Orang-orang berjalan di luar tembok Kota Tua Yerusalem yang terpampang foto para sandera yang diculik oleh militan Palestina pada serangan 7 Oktober dan saat ini ditahan di Jalur Gaza, 6 November 2023. Hingga saat ini, pertempuran antara pasukan Israel dengan kelompok militan Hamas masih berlangsung di Jalur Gaza. (AHMAD GHARABLI/AFP)
Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, melaporkan 60 warga Israel yang disandera milisi meninggal dunia dalam serangan udara Tel Aviv di Jalur Gaza sejak konflik pecah 7 Oktober lalu. (AHMAD GHARABLI/AFP)
Juru Bicara Brigade Al Qassam, Abu Obeida, mengatakan setelah operasi pencarian, "masih ada 23 jenazah (para sandera) yang hilang di bawah reruntuhan." (AHMAD GHARABLI/AFP)
"Sepertinya kami tidak bisa menjangkau mereka karena agresi brutal yang sedang berlangsung oleh Israel di Gaza," kata Abu Obeida, seperti dikutip Anadolu Ajansi, Minggu (5/11). (AHMAD GHARABLI/AFP)
Dalam pernyataan sebelumnya, Brigade Al Qassam mengungkapkan ada 200-250 warga Israel yang disandera sejak konflik meletus awal bulan lalu. Para sandera merupakan tentara maupun warga sipil. (AHMAD GHARABLI/AFP)
Nasib para sandera, termasuk sandera dari pihak Palestina, hingga kini masih terlunta-lunta karena belum ada satupun kesepakatan yang dicapai untuk membebaskan mereka. (AHMAD GHARABLI/AFP)
Qatar masih berupaya memimpin mediasi antara Hamas dan Israel. Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani pun memperingatkan bahwa serangan udara Israel yang masih berlanjut di Gaza mempersulit kemungkinan pembebasan tahanan. (AHMAD GHARABLI/AFP)
Sejak perang Hamas melawan Israel pecah pada 7 Oktober lalu, Negeri Zionis menggempur Gaza besar-besaran dengan serangan darat dan udara. Lebih dari 9.770 warga Palestina tewas imbas serangan ini. (AHMAD GHARABLI/AFP)
Kondisi Gaza kian mengkhawatirkan lantaran bantuan-bantuan kemanusiaan yang masuk tak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga sipil. Kamp-kamp hingga rumah sakit juga terus menjadi target serangan Israel hingga menewaskan banyak korban sipil. (AHMAD GHARABLI/AFP)