Kabut Asap di New Delhi Picu Anak-Anak Sulit Bernapas

Ibu kota India ini sering kali menduduki peringkat sebagai salah satu ibu kota paling tercemar di dunia. Udara kotor sangat berdampak pada anak-anak yang kesulitan bernapas -- banyak di antara mereka yang mengeluh asma dan pneumonia, penyakit yang meningkat seiring dengan puncaknya polusi di kota besar berpenduduk 30 juta orang tersebut.

oleh Arny Christika Putri diperbarui 09 Nov 2023, 16:05 WIB
Anak-anak Delhi paling terkena dampak kabut asap
Ibu kota India ini sering kali menduduki peringkat sebagai salah satu ibu kota paling tercemar di dunia. Udara kotor sangat berdampak pada anak-anak yang kesulitan bernapas -- banyak di antara mereka yang mengeluh asma dan pneumonia, penyakit yang meningkat seiring dengan puncaknya polusi di kota besar berpenduduk 30 juta orang tersebut.
Dalam foto pada 7 November 2023 ini, seorang bayi berusia satu bulan bernapas dengan bantuan nebuliser di bangsal darurat rumah sakit anak-anak Chacha Nehru Bal Chikitsalaya yang dikelola oleh pemerintah di New Delhi, India. (Arun SANKAR / AFP)
Ruang gawat darurat sederhana di rumah sakit Chacha Nehru Bal Chikitsalaya yang dikelola oleh pemerintah di ibu kota India ini penuh sesak dengan anak-anak yang berjuang untuk bernapas. (Arun SANKAR / AFP)
Banyak yang menderita asma dan radang paru-paru, yang melonjak seiring dengan memuncaknya polusi udara setiap musim dingin di kota besar berpenduduk 30 juta jiwa ini. (Arun SANKAR / AFP)
Bukti ilmiah menunjukkan anak-anak yang menghirup udara yang tercemar memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena infeksi saluran pernapasan akut, demikian laporan UNICEF tahun lalu. (Arun SANKAR / AFP)
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lung India pada tahun 2021 menemukan hampir satu dari setiap tiga anak sekolah di Delhi menderita asma dan gangguan aliran udara. (Arun SANKAR / AFP)
Delhi sering kali menempati peringkat di antara kota-kota besar yang paling tercemar di dunia, dengan beragam emisi pabrik dan kendaraan yang diperburuk oleh kebakaran pertanian musiman. (Arun SANKAR / AFP)
Upaya pemerintah sejauh ini gagal mengatasi masalah kualitas udara di negara ini. (Arun SANKAR / AFP)
Sebuah studi dalam jurnal medis Lancet mengaitkan 1,67 juta kematian dini dengan polusi udara di negara dengan populasi terpadat di dunia ini pada tahun 2019. (Arun SANKAR / AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya