Liputan6.com, London - Kementerian Luar Negeri Inggris (FCDO) telah menarik sejumlah staf kedutaannya dari Lebanon dan menasihati warga negara Inggris untuk meninggalkan negara tersebut selagi mereka masih bisa.
Langkah tersebut diambil di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai meluasnya perang Hamas Vs Israel.
Advertisement
"Peristiwa di Lebanon bergerak cepat. Situasi ini berpotensi memburuk dalam waktu singkat dan tanpa peringatan," sebut FCDO, seperti dilansir The Guardian, Senin (6/11/2023).
FCDO menyarankan warga Inggris untuk mendaftar ke kedutaan di Beirut dan membuat rencana pergi jika memungkinkan.
"Rute komersial keluar dari Lebanon bisa sangat terganggu atau dibatalkan dalam waktu singkat dan jalan-jalan di seluruh negeri bisa ditutup," ungkap pernyataan FCDO.
FCDO menuturkan bahwa mengingat risiko kerusuhan sipil, dengan adanya protes massal di luar beberapa kedutaan bulan lalu, beberapa staf kedutaan dan seluruh anggota keluarga staf telah dikeluarkan dari Lebanon.
Kedutaan tetap buka dan melanjutkan pekerjaan penting, termasuk layanan kepada warga negara Inggris.
"Jika situasi politik atau keamanan memburuk, Kedutaan Inggris mungkin semakin terbatas dalam memberikan bantuan. Jangan mengandalkan FCDO untuk mengevakuasi Anda dalam keadaan darurat," demikian bunyi pernyataan FCDO.
Inggris Ikut Berupaya Kurangi Ketegangan
Menteri Urusan Energi dan Net Zero Inggris Claire Countinho menuturkan bahwa dia tidak memiliki rincian lebih lanjut mengenai perkembangan tersebut.
Ketika ditanya apakah dia khawatir, dia mengatakan kepada Sky News, "Saya pikir seluruh situasi ini sangat memprihatinkan, saya pikir semua orang akan setuju, dan saya pikir sangat penting bagi kita untuk melanjutkan upaya diplomasi."
"Anda akan melihat dalam beberapa pekan terakhir bahwa perdana menteri, menteri pertahanan, menteri luar negeri semuanya berada di kawasan tersebut (Timur Tengah) dan kekhawatiran mereka adalah memastikan konflik tidak meningkat."
Dia menambahkan, "Semua yang kami lakukan adalah mencoba dan melindungi warga negara Inggris serta memastikan bahwa kami mengurangi ketegangan di kawasan."
Advertisement
Eskalasi di Perbatasan Israel-Lebanon
Dalam beberapa hari terakhir, pasukan Israel melancarkan serangan di Lebanon selatan, dekat perbatasan kedua negara, menyusul tembakan mortir dan roket dari Hezbollah ke Israel.
Satu serangan Israel menewaskan tiga anak perempuan, berusia delapan hingga 14 tahun, dan nenek mereka. Seorang petinggi Hezbollah menggambarkan situasi tersebut sebagai perkembangan yang berbahaya.
Bentrokan antara Hezbollah dan militer Israel telah menewaskan enam tentara Israel dan satu warga sipil serta sekitar 50 militan dari kelompok itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan pejabat senior Yordania dan Arab lainnya selama akhir pekan di tengah upaya Washington mencegah eskalasi perang regional antara Israel dan Hamas, serta mencari cara untuk meringankan krisis kemanusiaan di Gaza.