Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, pasar modal Indonesia saat ini berada di peringkat ke-5 dari sisi jumlah penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) secara bursa global dan ke-7 dari sisi penggalangan dana (fundraise).
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, dari sisi ekuitas saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak sideways. Sepanjang tahun ini berada di level 6.800-an dengan kapitalisasi pasar tembus lebih dari Rp 10.000 triliun. Selain itu, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) mencapai Rp 10,5 triliun per hari.
Advertisement
"Kapitalisasi pasar kita baru saja mencatatkan rekor baru pada 18 Oktober 2023 mencapai angka Rp 10.696 triliun," kata Iman dalam acara CEO Networking 2023, Selasa (7/11/2023).
Dia bilang, pencatatan saham pun masih terus bertumbuh. Hingga 2023, terdapat 74 pencatatan saham baru disertai dengan pipeline 29 saham.
"Jumlah pencatatan saham baru ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah dengan fundraise mencapai Rp 53,1 triliun dengan mengantarkan jumlah total perusahaan tercatat saham 899 perusahaan," kata dia.
Dia mengungkapkan, apabila mencermati kondisi jumlah perusahaan tercatat di bursa global per September 2023, mayoritas masih mengalami pertumbuhan di level 1-3 persen. Sedangkan, BEI mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,9 persen.
Di samping itu, ia menuturkan, dari sisi produk obligasi, total outstanding produk obligasi denominasi rupiah mencapai Rp 5.980 triliun, sementara denominasi dolar AS (USD) mencapai USD 571 juta , melalui sistem perdagangan alternatif dengan rata-rata transaksi hariannya mencapai Rp 425 miliar atau setara 1,52 persen perdagangan pasar obligasi.
Investor Pasar Modal
Kemudian, ia menjelaskan, terbaru ada unit karbon yang setelah peluncuran 26 September 2023 lalu hingga akhir Oktober tercatat total unit karbon lebih dari 1,27 tCO2 ekuivalen dari dua proyek tercatat milik Pertamina NRE dan anak usaha PLN dengan total volume perdagangan mencapai lebih dari 464 ribu tCO2 ekuivalen senilai Rp 29 miliar.
"Ke depannya tentu BEI senantiasa melakukan penyempurnaan, dan peluncuran produk baru untuk menyediakan produk investasi yang bervariasi, untuk dapat memenuhi kebutuhan investor pasar modal," imbuhnya.
Tak hanya itu, Iman menjabarkan, dari sisi permintaan terdapat 1,6 juta investor pasar modal baru sepanjang 2023 yang menjadikan total investor di pasar modal Indonesia mencapai 11,9 juta investor atau tumbuh 5 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.
Jumlah investor tersebut didominasi oleh investor muda generasi milenial dan Gen Z, diantara investor tersebut jumlah investor saham mencapai lebih dari 5 juta investor atau naik 5 kali lipat dari 2019. Sehingga, partisipasi investor ritel pun terjaga.
Pada 2023, investor institusi turut mengalami peningkatan. Hal ini mencerminkan keyakinan investor untuk melakukan investasi di pasar saham Indonesia masih cukup terjaga meski dihadapkan situasi ekonomi global dan domestik yang dihadapkan dengan ketidakpastian.
"Peningkatan jumlah investor juga merupakan hasil dari upaya BEI dan dukungan stakeholder yang senantiasa aktif melakukan sosialisasi, edukasi, literasi kepada masyarakat," ujar dia.
Advertisement
OJK Sebut Ada 65 Rencana IPO Senilai Rp 11,34 Triliun
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut masih ada 65 rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di pipeline penghimpunan dana di pasar modal.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, hingga saat ini penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi, yaitu tercatat sebesar Rp 204,14 triliun dengan 68 emiten tercatat. Bahkan, penghimpunan dana per Oktober ini telah memenuhi capaian target pada 2023, yakni Rp 200 triliun.
"Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 97 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 54,48 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan," kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (30/10/2023).
Terkait rinciannya, terdapat 65 perusahaan antre IPO di pasar modal dengan nilai sebesar Rp 11,34 triliun. Kemudian, PUT sebanyak 14 penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 23,93 triliun.
Adapun penerbitan EBUS sebanyak 12 dengan nilai sebesar Rp 16,01 triliun dan sisanya penerbitan PUB EBUS sebanyak 6 perusahaan dengan nilai sebesar Rp 3,20 triliun.
Sedangkan, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 27 Oktober 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 467 Penerbit, 164.210 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,01 triliun.
OJK Sebut Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 204,14 Triliun, Lampaui Target 2023
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar menyentuh angka Rp 204,14 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 68 emiten hingga 27 Oktober 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi. Bahkan, penghimpunan dana per Oktober ini telah memenuhi capaian target pada 2023, yakni Rp 200 triliun.
"Sementara itu, pipeline penawaran umum masih terdapat 97 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 54,48 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan," kata Inarno dalam dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (30/10/2023).
Terkait rinciannya, terdapat 65 perusahaan antre IPO di pasar modal dengan nilai sebesar Rp 11,34 triliun. Kemudian, PUT sebanyak 14 penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 23,93 triliun.
Adapun penerbitan EBUS sebanyak 12 dengan nilai sebesar Rp 16,01 triliun dan sisanya penerbitan PUB EBUS sebanyak 6 perusahaan dengan nilai sebesar Rp 3,20 triliun.
Sedangkan, untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, hingga 27 Oktober 2023 telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 467 penerbit, 164.210 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,01 triliun.
Advertisement