Liputan6.com, Jakarta Otak adalah organ yang berfungsi sebagai pusat pengendalian utama, untuk berbagai proses biologis dan aktivitas mental. Sementara itu, usus adalah bagian dari sistem pencernaan, yang bertanggung jawab untuk mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian ilmiah yang baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah ahli, mengkaji hubungan antara sistem pencernaan (usus) dan otak dalam suatu kerangka yang disebut Poros Usus-Otak. Melibatkan bayi-bayi di Kanada sebagai subjek, penelitian ini bertujuan memahami dampak mikroba dalam sistem pencernaan, terhadap perkembangan otak dan kemampuan kognitif.
Poros Usus-Otak yang dikemukakan ini, menggambarkan konsep bahwa otak yang mengendalikan pemikiran dan emosi kompleks, ternyata sangat dipengaruhi oleh bakteri yang berada dalam sistem pencernaan, bak manusia miliki dua otak.
Penelitian ini juga menekankan hubungan yang mendalam, antara kesehatan usus dan kesehatan mental. Berikut ini penelitian terbaru dalam bidang kesehatan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (7/11/2023).
Lakukan Penelitian Inovatif kepada 50 Bayi
Pada bulan Februari 2020, bayi-bayi di Kanada tanpa disadari menjadi subjek, dari sebuah penelitian ilmiah yang inovatif. Penelitian ini meneroka batas baru dalam ilmu pengetahuan, yang disebut sebagai Poros Usus-Otak. Bidang penelitian yang baru ini mempertimbangkan hubungan yang rumit antara sistem pencernaan dan otak dan pada gilirannya, menantang pandangan konvensional tentang kesadaran dan kognisi.
Lebih kurang 50 bayi dari Ontario dan British Columbia ikut serta dalam penelitian ini. Mereka menerima paket berisi sebuah botol cairan pengawet dan spatula. Orang tua mereka kemudian mengumpulkan sampel tinja dari bayi-bayi ini, yang kemudian dikirimkan ke Universitas British Columbia untuk dilakukan analisis genetik. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana mikroba dalam sistem pencernaan, berpengaruh terhadap perkembangan otak dan kemampuan kognitif.
Advertisement
Konsep Poros Usus-Otak
Para peneliti dari berbagai bidang ilmu bergabung, untuk memahami fenomena ini. Mereka melakukan sejumlah tes untuk mengukur perkembangan kognitif bayi, termasuk kemampuan mereka dalam menjaga perhatian, mengenali ritme, dan memproses bahasa. Hasil dari tes-tes ini kemudian dikorelasikan dengan komposisi bakteri dalam usus bayi-bayi tersebut.
Terlepas dari pandangan lama yang menganggap bakteri sebagai penyebab kerusakan, sekarang kita bisa menyadari bahwa bakteri memainkan peran penting dalam pencernaan kita. Pasar produk probiotik (yang mengandung bakteri baik) telah berkembang pesat, menekankan pentingnya menjaga kesehatan usus untuk kesejahteraan secara menyeluruh.
Penelitian juga mengindikasikan bahwa gaya hidup modern, mungkin telah menyebabkan hilangnya beberapa jenis mikroba usus yang penting. Bidang studi ini juga membuka peluang menari, untuk memahami kesehatan otak dan perkembangan kognitif. Dengan terus majunya penelitian ini, kita dapat mengharapkan wawasan baru tentang pengaturan mood, fungsi kognitif, dan tidur, yang pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman kita, tentang bagaimana sistem pencernaan dan otak berinteraksi.