IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China 2023 jadi 5,4%, Tapi Awas Krisis!

IMF mengingatkan perekonomian Tiongkok masih dibayangi krisis di sektor real estate.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Nov 2023, 12:30 WIB
Maksimum harian yang dicatat pada hari Kamis adalah yang tertinggi kedua dalam sejarah kota itu, tepat di bawah 41,9 derajat celsius yang dicatat oleh Beijing pada 24 Juli 1999. (AP Photo/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi 5,4 persen untuk tahun 2023.

Kenaikan proyeksi ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan, dan pengumuman kebijakan Beijing baru-baru ini.

Namun, IMF mengingatkan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih dibayangi krisis di sektor real estate.

IMF juga tidak mengubah prediksi melambatnya pertumbuhan Tiongkok di 2024 mendatang menjadi 4,6 persen.

 

"(Ini karena) di tengah berlanjutnya pelemahan pasar properti dan lemahnya permintaan eksternal," kata Wakil Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath, dikutip dari CNBC International, Rabu (8/11/2023).

"(Terkait real estat) tekanannya masih ada. Masih banyak tekanan di pasar," bebernya.

Gopinath melihat, perlambatan ekonomi Tiongkok tidak akan selesai dalam waktu cepat, mengingat real estat merupakan salah satu sektor penyumbang lebih dari seperempat perekonomian negara itu.

Kemungkinan Kontraksi

Beberapa analis bahkan memprediksi kemungkinan kontraksi sebesar 10 poin persentase.

Merespon tantangan tersebut, Beijing mulai menertibkan ketergantungan pengembang terhadap utang untuk pertumbuhan pada tahun 2020, namun baru-baru ini melonggarkan beberapa tindakan.

"Beberapa kemajuan telah dicapai, tetapi masih diperlukan lebih banyak lagi," jelas Gopinath.

Ia mengatakan, pemerintah pusat bisa berperan besar dalam memberikan pendanaan secara langsung. "Kami pikir hal ini akan membantu meningkatkan kepercayaan rumah tangga. Tetapi kami juga berpikir penting untuk segera mengeluarkan pengembang properti yang tidak layak," ucap Wakil Direktur Pelaksana IMF.


Tak Beri Dampak pada Harga Komoditas

Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan dengan yang lain menggunakan iPhone saat mereka menunggu bus mereka di halte bus yang menampilkan iklan iPhone di Beijing pada Minggu (30/10/2022). Para pekerja iPhone Apple Inc meninggalkan pabrik karena lokasinya berada dalam zona industri Kota Zhengzhou yang sedang diberlakukan lockdown setelah adanya 64 laporan kasus virus corona di kawasan tersebut. (AP Photo/Andy Wong)

Di sisi lain, IMF tidak memperkirakan dampak besar dari peningkatan perkiraan ekonomi Tiongkok terhadap harga komoditas.

"Apa yang akan mempunyai dampak yang lebih besar adalah jika Tiongkok mampu menaikkan perkiraan pertumbuhan jangka menengahnya dari saat ini sebesar 3,5 persen. Hal ini dapat dicapai jika Tiongkok melakukan reformasi yang tepat," paparnya.

"Saya mendengar dari beberapa otoritas bahwa mereka tidak hanya tertarik pada nomor berita utama. Mereka ingin pertumbuhannya berkualitas tinggi, berkelanjutan, inklusif, dan mereka bekerja di berbagai bidang di sini," ujarnya.


Tantangan Pembuat Kebijakan Tiongkok dalam Memulihkan Real Estat

Agen real estat mempromosikan bangunan apartemen bertingkat tinggi di pusat perbelanjaan di Penang (1/8/2020). Malaysia tengah memperingatkan gelombang kedua virus corona COVID-19. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Sejauh ini, para pengambil kebijakan masih mengambil langkah-langkah dalam beberapa minggu terakhir untuk mengumumkan dukungan lebih lanjut bagi sektor real estat dan pemerintah daerah yang sedang mengalami kesulitan.

Beijing juga membuat keputusan langka untuk meningkatkan defisit anggaran.

"Tujuan pihak berwenang untuk merekayasa penyesuaian yang diperlukan di pasar properti disambut baik," kata Gopinath dalam pernyataannya.

"Tantangannya adalah meminimalkan dampak ekonomi dan membendung risiko terhadap stabilitas keuangan makro," ungkapnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya