Jelang Musim Hujan, BPBD Purwakarta Antisipasi 3 Bencana Musiman

BPBD Kabupaten Purwakarta mulai pasang mata guna mengantisipasi datangnya bencana alam yang kerap datang saat pergantian musim.

oleh Asep Mulyana diperbarui 09 Nov 2023, 13:00 WIB
Bencana tanah longsor di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, yang terjadi beberapa waktu lalu. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Purwakarta Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, merupakan salah satu daerah yang rawan bencana alam saat pergantian musim. Hasil pemetaan pemerintah daerah setempat, ada tiga bencana alam musiman yang harus diantisipasi, yakni, pergerakan tanah/longsor, banjir, dan angin ribut.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purwakarta, Heryadi Erlan menuturkan, saat ini pihaknya telah pasang mata dan mulai menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi bencana alam yang kerap datang saat pergantian musim.

"Kami berharap seluruh pihak pasang mata. Kami juga telah mulai menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi bencana alam musiman saat pergantian musim itu," ujar Abah Erlan, panggilan akrab Heryadi Erlan, kepada Liputan6.com, Rabu (8/11/2023).

Abah Erlan menjelaskan, pihaknya telah menguatkan komunikasi dengan seluruh pihak terkait sebagai langkah antisipasi guna meminimalisasi dampak yang timbul dari bencana alam di pergantian musim ini. Sebab, potensi bencana seperti banjir, langsor, dan pohon tumbang masih mengintai wilayahnya.

Adapun yang paling diantisipasi, lanjut dia, itu bencana alam longsor dan pergerakan tanah. Untuk tanah longsor sendiri, hasil pemetaan jajarannya itu berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada.

Hanya saja, dari 192 desa/kelurahan yang ada di 17 kecamatan itu terbagi menjadi dua kelas. Yakni, sebanyak 38 desa masuk dalam kelas risiko longsor sedang, serta 154 termasuk ke kelas risiko rendah.

Kebanyakan, kata dia, wilayah rawan longsor ini berada di daerah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung. Sehingga, saat diguyur hujan, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur.

Untuk wilayah yang beresiko sedang, itu di antaranya sejumlah desa yang ada Kecamatan Bojong, Darangdan, Maniis, Pasawahan, Pondoksalam, Sukasari dan Tegalwaru.

 


Potensi Bencana Lain

Selanjutnya, sambung dia, untuk bencana banjir juga berpotensi di seluruh wilayah. Adapun banjir yang sering terjadi di wilayahnya ada tiga tipe. Pertama banjir bandang karena alih fungsi lahan atau kerusakan hutan karena eksploitasi yang tidak terkendali.

Kemudian, lanjut dia, banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi. Terakhir, banjir yang disebabkan oleh tersendatnya aliran air oleh tumpukan sampah. Umumnya, banjir tersebut terjadi di wilayah perkotaan.

Sedangkan, untuk daerah yang rawan puting beliung dari hasil pemetaan jajarannya itu hampir seluruh kecamatan yang ada berpotensi. Namun, yang paling kita awasi itu Kecamatan kota, Bungursari dan Babakan Cikao.

Terkait data bencana alam yang terjadi selama 2023 ini, Abah Erlan pun menjelaskan, terhitung dari Januari sampai Oktober kemarin telah terjadi 114 bencana alam di 14 kecamatan yang ada. Rinciannya, 12 kejadian angin puting beliung, 4 kejadian tanah longsor, 5 kejadian Karhutla, 83 bencana kekeringan dan 10 bencana lainnya.

"Karena sepanjang 2023 ini musim kering, bencana yang terjadi kebanyakan faktor kekeringan," jelas dia.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari bencana alam selama 2023 ini, lanjut dia, di antaranya menyebabkan 68 unit rumah warga rusak, 5 titik lahan/hutan yang terkena bencana dan satu titik tempat penimbunan terbuka (TPT) ambruk.

Selain itu, ada sebanyak 5.424 kepala keluarga (KK) atau sekitar 11.799 jiwa yang terkena dampak dari serangkaian bencana tersebut. Menurut dia, situasi ini memerlukan perhatian serius dari semua pihak, termasuk instansi terkait untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat yang terdampak.

Sejauh ini, ia menambahkan, BPBD Purwakarta bersama-sama dengan pemerintah daerah dan stakeholder terkait tengah berupaya untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada warga yang terdampak, serta menjalankan langkah-langkah pencegahan dan mitigasi lebih lanjut guna mengurangi risiko bencana di masa mendatang.

Sebagai bagian dari antisipasi, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk lebih tanggap. Hal mana, kalau terjadi bencana di satu wilayah mereka diimbau supaya segera laporkan ke pemkab. Dengan komunikasi satu arah ini, diharapkan dampak bencana alam bisa diminimalisasi.

"Sebagai bagian dari antisipasi, kami juga mengajak masyarakat untuk menggalakan bebersih lingkungan," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya