Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Usman Kasong mengatakan bahwa perkembangan teknologi dan tren penggunaan internet di kalangan generasi muda membuat konsep dan bentuk bela negara telah berubah.
"Bela negara yang selalu identik dengan perang, angkat senjata dan bertempur berubah menjadi sikap patriotisme yang relevan dengan dunia digital," katanya dalam acara Forum Diskusi Publik “Gen Z Bela Negara, Emang Bisa?” di Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu (8/11/2023).
Advertisement
Usman mengungkapkan bahwa bentuk patriotisme yang relevan dengan dunia digital saat ini adalah dengan melestarikan budaya sebagai bentuk bela negara. Dirinya menyebut, seperti memahami budaya sendiri, mengenalkan budaya pada orang lain, selektif terhadap budaya asing, dan mengenalkan budaya Indonesia di mata dunia.
“Mayoritas internet ini banyak digunakan oleh generasi Z dan sebaiknya dimanfaatkan untuk aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan bela negara seperti mempertahankan budaya Indonesia atau memanfaatkan ekonomi kreatif," ungkapnya.
Dimanfaatkan Sebaik Mungkin
Dekan FISIP USU, Hatta Ridho mengungkapkan bahwa kemampuan generasi Z dalam mengolah informasi di media sosial harus dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satunya dalam upaya bela negara.
Selain itu, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi FISIP USU, Mazdalifah mengatakan bahwa konsep bela negara setelah kemerdekaan ini adalah bagaimana generasi z dapat melakukan sesuatu yang positif bagi lingkungannya dengan memanfatkan gawai yang dimiliki.
“Gen Z ini lahir di saat teknologi sudah berkembang pesat, jadi bisa sangat banyak yang dilakukan terutama melalui media sosial,” katanya.
Kreator Konten dan Influencer, Sherly Annavita menyebut bahwa generasi Z adalah kalangan yang paling terpapar teknologi. Dirinya pun mengatakan, ada banyak upaya bela negara yang dapat dilakukan dan bisa membuat bangga sebagai orang Indonesia.
“Kalau di luar negeri ada wamil, di Indonesia bela negaranya lebih fleksibel sesuai UUD 1945 dan Pancasila." sebutnya.
(*)
Advertisement