Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana menetapkan kuota impor beras tahun depan sebesar 2 juta ton untuk tahun 2024 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Perum BULOG.
Sejauh ini, impor beras Indonesia pada periode Januari hingga September 2023 telah mencapai 1,79 juta metrik ton, dengan stok beras BULOG sebesar 1,4 juta ton pada awal bulan ini.
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Rabu (8/11/2023) Sekretaris Perusahaan Perum BULOG, Awaludin Iqbal mengatakan bahwa realisasi impor untuk tahun 2024 akan bergantung pada pasokan dan permintaan dalam negeri.
Besarnya kuota impor beras dikeluarkan untuk meredam kenaikan harga dalam negeri imbas fenomena kekeringan atau El Nino. Data BPS menunjukkan, rata-rata harga eceran beras di Indonesia pada bulan Oktober naik lebih dari 19 persen secara tahunan.
Pembagian Beras
Kuota tahun 2024 diberikan setelah pemerintah memutuskan untuk memperpanjang skema pembagian beras hingga bulan Juni, sebuah program yang menyediakan 10 kg beras setiap bulannya kepada 22 juta rumah tangga berpendapatan rendah.
"Kami memutuskan untuk memperpanjang program ini mengingat harga beras belum turun," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam keterangan terpisah kepada wartawan.
Bea masuk atas 1,5 juta ton impor beras tambahan pun akan ditiadakan untuk memastikan harga beras impor tetap terjangkau, kata Badan Pangan Nasional. "Insentif in karena harga di luar negeri cukup tinggi dan nilai tukar dolar sudah mendekati Rp 16.000," ungkap Ketua Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adiz.
Bansos Pangan Diperpanjang, 22 Juta Keluarga Dapat Beras 10 Kg
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan Presiden Joko Widodo telah menyetujui bahwa bantuan pangan beras dan bantuan penanganan stunting akan diperpanjang selama 6 bulan, yakni pada bulan Januari-Juni 2024.
"Kalau beras dan (pangan) stunting sampai Juni 2024, hanya itu. El Nino tidak," kata Airlangga saat ditemui usai konferensi pers PDB Kuartal III 2023, di kantor Kementerian Perekonomian, Senin (6/11/2023).
Untuk rinciannya, bantuan beras yang akan diberikan yakni sebanyak 10kg kepada 22.004.077 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sedangkan untuk bantuan stunting, akan diberikan kepada 1.446.089 Keluarga Risiko Stunting (KRS) dari data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Bantuan stunting tersebut sejumlah Rp446,242 miliar per kuartalnya atau sekitar Rp892 miliar di semester pertama tahun depan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pemerintah telah menyalurkan anggaran Rp 7,9 triliun untuk bantuan beras tahap pertama periode Maret - Mei 2023.
Kemudian, untuk tahap kedua, Pemerintah mengalokasikan Rp 8 triliun untuk bantuan beras periode September - November 2023. Lalu, Pemerintah menambah anggaran bantuan beras sebesar Rp 2,67 triliun untuk periode Desember 2023.
Maka secara keseluruhan total bantuan beras sebanyak 10 kg untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam tahun 2023 sebesar Rp 18,27 triliun.
Advertisement
Demi Jaga Daya Beli
Lebih lanjut Airlangga menegaskan, Pemerintah akan terus berupaya menjaga daya beli masyarakat, yang dilakukan melalui penambahan bantuan sosial dan memastikan penyalurannya tepat sasaran. Selain itu, penanganan stunting menjadi salah satu fokus untuk segera dilaksanakan.
Adapun terkait kondisi Bulog per 2 november 2023 stoknya mencapai 1.442.945 ton. Kemudian, realisasi penyaluran bantuan pangan di bulan September sebesar 94,95 persen, dan di bulan Oktober 94,89 persen, serta November di 18,45 persen. Sementara untuk bulan Desember masih dalam persiapan.
"Dan kita masih ada di bulan Desember," tutup Airlangga.