Ganjar Pranowo Paparkan Jurus Jitu Bereskan Masalah BUMN

BUMN masuk dalam salah satu poin visi-misi Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Yakni, merujuk pada BUMN yang unggul di skala regional maupun global.

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Nov 2023, 20:00 WIB
Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023). (arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo mengaku punya solusi agar kerja dari perusahaan pelat merah semakin positif kedepannya. Menyusul, data yang dimilikinya menyebut ada BUMN yang dinilai 'ugal-ugalan'.

Diketahui, BUMN masuk dalam salah satu poin visi-misi Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Yakni, merujuk pada BUMN yang unggul di skala regional maupun global.

Dia mengatakan, ada sejumlah perusahaan pelat merah yang sulit balik modal usai menggarap proyek infrastruktur. Dia juga menyinggung soal kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN) yang sering disuntik ke BUMN.

"Yang sudah ada kita review, yang mau maju, sekarang kita (peraturan) ketat pak," ujar dia dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Salah satu modalitas untuk menjaga tata kelola (governance) di BUMN adalah komitmen yang dimiliki. Di mengklaim pasangan Ganjar-Mahfud memiliki modalitas tersebut.

"Saya senang bisa berpasangan dengan pak Mahfud, kami berangkat bukan dari orang yang berada. Bapak saya pejabat tinggi pak, Ketua RT, dan kami berasal betul-betul dari bawah kami punya komitmen bersama untuk anti korupsi, pada pemerintahan bersih, dan masing-masing dari kami punya track record untuk melakukan itu," bebernya.

Hal ini, kata Ganjar, mampu jadi salah satu upaya untuk membereskan masalah yang ada di lingkungan BUMN. Tujuannya membereskan masalah yang ada dan memperbaiki model bisnis kedepannya.

"Artinya, ketika kita menangani hal-hal semacam ini, ini yang sebelah sini sudah terlanjur ugal-ugalan, yang disini sudah terlanjur depend on jadi utang. Tugas kita menyelesaikan, tak perlu menyalahkan," ujar dia.


Singgung Proyek Tok Semarang-Solo

Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023). (arief/Liputan6.com)

Pada kesempatan ini, Ganjar Pranowo memberi salah satu contoh proyek yang dikerjakan oleh BUMN Karya, yakni Tol Semarang-Solo. Diketahui, proyek ini digarap mulai dari Adhi Karya, Waskita Karya, hingga PTPP.

"Pak saya mengalami kok waktu itu, ini sudah terjadi. Tol semarang Solo itu gak pernah dibuka pak sampai saya jadi Gubernur, lama sekali. Saya tanya 'kenapa gak pernah dibuka?' (Dibalas) 'Ada ketakutan konstruksi pak' (dibalas) 'loh kemaren kenapa enggak? Buka besok', saya paksa pak, dibuka pak, dibuka. Maksud saya, banyak yang kemudian kita ragu terhadap apa yang kita rencanakan," bebernya.

Dia mengaku memegang data yang merujuk pada kondisi yang buruk dan membuat bias. Maka, kata Ganjar, upaya kedepannya adalah memastikan pelaksanaan proyek dibarengi dan diawasi dengan integritas.

"Maka saya cerita diawal tadi satu datanya pak, data kita selalu buruk kok, data kita selalu membikin bias gitu. Maka kalau kemudian kita punya integritas pada masing-masing kita mesti review. Oh ini masalah ini kasus, selesaikan. Ini bisa jalan, jalan. Oh ini investornya bagus, catat, investor bagus, ini kita promote. Ini gak bagus, pangkas aja itu. Bahasanya seperti itu kira-kira," pungkasnya.

 


Sebut BUMN Bebani Uang Negara

Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023). (arief/Liputan6.com)

Sebelumnya, Bakal Calon Presiden Ganjar Pranowo menyinggung soal tata kelola (governance) yang dijalankan BUMN Karya. Menurutnya, ada tata kelola yang tak optimal sehingga berpotensi membebani keuangan negara.

Dia mengatakan, hal ini merujuk pada minimnya Internal Rate of Return (IRR) atau balik modal dari pembangunan infrastruktur yang digarap oleh BUMN Karya. Di sisi lain, BUMN Karya dinilai kerap membebani keuangan negara karena sering mendapat kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN).

"Ya gimana lah bu, tidak governance kok, betul gak pak? Hayoo yang main disitu siapa aja hayoo, yang udah bangkrut berapa BUMN? enggak governance kok," ujarnya dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Dia mengatakan, BUMN Karya tak akan rugi dalam menggarap satu proyek infrastruktur jika perhitungannya jelas. Dia pun mengaku mengantongi data perihal itu, meski Ganjar tak merinci lebih jauh yang dimaksudnya.

"Kalau itu governance kita bisa ngukur kok, saya juga punya datanya pak. Maka sebenarnya perlu prudent (bijak). Tapi ketahuilah pak, saya pernah jadi legislatif pernah jadi eksekutif, maka seringkali seen is believing, yang kita buat itu akan ditonton itu berhasil," paparnya.

"Maka kenapa tadi interkoneksi kota, desa, infrastruktur sudah dibangun, saya bicaranya utilisasi. Kita bicara kuantitas, boleh, tapi duitnya (kebutuhan dana) gede banget," sambungnya.

Eks Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan banyak perusahaan pelat merah yang bangkrut karena tata kelola yang tak optimal. Dia mencontohkan salah satu kasus yang pernah dihadapinya.

 


Singgung BUMN Bangkrut

Bakal calon presiden (Bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo menghadiri acara hangout yang spesial bersama ribuan orang yang terdiri dari generasi Z atau gen Z, influencers dan milenial di Sumatera Utara (Sumut) (Istimewa)

Salah satunya merujuk pada galian C ilegal yang ada di wilayah Jawa Tengah. Dia mengaku pernah menolak proyek pertambangan pada kategori tersebut.

"Sudah ada berapa perusahaan bangkrut, BUMN bangkrut, yang karya-karya karena ngurus ini? Banyak pak, inefisien kok kuncinya. Saya berdebat panjang sekali karena ketika mau membangun itu semua dipegang mereka," kata dia.

"Galian C nya ilegal, maaf pak, silakan googling 'Ganjar gak mau soal galian C ilegal,' mereka pak. Kualitasnya begitu yang main saya titip itu titip ini, dengan segala hormat saya sampaikan secara terbuka," imbuh Ganjar.

 


Solusinya

Sebagai solusinya, Ganjar menyebut hal itu bisa dicapai ketika pelaksana proyek atau pemerintahnya pun harus memiliki integritas. 

"Kita harus punya integritas, kita harus bersih, kita harus anti korupsi agar itu tidak terjadi. Kalau kemudian dipaksakan dan kapasitasnya gak ada, masa iya sih BUMN kita sudah ngerti tidak feasible masih dilakukan?," tegasnya.

Dia kembali menegaskan, dalam penggarapan proyek harus dilandasi dilandasi dengan tata kelola yang baik. Termasuk salah satunya dari sisi investasi.

"Saya blak-blakan aja pak, kita orang sama-sama ngerti kok. Maka sumber pembiayaannya, ooh banyak. Investasi boleh? boleeh, governance lah, kita hitunglah, IRR-nya kek, kemudian FS-nya kek. Ini yang saya maksud sebagai sesuatu yang prudent, kita gak boleh ugal-ugalan, untuk itu bisa kita kerjakan. Maka, nanti tidak ada alasan akhirnya kembali lagi kan jatuhnya safety net-nya kembali ke siapa? Ke BUMN, eh ke APBN aja, disuntik terus, disuntik terus, gitu kan," urainya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya