Warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza, mencari tempat yang aman untuk tidur di tangga sementara yang lain berkemah di halaman rumah sakit al-Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, Kamis (9/11/2023). (Mahmud HAMS / AFP)
Berjejalan di bawah tenda darurat di tempat parkir mobil, tidur di koridor atau di tangga, melewatkan waktu seharian di tangga, menggantung cucian di atap – ribuan pengungsi Gaza memenuhi setiap ruang di Rumah Sakit Al Shifa. (Mahmud HAMS / AFP)
Rumah sakit utama di Kota Gaza telah berubah menjadi tempat perlindungan besar bagi orang-orang yang rumahnya telah dibombardir, atau mereka yang takut akan hal itu, dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza, yang memasuki bulan kedua. (Mahmud HAMS / AFP)
Orang-orang tergeletak di kedua sisi koridor, hanya menyisakan ruang sempit bagi siapa pun untuk berjalan. (Mahmud HAMS / AFP)
Sementara, barang-barang pribadi disimpan di tangga dan di ambang jendela, dan tumpukan kantong sampah. Kesan yang muncul adalah kepadatan yang luar biasa. (Mahmud HAMS / AFP)
Situasi ini tidak hanya terjadi di rumah sakit al-Nasser. (Mahmud HAMS / AFP)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 122.000 warga Gaza yang mengungsi berlindung di rumah sakit, gereja, dan bangunan umum lainnya di seluruh wilayah itu, dan 827.000 lainnya berada di sekolah-sekolah. (Mahmud HAMS / AFP)
Perang tersebut dipicu oleh serangan terhadap Israel pada 7 Oktober oleh pejuang Hamas yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera 240 lainnya. (Mahmud HAMS / AFP)
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara, laut dan darat terhadap Hamas yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang di wilayah pesisir padat penduduk, menurut para pejabat di Gaza. (Mahmud HAMS / AFP)