Skill Tersembunyi di Balik Kesuksesan Bill Gates, Kamu Bisa Contoh!

Bill Gates merupakan contoh yang pas tentang betapa efektifnya skill menyeimbangkan antara optimisme dan pesimisme.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 12 Nov 2023, 06:00 WIB
<p>Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (Kevork Djansezian/Getty Images for Masters Grand Slam Indoor/AFP)</p>
Sejak ia memulai Microsoft, Bill Gates bersikeras untuk selalu memiliki cukup uang tunai di bank untuk menjaga perusahaan tetap hidup selama 12 bulan tanpa ada pendapatan yang masuk. (Kevork Djansezian/Getty Images for Masters Grand Slam Indoor/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Optimisme dan pesimisme harus dihadapi dalam kehidupan. Pesimisme sangat penting untuk kelangsungan hidup karena membantu kita bersiap menghadapi risiko sebelum risiko itu datang.

Namun, optimisme juga sama pentingnya. Keyakinan bahwa segala sesuatunya bisa dan akan menjadi lebih baik, meskipun belum jelas merupakan salah satu bagian terpenting dari segala hal, mulai dari hubungan yang baik hingga melakukan investasi jangka panjang.

Optimisme dan pesimisme tampak seperti pola pikir yang saling bertentangan sehingga lebih umum bagi orang-orang untuk memilih salah satu server dari keduanya.

Dikutip dari CNBC, Minggu (12/11/2023), dalam buku yang ditulis oleh Morgan Housel seorang money expert yang berjudul “Same as Ever: A Guide to What Never Changes,” ia menulis tentang bagaimana cara menyeimbangkan  kedua hal itu, dan keduanya menjadi skill terpenting dalam hidup.

Orang Sukses Temukan Keseimbangan Pesimisme dan Optimisme

Bill Gates merupakan contoh yang pas tentang betapa efektifnya skill ini. Sejak ia memulai Microsoft, ia bersikeras untuk selalu memiliki cukup uang tunai di bank untuk menjaga perusahaan tetap hidup selama 12 bulan tanpa ada pendapatan yang masuk.

Pada tahun 1995, ia ditanya oleh Charlie Rose mengapa ia menyimpan begitu banyak uang tunai. “Banyak hal berubah begitu cepat dalam teknologi sehingga bisnis di tahun depan tidak terjamin, termasuk Microsoft,” katanya.

Pada tahun 2007, ia menceritakan: “Saya selalu khawatir karena orang-orang yang bekerja untuk saya lebih tua dari saya dan mempunyai anak, dan saya selalu berpikir ‘Bagaimana jika kami tidak dibayar? Apakah saya dapat memenuhi gaji tersebut?’”

Di sini, optimisme dan kepercayaan diri bercampur dengan pesimisme. Apa yang Gates pahami adalah bahwa kamu hanya bisa menjadi optimis dalam jangka panjang jika kamu cukup pesimis untuk bertahan dalam jangka pendek.


Mengapa Harus Berusaha jadi ‘Optimis Rasional’

Ilustrasi optimis, optimistis. (Image by Freepik)

Hal terpenting yang perlu diperhatikan di sini adalah optimisme dan pesimisme ada dalam satu spektrum.

Di satu sisi, kamu memiliki orang-orang yang benar-benar optimis. Mereka menganggap segala sesuatu baik-baik saja, dan melihat semua hal negatif sebagai karakter yang cacat. Sebagian berakar pada ego, mereka begitu percaya diri sehingga tidak dapat memahami apapun yang salah.

Di sisi lain, kamu memiliki orang yang benar-benar pesimis. Mereka berpikir yang segala sesuatunya buruk, akan selalu buruk, dan melihat semua hal positif sebagai kelemahan karakter. Sebagiannya berakar pada ego yang mereka kurang percaya diri sehingga tidak bisa membayangkan segala sesuatunya akan berjalan dengan baik. Mereka adalah kebalikan dari orang yang optimis dan tidak terikat dengan kenyataan.

Yang berada di tengah-tengah adalah titik manis. Morgan Housel menyebutnya optimis rasional.

“Mereka yang mengakui bahwa sejarah merupakan rangkaian masalah, kekecewaan, dan kemunduran yang terus menerus terjadi, tetapi tetap optimis karena mereka tahu bahwa kemunduran pada akhirnya tidak menghalangi kemajuan” kata Morgan Housel.

“Mereka terdengar seperti orang munafik dan orang yang suka berjungkir balik, tetapi seringkali mereka hanya melihat lebih jauh ke depan dibandingkan orang lain,” lanjutnya.

Jadi, trik dalam bidang apapun, mulai dari keuangan, karir, hingga hubungan, yaitu berusaha untuk bertahan dari permasalahan jangka pendek sehingga kamu dapat bertahan cukup lama untuk menikmati pertumbuhan jangka panjang. 

 


Berinvestasi dan Bermimpi

Menabung seperti orang pesimis, dan berinvestasi seperti orang optimis. Rencanakan seperti orang pesimis, dan bermimpilah seperti orang optimis.

Ini mungkin tampak seperti skill yang saling bertentangan. Namun, adanya intuitif untuk berpikir bahwa kamu harus menjadi seorang optimis atau pesimis. Sulit untuk menyadari bahwa ada waktu dan tempat untuk keduanya, dan bahwa keduanya hidup berdampingan.

Namun, itulah yang kamu lihat di hampir setiap upaya jangka panjang yang sukses.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya