Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Purwakarta. Ini disebut jadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara.
PLTS Cirata ini mampu menghasilkan energi sebesar 190 Megawaat peak (MWp) di lahan seluas 200 hektare. Ini juga didapuk jadi PLTS Terapung terbesar ke 3 di dunia.
Advertisement
"Ini yang terbesar di Asia Tenggara, nomor 3 terbesar di dunia. Bahkan dari luasan 5 persen itu akan kita besarkan lagi jadi 20 persen. Jadi kalau hari ini 200 hektare nanti lebih besar lagi dan bisa ditingkatkan mungkin 500 MW, jadi besar," ungkap Menteri BUMN Erick Thohir saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Dia mengatakan, upaya tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Langkah ininjuga sebagai bagian menyeimbangkan penggunaan energi dengan energi fosil sebagai masa transisi.
"Apalagi di pengembangan daripada energi terbarukan memang kita dorong, tetapi transisi antara kapan batubara turun, kapan energi terbarukan mulai, ya ini kita seimbangkan," paparnya.
PLTS Cirata Diresmikan Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata hari ini, Kamis (9/11/2023). Proyek PLTS Terapung Cirata ini diklaim menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, hari ini merupakan hari yang bersejarah, karena cita-cita Indonesia membangun pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam skala besar akhirnya bisa tercapai.
"Kita berhasil membangun salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di Dunia," kata Presiden Jokowi dalam peresmian PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Kamis (9/11/2023).
Dikembangkan Lebih Luas
Diketahui, PLTS ini berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) dengan luas 200 hektare, PLTS Cirata ini dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.
Menurut Jokowi, apabila PLTS Terapung Cirata terus dikembangkan dan dimaksimalkan maka bisa menambah kapasitasnya menjadi kurang lebih 1.000 MWp.
Adapun pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun dan merupakan bentuk kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
"Jadi, nanti tenaga airnya bisa untuk energi hijau. Juga saya gembira dan bangga PLTS Terapung Cirata ini selesai, ini hasil kerja sama Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, PLN dan kolaborasi dengan kekuatan dunia yaitu Masdar dari UEA," ujar Jokowi.
Advertisement
Manfaatkan Potensi EBT
Jokowi pun berharap ke depannya seluruh potensi EBT di Indonesia bisa terus dimanfaatkan. Ia pun yakin keinginan tersebut bisa tercapai karena teknologinya sudah ada.
"Misalnya, di pembangkit surya ini ada pembangkit angin, dalam prosesnya ada tantagan cuaca memang tapi bisa kita atasi dengan membangun smartgrid, sehingga walaupun cuaca berubaha-ubah listriknya tetap stabil," pungkas Jokowi.
Kerja Sama PLN-Masdar
Berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) dengan luas 200 hektare, PLTS Cirata ini dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.
Pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun dan merupakan bentuk kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah merencanakan pembangunan PLTS sejak 2021. Dia menjelaskan, PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memasok energi bersih untuk sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali.
"PLTS Terapung Cirata menjadi etalase kerja sama global mewujudkan penurunan emisi dalam percepatan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060," jelas Darmawan, Kamis (9/11/2023).
Dengan kapasitas yang masif, PLTS Terapung Cirata diyakini akan membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau. Selain itu, proyek ini juga akan memberikan kontribusi penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagai wujud komitmen dan kepedulian negara terhadap lingkungan serta keberlanjutan.
Advertisement