Liputan6.com, Jakarta - Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki telah lama merekomendasikan emas, perak, dan bitcoin sebagai aset investasi. Kiyosaki juga telah membuat beberapa perkiraan terkait harga ketiga aset tersebut.
Baru-baru ini Kiyosaki menyatakan Bitcoin (BTC) dapat memberikan keamanan dan kebebasan finansial seumur hidup. Hal ini dia katakan dalam konteks mengapa para orang kaya bisa terus semakin kaya.
Advertisement
"Mereka memahami pentingnya melestarikan aset berwujud, seperti emas, perak, dan bitcoin, yang menawarkan keamanan dan kebebasan finansial seumur hidup," kata Kiyosaki, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (7/11/2023).
Di sisi lain Robert Kiyosaki juga memprediksi harga BTC menuju USD 135.000 atau setara Rp 2,1 miliar (asumsi kurs Rp 15.589 per dolar AS) sementara emas akan segera lepas landas. Pada Agustus lalu, dia mengatakan jika terjadi krisis ekonomi global, harga bitcoin bisa melonjak hingga USD 1 juta atau setara Rp 15,5 miliar.
Pada Februari, dia memproyeksikan harga BTC akan mencapai USD 500.000 atau setara Rp 7,7 miliar pada 2025, sementara emas bisa naik menjadi USD 5.000 atau setara Rp 77,6 juta, dan perak mungkin mencapai USD 500 atau setara Rp 7,7 juta dalam jangka waktu yang sama.
Dia juga mengungkapkan keyakinannya terhadap masa depan mata uang kripto, dengan menyatakan uang fiat hanyalah uang palsu. Dalam pandangannya, emas dan perak mewakili “uang Tuhan” sedangkan bitcoin adalah “uang rakyat.”
Selain mengeluarkan berbagai peringatan tentang kehancuran terbesar pada sektor real estat, saham, dan obligasi, ia juga memperingatkan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akan menjatuhkan dolar AS.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Robert Kiyosaki Prediksi Harga Bitcoin Bisa Sentuh Rp 2,1 Miliar
Sebelumnya diberitakan, penulis Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, membagikan ekspektasinya tentang harga bitcoin di masa depan dalam sebuah postingan di platform media sosial X pada Jumat, 20 Oktober 2023.
Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (24/10/2023), Kiyosaki menyebut Bitcoin berhasil menguji USD 30.000 atau setara Rp 476,3 juta (asumsi kurs Rp 15.878 per dolar AS). Perhentian berikutnya bitcoin adalah USD 135. 000 atau setara Rp 2,1 miliar.
Penulis terkenal tersebut sebelumnya juga menekankan cryptocurrency adalah masa depan sambil berulang kali memperingatkan potensi melemahnya dolar AS.
Bulan lalu, Kiyosaki memperkirakan bitcoin akan menjadi tak ternilai harganya ketika Federal Reserve meluncurkan mata uang digital bank sentral (CBDC). Dia juga menyarankan investor untuk membeli BTC, memperkirakan lonjakan permintaan mata uang kripto karena pasar saham, obligasi, dan real estate ambruk.
Kiyosaki telah membuat beberapa prediksi mengenai harga bitcoin, emas, dan perak. Pada Agustus lalu, dia menyatakan jika krisis ekonomi global terjadi, harga bitcoin akan melonjak menjadi USD 1 juta atau setara Rp 15,8 miliar.
Kemudian pada Februari, dia mengatakan harga bitcoin diperkirakan akan mencapai USD 500.000 atau setara Rp 7,9 miliar pada 2025.
Advertisement
Bank Investasi Morgan Stanley Sebut Musim Dingin Kripto Sudah Berakhir
Sebelumnya, Bank investasi global Morgan Stanley percaya musim dingin kripto mungkin sudah berlalu dan musim semi kripto kemungkinan besar akan segera terjadi.
Seorang analis di Morgan Stanley Denny Galindo menjelaskan secara historis, sebagian besar keuntungan bitcoin terjadi langsung setelah peristiwa halving yang terjadi setiap empat tahun.
Hal tersebut disampaikan Galindo dalam laporan baru Morgan Stanley berjudul “Akankah Musim Semi Crypto Akan Datang?” yang dirilis akhir pekan lalu.
“Sama seperti seorang petani yang menghindari menanam bibit di musim dingin atau terlambat di musim semi, investor kripto ingin tahu kapan musim semi kripto telah tiba untuk memaksimalkan musim tanam investasi mereka,” kata Galindo dalam laporannya, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (24/10/2023).
Galindo menambahkan hanya ada tiga mata air kripto hingga saat ini dan mengakui masih banyak yang harus dipelajari. Berdasarkan data saat ini, tanda-tanda menunjukkan musim dingin kripto mungkin sudah berlalu dan musim semi kripto kemungkinan besar akan segera terjadi.
Periode Sebelum Halving
Galindo menggambarkan musim semi kripto sebagai periode sebelum setiap halving di mana harga bitcoin umumnya pulih dari titik terendah siklus, namun minat investor cenderung lemah. Dia menunjukkan ada tiga musim dingin kripto sejak 2011, yang masing-masing berlangsung sekitar 13 bulan.
"Perkiraannya bervariasi, namun sejarah menunjukkan bahwa halving berikutnya dapat terjadi sekitar bulan April 2024. Tanda-tanda menunjukkan musim dingin kripto siklus penurunan pasar bearish bitcoin mungkin sudah berlalu,” jelas Galindo.
Semakin banyak individu dan analis yang menyatakan optimisme mengenai prospek bitcoin dan pasar mata uang kripto secara keseluruhan. Pada April, Standard Chartered Bank mengatakan musim dingin kripto telah berakhir, memperkirakan harga bitcoin dapat mencapai USD 100.000 atau setara Rp 1,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.878 per dolar AS) tahun depan.
Advertisement