30 Desa di Probolinggo Krisis Air Bersih Akibat Kemarau Panjang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo, mencatan ada sekitar 30 desa di daerahnya terdampak krisis air bersih hingga akhir Oktober 2023

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 08 Nov 2023, 05:02 WIB
Ilustrasi krisis air bersih (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo mencatat 30 desa krisis air bersih akibat kekeringan yang melanda hingga saat ini.

“Berdasarkan rekap data hingga akhir Oktober 2023 itu persisnya ada 51 dusun yang tersebar di 30 desa dari 14 kecamatan  mengalami krisis air bersih,” ujar petugas Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Probolinggo Silvia Verdiana, Selasa (7/11/2023).

Adapun desa yang mengalami krisis air bersih itu tersebar di Kecamatan Tegalsiwalan, Wonomerto, Banyuanyar, Tongas, Bantaran, Kuripan, Sukapura, Lumbang, Leces, Paiton, Besuk, Gading, Kotaanyar dan Tripis.

“Kami mendistribusikan air bersih berdasarkan permohonan dari pemerintah desa setempat dan hasil kaji awal tim reaksi cepat (TRC) Penanggulangan Bencanaya,” tambahnya.

Jumlah warga yang terdampak kekeringan di belasan kecamatan tersebut mencapai 61,371 jiwa atau 20.942 kepala keluarga (KK)

“Awal Juni hingga akhir Oktober 2023 kami telah menyalurkan 260 kali distribusi air dengan memberikan bantuan sebanyak 1.472.000 liter air bersih, 13 tandon air, dan 37 jerigan telah  kita distribusikan untuk penanganan daruat Krisi air bersih,”tuturnya.

Ia menjelaskan jumlah daerah terdampak kekeringan fluktuatif sejak tahun 2013 hingga 2023 bergantung faktor yang mempengarugi, misalnya berkurangnya volume air, mengeringnya sumber mata air, tidak adda cadangan air, maupun faktor infrastuktur lainnya.

"Untuk upaya penanganan kami terus mendistribusikan air bersih dan logistik kekeringan sambil memantau daerah lainya karena sebagian besar wilayah di Probolinggo masih kemarau panjang, sehingga dimungkinkan masih ada daerah terdampak kekeringan," ujarnya.

 


Manfaatkan Air Bersih Lebih efektif

Sementara itu, Indonesia bersiap menghadapi dampak fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Silvia mengimbau kepada masyarakat untuk memitigasi bencana kekeringan ini. Seperti memanfaatkan sumber air secara efektif, kemudian memprioritaskan penggunaan air untuk minum dan keperluan penting lainya.

“Penanaman pohon yang banyak juga membantu tetap menjaga ketersedian sumber mata air di daerah sekitar. Jika ada daerah terdampak kekeringan masyarakat silahkan melapor ke pemerintah desa dan akan kita tindak lanjuti,”katanya.

Infografis Kemarau Panjang, Indonesia Terancam Kekeringan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya