Pandawara Group Diundang ke Denmark, Belajar Pengolahan Sampah hingga Tata Kelola Lingkungan

Kelompok pemerhati lingkungan asal Bandung, Pandawara Group bakal segera terbang ke Denmark untuk studi banding terkait lingkungan. Lima sekawan yang dikenal dengan aksi bersih-bersih sampah di sungai hingga pantai ini diundang langsung oleh Kedutaan Besar Indonesia di Denmark.

oleh Putu Elmira diperbarui 27 Nov 2023, 14:49 WIB
Pandawara Group. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok pemerhati lingkungan asal Bandung, Pandawara Group bakal segera terbang ke Denmark untuk studi banding untuk belajar lebih dalam mengenai lingkungan. Lima sekawan terdiri atas Ikhsan, Gilang, Rifqi, Rafly, dan Agung yang dikenal dengan aksi bersih-bersih sampah di sungai hingga pantai ini diundang langsung oleh Kedutaan Denmark di Indonesia melalui kerja sama antara pemerintah Denmark dengan KLHK (Direktorat Penanganan Sampah).

"Ada perjalanan baru dari Pandawara untuk melakukan suatu hal yang baru di tahun ini. Alhamdulillah kita menerima undangan untuk belajar lagi, studi banding mengenai bagaimana perjalanan Denmark untuk menjaga lingkungan mereka hingga pengolahan sampah," kata Ikhsan dalam bincang daring bersama TikTok, Rabu, 8 November 2023.

Ikhsan menambahkan bahwa ilmu yang nantinya mereka petik lewat belajar dari cara Denmark menjaga lingkungan nantinya akan diimplementasikan di Indonesia. Anggota lainnya, Gilang, mengungkapkan bahwa mereka berlima akan bertolak ke negara di semenanjung Jutlandia tersebut pada pekan kedua November 2023.

"Denmark salah satu negara yang pengelolaan sampahnya terbaik. Ini kesempatan besar bagi Pandawara untuk bisa terus belajar tata kelola lingkungan hidup Denmark, mulai dari sungai dan pantai. Kita juga akan mengunjungi beberapa tempat daur ulang sampah dan TPA di sana," terangnya.

Dikatakan Gilang, mereka ingin menerapkan segala ilmu yang didapatkan di Denmark nanti ke Indonesia. "Seiring berjalannya waktu, belajar dengan yang ahli, step by step mengubah dari skala kecil," ungkap Gilang.


Sambangi 2 Kota

Pandawara Group (Tangkapan Layar Zoom)

"Kita dapat ilmu di negara orang tidak sesederhana apa yang kita pikirkan, karena kultur orangnya berbeda, kita harus sesuaikan dahulu," tambah Gilang.

Pandawara akan studi banding selama sekitar 18 hari di Denmark. Mereka bakal menyambangi dua kota, yakni Copenhagen dan Odense.

"Persiapan kita menimba ilmu ke sana, kita lebih ke apa saja yang nantinya bisa kita dapatkan, materi apa yang harus kita cari di sana. Seenggaknya kita menyiapkan pikiran dan mental karena pengalaman baru bagi kita mungkin ada beberapa hal yang tidak terduga. Minta doanya saja," ungkap Ikhsan.

Sementara, Denmark telah secara aktif berupaya untuk menjadi lebih sadar lingkungan. Dikutip dari World Population Review, para peneliti di Yale University dan Columbia University berkolaborasi dengan World Economic Forum (WEF) untuk mengukur kebersihan dan keramahan lingkungan di 180 negara di dunia dengan menciptakan Indeks Kinerja Lingkungan (EPI).

Dengan total skor EPI 77,9, Denmark menjadi negara paling bersih dan ramah lingkungan menurut Hasil EPI 2022. Denmark menonjol karena skornya yang tinggi dalam beberapa kategori, termasuk pengolahan air limbah (100), kawasan perlindungan laut (100), dan logam berat (100).

Negara ini juga mempunyai kebijakan paling komprehensif dan efektif di dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah perubahan iklim. Fokus Denmark pada keberlanjutan terlihat dari meningkatnya jumlah hotel ramah lingkungan, perahu bertenaga surya, dan makanan organik di negara tersebut.


Berjanji Tak Akan Berhenti

Kelompok Pemerhati Lingkungan Pandawara Group (Dok. Tangkapan Layar Instagram/@pandawaragroup)

Selain akan berangkat ke Denmark, Pandawara juga berbagi kisah mengenai motivasi utama mereka dalam aksi memperjuangkan lingkungan yang lebih baik. "Main motivation melakukan kegiatan kita karena kita merasakan langsung efek kerugian masalah banjir," kata Gilang.

Ia menambahkan, "Selama diberi kesehatan, we never stop dan bakal terus melakukannya. Kerusakan di lingkungan sekarang memengaruhi di masa datang, makanya motivasi kita untuk terus bergerak."

Selama menjalankan aksi bersih-bersih, tak semua kegiatan mereka berjalan dengan mulus. Ikhsan menyebut salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah faktor alam. "Lebih ke faktor alam, biasa di sungai dan harus terjun ke pantai rasanya panas atau faktor alam lainnya seperti bahaya ulat. Tantangan lainnya bisa diselesaikan secara baik-baik," terangnya.

Gilang menambahkan bahwa tak sedikit berhadapan dengan warga yang tersinggung akan aksi bersih-bersih mereka. "Masih banyak orang yang sedikit mempermasalahkan kita clean up di daerah mereka, ini tidak sekali dua kali," tambahnya.


Semangat Kian Menyebar

Pandawara Group memenangkan tiga penghargaan Sekaligus di TikTok Awards Indonesia 2023.

Gotong-royong membersihkan lingkungan telah Pandawara suarakan dengan lantang di media sosial. Konten-konten mereka di jagat maya sukses memantik semangat dan kesadaran, terutama bagi generasi muda. 

Mereka pun merasakan dampak langsung dari aksi bersih-bersih. "Pergerakan kita jadi tersebar terutama di wilayah kita. Mereka saat ketemu kita bilang sudah buang sampah pada tempatnya," kata Rifqi.

Rafly menimpali, "Banyak anak muda yang melakukan hal yang sama."

Menariknya, dikatakan Ikhsan, yang menyuarakan kepedulian bukan hanya dari Indonesia. "(orang) di negara tetangga juga ikut kampanyekan kegiatan seperti kita," terangnya. 

Pandawara Group dianugerahi Changemakers of the Year di TikTok Awards Indonesia 2023. Ini adalah kategori khusus yang menyorot para kreator pembawa perubahan positif, baik di dalam maupun di luar platform.

Berawal dari inisiatif bersih-bersih sungai di lingkungan sekitar, kini Pandawara Group telah menginisiasi kegiatan membersihkan lebih dari 620 ton sampah di 187 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Kreator yang mengawali perjalanannya di TikTok sejak Agustus 2022 ini juga mendapatkan suara terbanyak untuk kategori "Rising Star of the Year", dan dipilih oleh para dewan juri sebagai "Creator of the Year".

Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya