Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil Forum Rektor Indonesia (FRI) ke Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/11/2023). Melalui Ketua FRI Mohammad Nasih, Jokowi meminta para rektor perguruan tinggi atau universitas memberikan masukan kepada tiga calon presiden (capres) terkait apa yang harus dilakukan dalam menjalankan kepemimpinan untuk kemajuan Indonesia.
"Jadi bukan sebaliknya—bukan capres yang kemudian menarik kita, tapi kita yang kemudian diminta untuk memberikan masukan-masukan apa yang mesti dilakukan untuk Indonesia maju itu. Dan itu nanti akan berkaitan dengan banyak sekali diskusi-diskusi di kami," jelas Nasih kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/11/2023).
Advertisement
Dia menyebut bahwa banyak pemilih pemula di perguruan tinggi yang perlu mendapatkan sosialisasi dan informasi yang benar terkait Pemilu 2024. Oleh sebab itu, kata Nasih, perguruan tinggi akan mengajak para capres mendengarkan masukan dari para calon pemilih.
"Tapi bukan capres yang sampaikan, tapi justru kami yang sampaikan dan memberi informasi kepada para capres," ujar Nasih.
Dalam pertemuan itu, Jokowi dan pengurus FRI juga membahas mengenai tantangan yang dihadapi untuk menuju Indonesia Emas 2045. Salah satunya, menyiapkan sumber daya manusia.
"Ada beberapa fokus yang tadi kita diskusikan berkaitan dengan tantangan ke depan yakni bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang unggul untuk—agar tahun 2045 itu benar-benar Indonesia bisa menjadi negara lima besar dan tentu Indonesia Emas 2045," tutur Nasih.
Nasih menuturkan bahwa Jokowi memberikan tugas kepada FRI agar dapat berkontribusi dalam memformulasikan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 secara lebih teknis. Sehingga, menjadi pijakan bagi para pemimpin Indonesia selanjutnya.
"Sehingga keberlanjutan pembangunan di Indonesia untuk mengarah ke satu sektor yang sama yaitu menuju Indonesia Maju 2045," jelas dia.
Roadmap Pengembangan Sains
Dia menyampaikan sejumlah kunci utama guna mencapai cita-cita tersebut. Selain kualitas sumber daya manusia, peta jalan pengembangan sains dan teknologi juga dinilai menjadi pilar bagi sebuah negara maju.
"Di manapun negara maju pasti sains dan teknologinya maju, sehingga ini juga akan menjadi bagian masukan yang kita sampaikan untuk kita detailkan lebih lanjut ke depan," ungkapnya.
"Roadmap pengembangan sains dan teknologi di Indonesia seperti apa untuk mendorong ketahanan pangan, untuk mendorong ketahanan kesehatan, untuk mendorong ketahanan energi, dan intinya kita semua menjadi negara yang berdikari, mandiri, dan tentu maju," sambung Nasih.
Advertisement