelaskan sebelum diketahui positif terinfeksi Mpox, pasien mengalami gejala demam kemudian timbul bintik merah.

Bintik merah ini kemudian berisi cairan nanah. Kondisi ini diperparah dengan penyakit penyerta yang kini diderita oleh pasien.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Jawa Barat menyebutkan pasien positif terinfeksi cacar air atau monkeypox (Mpox) asal Kota Bandung kondisinya terus membaik. Pasien yang kini tengah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) harus menjalani masa isolasi maksimal selama hampir sebulan.

"Informasi yang saya terima pasien positif Mpox di RS Hasan Sadikin sudah mulai membaik dan stabil kondisinya. Cuma harus dirawat 20 - 28 hari saja di ruang isolasi agar tidak menular ke yang lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi.

Vini menjelaskan perawatan isolasi ini ditujukan untuk menghentikan penularan penyakit Mpox antarmanusia. Lantaran medium penularan penyakit Mpox antarmanusia dapat melalui pernapasan, cairan ludah, kontak dengan cairan tubuh penderita seperti cairan saat berhubungan seksual atau sentuhan langsung dengan luka penderita.

"Ataupun kita memegang kemudian lupa tidak cuci tangan kena mata, mulut nah itu langsung tertular. Jadi cara penularannya yang banyak kita harus waspada," kata Vini di Bandung, pada Kamis, 2 Oktober 2023.

Mpox ditularkan oleh virus, maka kesembuhan pasien akan bergantung dengan daya tahan orang tersebut.

"Monkeypox ini penyebabnya adalah virus yang sebetulnya sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang baik, hampir sama dengan cacar air. Hanya tadi pola penularannya itu lebih masif dibandingkan dengan cacar air, tapi kalau dibanding COVID itu jauh. Kalau COVID itu kalau kita baru berkontak sebentar terkenanya sangat besar dan merusak tubuh yang lain," ujar Vini lagi.

 


Gejala Mpox Demam Diikuti Bintik Merah

Gejala awal orang yang terinfeksi Mpox yaitu mengalami demam. Lalu, timbul bintik-bintik merah yang akan berisi cairan nanah. Gejala itu pula yang terjadi pada pasien positif terinfeksi Mpox yang dirawat di ruang isolasi RSHS itu.

"Gejala awalnya demam namun ada penyakit lain yang menyertai. Timbul bintik merah kemudian berobat ke Puskesmas Pasir Layung tapi tidak ada perbaikan malahan tambah banyak dan berisi nanah," ucap Vini.

Lantaran tambah parah, Puskesmas Pasir Layung pada 23 Oktober 2023 merujuk pasien pria itu ke RSHS untuk dilakukan perawatan selanjutnya. Setelah pengambilan sampel dan mengirim ke laboratorium Kemenkes di Jakarta diketahui bahwa pria 36 tahun tersebut positif Mpox.

Lantaran kondisi pasien Mpox Bandung tersebut terus membaik serta kondisi stabil maka perawatan bisa dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin saja. Hal ini seperti disampaikan Ketua Tim Penyakit Infeksi Menular Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Yovita Hartantri.

"Tidak semua kasus memerlukan obat antivirus. Kasus yang kami tangani saat ini tidak memberikan obat antivirus, karena kami melihat kondisinya stabil dengan lesi yang cukup banyak tapi tidak masuk kriteria yang berat. Dan juga tidak ada gangguan fungsi organ baik ginjal maupun liver," ujar Yovita pada 1 November 2023.

Pada penderita Mpox kondisi berat, bisa diberikan antivirus. Lalu, pada penderita lain yang juga dapat diberikan antivirus adalah mereka yang lokasi lesinya berada di tempat rentan, seperti di sekitar mata yang dapat menimbulkan kebutaan dan di tenggorokan yang bisa menutup jalan napas seperti disampaikan Yovita.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya