Liputan6.com, Kota Batu - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Kota Batu untuk memetakan titik rawan bencana menjelang musim penghujan.
Khofifah meminta pemerintah daerah segera memetakan titik rawan bencana pascakemarau panjang di Indonesia. Dia juga berharap agar pejabat daerah fokus pada pemetaan potensi tanah longsor.
Advertisement
"Setelah musim kemarau, maka muncul tanah-tanah yang retak dan diprediksi jika musim hujan akan berisiko longsor," kata Khofifah di Kota Batu, Selasa (7/11/2023), dilansir dari Antara.
Khofifah menjelaskan, semua pihak memiliki perananan masing-masing dan peduli untuk melakukan pendataan titik-titik potensi bencana.
Dirinya meminta semua pemangku kepentingan melakukan berbagai persiapan sehingga jika terjadi bencana tidak menimbulkan korban jiwa.
Menurutnya, bencana kebakaran hutan seperti di kawasan Gunung Arjuno dan Gunung Bromo saat musim kemarau, menjadi catatan penting untuk dilakukan pendataan titik-titik rawan bencana.
"Kita sudah melakukan upaya dengan alat dan teknologi saat mitigasi dan rehabilitasi. Diprediksi minggu kedua dan ketiga November ini, intensitas hujan mulai lebih tinggi," jelasnya.
Ia menambahkan, semua pihak diharapkan memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap risiko bencana, termasuk di wilayah Kota Batu yang memiliki sudut kemiringan tertentu yang memiliki sejumlah potensi bencana.
"Kita tidak menginginkan adanya korban jiwa, semua titik rawan harus membangun tim koordinasi lokal regional dan nasional, harus terpantau, termasuk tempat wisata. Saya mengingatkan kita semua untuk melakukan antisipasi," katanya.
Tingkat Kemiringan Kota Batu
Dalam kesempatan itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menambahkan, wilayah Kota Batau juga memiliki potensi terjadinya bencana cukup besar. Terlebih, kota tersebut berada di lereng pegunungan dengan tingkat kemiringan yang tinggi.
Aries berharap seluruh elemen yang mendukung mitigasi bencana lebih bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya. Arahan Gubernur Jawa Timur, diharapkan seluruh pihak bisa melakukan komunikasi dengan maksimal untuk kesiapan menghadapi bencana.
"Dengan komunikasi yang baik maka kita berharap akan lebih siap dalam menghadapi bencana, terutama di Kota Batu sebagai destinasi pariwisata agar jika muncul bencana tidak sampai menimbulkan korban jiwa," katanya.
Kesiapsiagaan bencana menjelang musim hujan bertujuan untuk menguatkan sinergitas jajaran pemerintah kota dan kabupaten, BMKG, Forkopimda dan relawan sehingga semua pihak mempersiapkan sarana dan prasarana dalam mengantisipasi terjadinya korban saat bencana.
Advertisement