IHSG Terpangkas 0,58%, Investor Asing Jual Saham Rp 728,93 Miliar

Investor asing kembali melakukan aksi jual saham lebih dari Rp 500 miliar sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu, 8 November 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Nov 2023, 19:48 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Rabu (8/11/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan saham Rabu (8/11/2023). IHSG melemah di tengah transaksi harian saham di bawah Rp 10 triliun dan mayoritas sektor saham tertekan.

Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 0,58 persen ke posisi 6.804,10. Indeks LQ45 susut 0,73 persen ke posisi 906,75. Sebagian indeks saham acuan tertekan.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.843,91 dan terendah 6.760,10. Sebanyak 354 saham melemah sehingga menekan IHSG. 186 saham menguat dan 211 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.258.702 kali dengan volume perdagangan 19 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.665.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham kesehatan naik 0,69 persen. Sektor saham energi merosot 1,45 persen, sektor saham basic turun 1,55 persen, sektor saham industri terpangkas 0,91 persen dan sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,09 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,02 persen, sektor saham keuangan merosot 0,27 persen, sektor saham properti susut 0,25 persen, sektor saham teknologi turun 0,11 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 0,21 persen dan sektor saham transportasi terbenam 0,55 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing melakukan aksi jual saham Rp 728,93 miliar. Pada 2023, investor asing melepas saham Rp 15,02 triliun.


Top Gainers-Losers

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham SOTS melambung 34,51 persen
  • Saham OILS melambung 18,98 persen
  • Saham PUDP melambung 18,10 persen
  • Saham NZIA melambung 16,50 persen
  • Saham AHAP melambung 10,78 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham GULA merosot 25 persen
  • Saham SKLT merosot 20 persen
  • Saham ALKA merosot 19,01 persen
  • Saham MDRN merosot 16,67 persen
  • Saham GOLD merosot 15,25 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham GTRA tercatat 87.942 kali
  • Saham MSTI tercatat 80.287 kali
  • Saham RGAS tercatat 60.348 kali
  • Saham IKPM tercatat 52.604 kali
  • Saham OILS tercatat 46.167 kali

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBRI senilai Rp 452,3 miliar
  • Saham BMRI senilai Rp 368,6 miliar
  • Saham TLKM senilai Rp 366,1 miliar
  • Saham AMMN senilai Rp 307,2 miliar
  • Saham MSTI senilai Rp 289,4 miliar

Bursa Saham Asia Pasifik

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan saham Rabu, 8 November 2023. Indeks saham Kospi Korea Selatan mencatat penurunan usai menguat tajam pada awal pekan dan investor mencerna survei sentimen bisnis positif dari Jepang.

Dikutip dari CNBC, indeks Kospi Korea Selatan merosot 3,24 persen dalam dua sesi sejak Senin saat naik lebih dari 5 persen. Penguatan bursa saham Korea Selatan itu seiring larangan short selling.

Jajak pendapat Reuters Tankan menunjukkan kepercayaan bisnis manufaktur Jepang meningkat untuk pertama kali sejak Agustus dan sentimen sektor jasa meningkat untuk bulan kedua, menekankan prospek yang menantang di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata.

Di Korea Selatan, indeks Kospi melemah 0,91 persen ke posisi 2.421,62. Indeks Kosdaq tergelincir 1,62 persen ke posisi 811,02.

Indeks Nikkei 225 terpangkas 0,33 persen ke posisi 32.166,48. Indeks Topix susut 1,16 persen ke posisi 2.305,95. Indeks ASX 200 merosot 0,26 persen ke posisi 6.995,40. Indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,58 persen ke posisi 17.568,46. Indeks CSI 300 susut 0,24 persen ke posisi 3.611,07.

 


Penutupan Wall Street pada 7 November 2023

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Selasa (7/11/2023). Indeks Nasdaq dan S&P 500 mencatat kenaikan beruntun terpanjang dalam hampir dua tahun dan melanjutkan reli pada November 2023.

Dikutip dari laman CNBC, pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 bertambah 0,28 persen menjadi 4.378,38. Indeks Nasdaq menguat 0,9 persen ke posisi 13.639,86. Indeks Dow Jones naik tipis 56,74 poin atau 0,17 persen ke posisi 34.152,60.

Indeks S&P 500 menguat selama tujuh hari berturut-turut untuk pertama kali sejak kenaikan delapan hari berturut-turut yang dicapai pada November 2021. Sementara itu, indeks Nasdaq membukukan kenaikan delapan hari berturut-turut untuk pertama kali sejak kenaikan beruntun 11 hari pada November 2021.

Indeks Dow Jones menguat dalam tujuh sesi berturut-turut yang merupakan rekor terpanjang sejak Juli 2023. Sementara itu, saham-saham teknologi menguat seiring penurunan imbal hasil dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun susut 9 basis poin menjadi 4,57 persen.

Beberapa perusahaan yang memperoleh keuntungan besar termasuk Amazon dan Salesforce masing-masing naik lebih dari 2 persen. Sedangkan Apple, Microsoft, dan Meta Platforms masing-masing naik 1 persen. Di sisi lain, saham Semiconductor, Broadcom dan Intel naik menjelang peluncuran pendanaan dari Chips Act.

“Ketika imbal hasil bergerak lebih rendah, kita cenderung mendapatkan rebound lebih besar di pasar yang sedang tumbuh. Penurunan harga minyak juga mungkin berkontribusi terhadap sentimen seputar inflasi,” ujar Senior Investment Strategist Edward Jones, Mona Mahajan dikutip dari CNBC.

Ia menambahkan, ada beberapa momentum pekan lalu dan beberapa tindak lanjut. Kami belum melihat ada konsolidasi nyata dalam beberapa keuntungan yang kami lihat selama enam hari terakhir,” tutur Mahajan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya