Jurus Coldplay Gelar Konser Ramah Bumi, Sampai Dapat Pengakuan dari Profesor MIT

Pada tahun pertama tur konser Coldplay yang bertajuk Music of the Spheres World Tour, terungkap bahwa penurunan jejak karbon mencapai 47 persen.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 07 Nov 2023, 16:30 WIB
Pada tahun pertama tur konser Coldplay yang bertajuk Music of the Spheres World Tour, terungkap bahwa penurunan jejak karbon mencapai 47 persen. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez, File)

Liputan6.com, Jakarta Sejak diumumkan beberapa bulan lalu, euforia konser Coldplay di Jakarta terus menggelora. Seperti diketahui, Chris Martin dkk akan manggung di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 15 November 2023 mendatang dalam pertunjukan bertajuk Music of the Spheres World Tour.

Namun tahukah Anda bahwa pelantun “A Sky Full of Stars” tersebut benar-benar menjaga konser mereka agar ramah bumi?

Pada awal Juni 2023 Coldplay bahkan merilis hasil dari upaya mereka menurunkan emisi karbon yang timbul dalam perjalanan maupun penampilan mereka. Yang dianalisis, adalah jejak karbon mereka sepanjang tur tersebut selama 12 bulan, sejak tahun 201.

Tang tanggung-tanggung, Coldplay bahkan bekerja sama dengan Profesor John E Fernandez dari Inisiasi Solusi Isu Lingkungan dari Intitut Teknologi Massachusetts atau Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Dalam unggahan di media sosial resmi Coldplay, terungkap bahwa penurunan jejak karbon mencapai 47 persen. Ini mendekati target yang mereka ingin capai, 50 persen.

“Ini adalah permulaan yang baik, sesuatu yang mestinya membuat kru kami bangga – tapi masih ada yang bisa ditingkatkan,” kata grup ini dalam unggahan di akun Instagram-nya, 2 Juni 2023 lalu.

Tak berpuas diri, pada tahun kedua penyelenggaraan tur ini, Coldplay berkomitmen untuk terus melakukan konser dengan konsep sehijau mungkin.


Pakai Baterai Elektrik

Unggahan Coldplay di Instagram mengenai upaya gelar tur konser ramah bumi. (Instagram/ coldplay)

“Kini, dalam tahun kedua tur, kami sudah mulai menjalankan seluruh pertunjukan (audio, cahaya, laser, dll) dengan menggunakan sistem baterai elektrik yang memungkinkan kami menggunakan 100 persen energi terbarukan seefisien mungkin,” tulis Coldplay dalam unggahannya.

Ditambahkan, “Kami juga telah menggunakan kendaraan elektrik dan bahan bakar alternatif kapan pun kami bisa melakukannya, dan juga mengurangi sampah dan penggunaan plastik seminimal mungkin."


Didukung Penuh Profesor MIT

Vokalis Coldplay, Chris Martin tampil di Stadion Parken di Kopenhagen, Denmark, Rabu 5 Juli 2023. (Mads Claus Rasmussen/Ritzau Scanpix via AP)

Upaya Coldplay ini ternyata mendapat apresiasi dari Profesor John E Fernandez dari MIT.

"Berdasarkan review mendetail atas kinerja tim sustainabilitas Coldplay yang memberikan saran kepada pihak band dan manajemen atas dampak CO2 saat tur, kami mendukung penuh upaya ini yang begitu penting, diperiksa ketat secara ilmiah, dan memiiki kualitas tertinggi,” begitu pernyataan sang profesor.


Coldplay Adalah Pelopor

“Band ini berhak mendapat pujian tinggi dalam melakukan hal ini, sekaligus beraksi sebagai pelopor dalam industri musik global, di mana hal ini sekarang ini hidup dan membuat musik dalam Anthropocene dinilai dengan serius,” kata sang profesor lagi.

Anthropocene sendiri adalah istilah untuk menggambarkan masa di mana keberadaan manusia memiliki dampak besar kepada bumi.

Jadi makin semangat nonton konser Coldplay dong, kalau begini!

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya