Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kasus cacar monyet atau Mpox di Indonesia per 7 November 2023 sudah mencapai 38 kasus. Dari total jumlah ini, kasus Mpox muncul terdeteksi di Depok dan Cirebon, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menyebut, ada penambahan tiga kasus cacar monyet baru pada Selasa (7/11/2023), sehingga total akumulatif Mpox menjadi 38 kasus.
Advertisement
"Update Mpox jadi 38 kasus, tambah 3 kasus baru. Kemarin 35 kasus, ada satu kasus baru asal Kota Cirebon," kata Maxi dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu, 8 November 2023.
Seluruh temuan kasus Mpox yang terdeteksi masih dilaporkan tertular melalui kontak seksual.
Rincian penyebaran kasus Mpox di Indonesia meliputi wilayah berikut ini:
DKI Jakarta: 29 kasus
- Jakarta Selatan: 11 orang
- Jakarta Barat: 8 kasus
- Jakarta Timur: 5 kasus
- Jakarta Utara: 3 kasus
- Jakarta Pusat: 2 kasus
Provinsi Banten: 5 kasus
- Tangerang: 2 kasus
- Kota Tangerang Selatan: 2 kasus
- Kota Tangerang: 1 kasus
Provinsi Jawa Barat: 4 Kasus
- Kota Bandung: 1 kasus
- Kota Bekasi: 1 kasus
- Kota Cirebon: 1 kasus
- Kota Depok: 1 kasus
12 Pasien Mpox sudah Sembuh
Kelompok usia yang paling banyak teridentifikasi positif cacar monyet berada di rentang 30 hingga 39 tahun, angka positivity rate terpantau meningkat signifikan, tetapi paling tinggi terjadi di 31 Oktober 2023.
"Sejauh ini, 12 orang sudah sembuh," tutur Maxi Rein Rondonuwu.
Secara garis besar, perkembangan kasus Mpox di Indonesia, antara lain:
- Konfirmasi positif: 38
- Probable: 0
- Suspek: 17
- Discarded: 109
- Sembuh: 12
Advertisement
Belum Ada Kasus Kematian Akibat Cacar Monyet
Penularan cacar monyet juga tidak mudah menular lantaran harus melalui hubungan seksual. Utamanya penularan Mpox terjadi pada kelompok tertentu seperti Lelaki Suka Lelaki (LSL).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penanganan kasus Mpox sampai saat ini mampu tertangani dan belum ada laporan kasus kematian.
"Yang pasti ini kan penularannya khas, enggak mudah menular, harus ada hubungan seksual. Khususnya kelompok-kelompok dengan faktor-faktor risiko khusus misalnya LSL ya," kata Budi Gunadi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/11/2023).
"Obatnya juga sudah ada dan obatnya jenis antivirus. Kita sudah datangkan dan hampir semuanya pasien Mpox seharusnya sehat ya, bisa sembuh. Sampai sekarang belum ada yang wafat, jadi masih bisa tertangani."
Mayoritas kasus positif Mpox memiliki orientasi seksual Lelaki Suka Lelaki (LSL) dan pengidap HIV. Adapun tiga gejala Mpox terbanyak yang dialami pasien, yakni:
- Lesi
- Demam
- Ruam
Adapun pemenuhan kebutuhan penanganan kasus cacar monyet, Kemenkes melakukan pengadaan obat dan vaksin Mpox, antara lain:
- Obat: 1.008 botol Tecovirimat
- Vaksin: 4.500 vaksin Mpox
Kasus Mpox Meningkat di Perkotaan
Budi Gunadi Sadikin kembali menekankan, penyakit Mpox terbilang sensitif karena terjadi di kelompok segmen khusus seperti Lelaki Suka Lelaki karena perilaku berganti-ganti pasangan dan berkontak seksual.
"Akibatnya, kalau kita lihat tracing report ya agak serem. Kasus ini makin lama makin meningkat terutama di perkotaan dan ini membawa penyakit Mpox dan HIV," terangnya.
"Sebenarnya kita tidak terlalu high profile soal ini. Kami kerja di bawahnya diam-diam juga dengan kelompok-kelompok sosial masyarakat yang memang masuk di bidang ini. Karena takutnya kan memberikan stigma sehingga tidak efektif intervensi kesehatannya."
Advertisement