Cuaca Indonesia Hari Ini Kamis 9 November 2023: Langit Pagi Diprediksi Cerah Berawan

Pagi hari di Indonesia, Kamis (9/11/2023) diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, dan kabut, kecuali hujan ringan guyur wilayah Tarakan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Kamis (9/11/2023).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Nov 2023, 17:48 WIB
Pagi hari di Indonesia, Kamis (9/11/2023) diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, dan kabut, kecuali hujan ringan guyur wilayah Tarakan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Kamis (9/11/2023). Sumber foto: unsplash.com/Artem Kovalev.

Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Indonesia, Kamis (9/11/2023) diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, dan kabut, kecuali hujan ringan guyur wilayah Tarakan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Kamis (9/11/2023).

Dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca Indonesia pada siang hari nanti lebih beragam yaitu sebagiannya diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Hujan dengan intensitas ringan diprediksi guyur wilayah Banda Aceh, Serang, dan Jakarta Pusat, sedangkan hujan sedang di Pontianak serta Manado pada siang hari nanti. Waspada hujan petir siang nanti diprakirakan ada di wilayah Tanjung Pinang dan Padang.

Kemudian di malam hari, cuaca Indonesia sebagian besar diprediksi cerah, berawan, dan cerah berawan serta sedikit hujan ringan juga hujan sedang. Wilayah Serang dan Jakarta Pusat diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan pada malam nanti.

Hujan dengan intensitas sedang malam hari nanti diprediksi bakal mengguyur Manokwari dan Medan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Bengkulu  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Berawan  Cerah
 Jambi   Kabut  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Semarang   Berawan  Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah Berawan  Cerah  Cerah
 Pontianak   Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Berawan  Cerah
 Palangkaraya  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Samarinda  Cerah Berawan  Berawan   Cerah Berawan
 Tarakan   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Hujan Petir  Cerah Berawan
 Bandar Lampung  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Ambon   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Berawan  Cerah
 Kota Jayapura  Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Manokwari   Berawan  Berawan  Hujan Sedang
 Pekanbaru   Kabut  Hujan Ringan  Berawan
 Mamuju   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manado    Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Padang   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Palembang  Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Medan   Berawan  Berawan  Hujan Sedang

Atasi Perubahan Iklim, BMKG Berkolaborasi dengan Badan Cuaca Seluruh Negara

Pejalan kaki mengenakan payung untuk menghindari panas matahari di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, dampak perubahan iklim di Indonesia dirasakan di berbagai daerah. Salah satu fenomena perubahan iklim adalah el nino yang menjadi penyebab kekeringan dan cuaca panas di sejumlah wilayah di Tanah Air. 

Plt Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan perubahan iklim membuat temperatur di seluruh wilayah Indonesia naik. Namun, perubahan iklim di Indonesia terkait dengan kondisi global. 

"Jadi, karena ini perubahan iklim sifatnya global, maka di seluruh wilayah Indonesia juga terdapat tren kenaikan temperatur ya. Kira-kira sekitar 0,1 sampai 0,3 per 10 tahun trennya," kata Ardhasena kepada Liputan6.com, Jumat 3 November 2023.

Oleh karena itu, BMKG mengajak seluruh negara untuk berkolaborasi dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrem tersebut. BMKG juga bergabung ke badan cuaca untuk PBB untuk mewujudkan kolaborasi tersebut. 

"Ada, kita tergabung dalam badan cuaca untuk PBB, jadi seluruh BMKG, seluruh negara itu bekerja sama," kata Ardhasena. 


Mitigasi untuk Hadapi El Nino

Sedangkan Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu akan cerah berawan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Menurut Ardhasena, perubahan iklim telah mempengaruhi arus lintas yang berada di Indonesia. 

"Jadi mempengaruhi kondisi laut di Indonesia dan juga iklimnya di Indonesia, dan kemudian terus dibawa ke Samudera Hindia," tambah Ardhasena. 

Dia mengatakan La Nina terakhir terjadi di Indonesia pada 2022. Namun, untuk 2023, Indonesia sedang dilanda oleh fenomena el nino yang berkepanjangan. Berdasarkan prediksi, El Nino akan berakhir pada Maret-April 2024.   

"Terakhir la nina terjadi di Indonesia itu 2020, 2021 dan 2022" tutur Ardhasena. 

"Saat ini masih el nino.... El nino prediksi kami berakhirnya Maret-April 2024," tambah dia. 

Ardhasena mengungkap BMKG telah melakukan mitigasi jika Indonesia dilanda fenomena el nino dan la nina. BMKG pun membagi tugas kepada instansi terkait. 

"Ya, sekarang sebenarnya kan dampak el nino-nya sudah mulai berakhir ya, karena kita sebentar lagi musim hujan, jadi yang memitigasi itu bukan BMKG. BMKG memberikan informasi kepada sektor-sektor, kepada kementerian lembaga untuk melakukan mitigasinya pada sektor sumber daya air, sektor pangan, dan lain sebagainya," jelas Ardhasena. 


Tidak Bisa Sendiri

Orang-orang berjalan dalam suhu yang sangat dingin di sepanjang jalan di Seoul, Korea Selatan, Rabu (25/1/2023). Suhu ekstrem tidak hanya melanda Korea Selatan, tetapu juga negara Asia Timur lainnya, seperti Korea Utara, China, dan Jepang. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Menurut dia, BMKG telah memberikan informasi dan prediksi untuk meminimalisasi dampak perubahan iklim. 

"Kita memberikan informasi dan prediksi, karena nanti yang meminimalisir itu kita bekerja sama dengan sektor-sektor terkait sumber daya air, sektor pangan. Sektor kesehatan dan lain sebagainya" ungkap Ardhasena. 

Dia mengungkapkan, BMKG tidak dapat melakukan pekerjaannya sendiri, begitupun dengan negara lainnya yang tidak dapat melakukan sendiri.

Hal tersebut harus dilakukan secara bersama - sama oleh seluruh negara di dunia, karena bersifat global.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya