Liputan6.com, Naypyidaw - Pasukan oposisi dilaporkan telah merebut sebuah kota di Myanmar tengah. Hal tersebut diungkapkan pemerintah bayangan dan media lokal pada Selasa (7/11/2023).
Pemerintah bayangan, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), memuji perebutan Kota Kawlin, yang memiliki populasi sekitar 25.000 jiwa, sebagai kemenangan penting.
Advertisement
Militer Myanmar disebut tengah berjuang melawan lonjakan kekerasan ketika kekuatan yang menentangnya, termasuk pasukan etnis minoritas, melancarkan serangan-serangan baru.
"Pekan lalu, pasukan oposisi menyerang pasukan junta militer Kawlin, sebelum mengalahkan mereka pada Senin dan mengambil alih kota tersebut," ungkap NUG, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/11).
Kementerian pertahanan pemerintah bayangan mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan tentara mengibarkan bendera kelompok perlawanan yang bersekutu dengan pemerintah bayangan.
"Sebuah kota setingkat distrik berada di bawah kendali kami sekarang," kata Perdana Menteri NUG Mahn Winn Khaing Thann di platform media sosial X.
"Sungguh kemenangan yang luar biasa!"
Junta militer Myanmar belum mengomentari kabar ini.
Peringatan Ahli
Kota Kawlin jatuh setelah sekelompok kecil tentara junta militer menyerah pasca pertempuran sengit, kata media lokal Myanmar Now, mengutip seorang prajurit pemberontak.
Namun, Richard Horsey, analis di lembaga nirlaba International Crisis Group, menuturkan bahwa perlawanan mungkin akan kesulitan mempertahankan kendali atas Kawlin.
"Tidak sulit untuk menyerbu dan menguasai kota provinsi yang dekat dengan pegunungan. Namun, akan sulit untuk mempertahankannya," katanya kepada Reuters.
Seorang warga Kawlin berusia 28 tahun, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan mereka meninggalkan kota itu pada akhir pekan setelah pertempuran sengit terjadi antara pemberontak dan tentara junta militer yang didukung oleh serangan udara.
"Rumah tetangga kami dihantam. Tidak ada cara untuk tinggal di sana dengan aman," kata warga tersebut. "Jadi, hampir semua orang sudah pergi."
Pasukan oposisi, sebut NUG, telah mengambil alih kantor polisi Kawlin, kantor administrasi distrik, bank dan perusahaan-perusahaan penting lainnya.
NUG, yang terdiri dari sisa-sisa pemerintahan pemimpin terguling Aung San Suu Kyi dan lainnya, telah menjalin hubungan dengan sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, untuk menggalang dukungan bagi perjuangannya melawan junta militer.
Advertisement
Kekejaman terhadap Warga Sipil
Dalam serangan terpisah, NUG mengatakan pasukannya dan sekutunya telah mengambil alih kota lain di divisi Sagaing, tempat Kawlin juga berada, yakni sebuah distrik yang berbatasan dengan India.
Selain NUG, aliansi tentara etnis minoritas pada akhir bulan lalu melancarkan serangkaian serangan mendadak yang terkoordinasi terhadap sasaran junta di sepanjang wilayah yang berbatasan dengan China.
Kelompok hak asasi manusia dan pakar PBB menuduh militer melakukan kekejaman terhadap warga sipil dalam upayanya menghancurkan perlawanan. Junta militer menuturkan mereka memerangi teroris dan mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan permusuhan.