Jokowi Tentang Pilpres 2024: Harusnya Pertarungan Ide, Bukan Perasaan

Presiden Jokowi menyesalkan pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2024 diisi oleh pertarungan perasaan. Padahal, kata Jokowi, seharusnya Pemilu 2024 diisi pertarungan ide dan gagasan.

oleh Nanda Perdana PutraLizsa Egeham diperbarui 06 Nov 2023, 22:41 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. (Foto: Instagram @jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyesalkan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diisi oleh pertarungan perasaan. Padahal, kata Jokowi, seharusnya Pemilu 2024 diisi oleh pertarungan ide dan gagasan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam HUT ke-59 Partai Golkar di DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Senin (6/11/2023). Dalam acara ini, turut hadir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Calon Presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto

"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," kata Jokowi dalam sambutannya.

"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan karena nanti kemana-mana," sambungnya.

Jokowi pun menyinggung kondisi politik yang terjadi di Indonesia, menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Dia menilai politik saat ini banyak diisi oleh drama dan sinetron.

"Saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya (drama korea), terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat," jelasnya.

Jokowi mengajak semua masyarakat maupun tokoh politik memiliki pandangan yang sama bahwa kompetisi politik merupakan hal wajar dalam demokrasi. Dia menyebut hal yang wajar apabila seseorang ingin menang Pemilu atau Pilpres 2024.

 


Jokowi Ingin Demokrasi yang Berkualitas

Presiden Jokowi dan 3 Bacapres Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto kenakan batik dengan makna berbeda (Biro Sekretariat Presiden RI)

"Saya ingin kita semuanya memiliki pandangan yang sama, memiliki pandangan yang sama bahwa dalam demokrasi yang namanya kompetisi politik itu biasa, itu wajar. Keinginan untuk menang itu juga boleh-boleh saja itu juga wajar. Bertanding untuk menang itu juga hal yang sangat wajar," ujar Jokowi.

Kendati begitu, dia meminta semua pihak tetap menunjukkan demokrasi yang berkualitas. Jokowi tak mau Pemilu 2024 disii dengan saling memecah belah, menjelekkan, dan memfitnah

"Tetapi hal yang harus tetap kita tunjukkan adalah demokrasi yang berkualitas, demokrasi yang tidak memecah belah. Demokrasi yang tidak saling menjelekkan dan saling memfitnah," tutur dia.

"Demokrasi yang ingin kita bangun adalah demokrasi yang membangun. Yang menghasilkan solusi terhadap masalah masalah bangsa, yang menghasilkan strategi, strategi untuk kemajuan bangsa," imbuh Jokowi.


Jokowi Minta yang Menang Tidak Jemawa

Presiden Jokowi menghadiri acara HUT ke-59 Partai Golkar, Senin 6 November 2023 malam. Namun dua putranya yakni bakal cawapres Gibran Rakabuming Raka dan Ketum PSI Kaesang Pangarep tidak hadir dalam acara tersebut. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Presiden Jokowi juga mengingatkan semua peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak jemawa atau angkuh apabila menang. Jokowi juga meminta semua peserta berlapang dada apabila nantinya kalah dalam Pemilu 2024.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam acara HUT ke-59 Golkar di DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Senin (6/11/2023) malam.

"Dan ingat mulai dari sekarang yang kita pegang betul nanti jika menang jangan jemawa, jika kalah juga jangan murka," kata Jokowi dalam sambutannya.

Dia sepakat dengan Prabowo Subianto agar semua masyarakat kembali rukun dan bersatu usai Pemilu 2024. Jokowi menyebut Pemilu 2024 merupakan pertandingan antar anggota keluarga sendiri yang ingin membangun Indonesia maju.

"Setelah berkompetisi saya setuju tadi Pak Prabowo bersatu kembali, rukun kembali. Ini adalah pertandingan antar anggota keluarga sendiri, antarsesama anak bangsa yang sama sama ingin membangun negara kita Indonesia," jelasnya.


Prabowo Berubah Karena Jokowi

Ketum Partai Gerindra bakal capres KIM, Prabowo Subianto menghadiri acara HUT ke-59 Partai Golkar, Senin 6 November 2023 malam. Dalam sambutannya, Prabowo mengaku banyak berubah setelah dua kali kalah dari Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Sementara itu, bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto mengaku banyak berubah karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pernyataan itu disampaikan Prabowo langsung di hadapan Jokowi dan mengundang gelak tawa lantaran pengakuan dua kali kekalahannya di pemilihan presiden (Pilpres).

“Banyak yang bilang Pak Prabowo sekarang berubah, bagaimana tidak berubah, dua kali dikalahkan makanya saya berubah,” tutur Prabowo disambut tawa Jokowi dan hadirin di acara HUT ke-59 Golkar yang digelar di Kanto DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (6/11/2023) malam.

“Makanya saya sekarang juga bagi-bagi kaos Pak sekarang,” sambungnya.

Prabowo menyatakan banyak belajar tentang politik dari Jokowi. Dia pun bertekad mengikuti langkahnya jika berhasil menjadi Presiden RI, salah satunya mengajak pihak manapun untuk bekerja sama membangun bangsa tanpa pandang kawan atau pun lawan politik.

“Pak Jokowi terima kasih, sikap negarawan Bapak mengalahkan saya,” jelas dia.

Di dunia internasional, menurutnya sangat jarang terjadi lawan politik yang dirangkul untuk masuk pemerintahan bersama pihak pemenang. Hal itu pun banyak ditanyakan saat kunjungan kenegaraan di luar negeri.

“Saya jawab inilah Indonesia,” kata Prabowo Subianto menandaskan.

Infografis Jokowi Akan Cawe-Cawe Urusan Politik demi Kepentingan Negara. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya