Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen terus mengembangkan produk tercatat non saham. Terbaru, BEI bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024 atau akhir Maret tahun depan.
Dalam rangka memperkenalkan instrumen baru tersebut, BEI pun melakukan sosialisasi kepada komunitas, anggota bursa (AB) untuk memberikan penjelasan soal produk dan bagaimana transaksi dari SSF ini.
Advertisement
"Produk derivatif ini kami harapkan bisa menarik investor yang menginginkan produk trading yang lebih agresif," kata Kepala Unit Pengembangan Bisnis Derivatif BEI Pier Ridge dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal secara virtual, Kamis (9/11/2023).
Sementara itu, BEI juga menjelaskan terdapat sejumlah manfaat dari instrumen investasi terbaru ini. Salah satunya, sebagai sarana lindung nilai portofolio.
Pertama, SSF ini bermanfaat sebagai sarana lindung nilai portofolio. SSF memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portofolio dan mendapat keuntungan pada saat market bearish.
Kedua, SSF bisa digunakan sebagai leveraging. SSF memungkinkan investor untuk memperoleh saham dengan hanya membayar initial margin namun memperoleh keuntungan setara dengan membeli saham.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.
Direktur Utama BEI, Imam Rachman menuturkan, pihaknya menargetkan produk single stock futures diterbitkan pada kuartal I 2024.
"Memang masih mau targetkan di kuartal I 2024, karena memang kami ingin bahwa ketika kami launching ini semua infrastrukturnya juga siap jadi artinya beberapa hal terkait dengan AB (anggota bursa) yang memiliki izin derivativenya juga lebih banyak saat ini, karena saat ini memang hanya satu ya," kata Iman dalam konferensi pers, Kamis, 26 Oktober 2023.
Harapan BEI Lebih Banyak Produk Derivatif
Dengan demikian, Iman berharap akan lebih banyak instrumen produk derivatif, kedua pembukaan rekening untuk derivatif juga lebih dipermudah. Sehingga, dengan adanya segala persiapan tersebut, BEI menargetkan produk SSF meluncur pada kuartal I 2024.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, hingga saat ini ada satu AB yang memiliki izin derivatif. Sehingga, pihaknya mendorong AB lainnya untuk menyusul pendahulunya.
"Saat ini ada sekitar 5-6 anggota bursa yang dalam pipeline pengembangan sistem untuk transaksi derivatif, di mana sistem-sistem perdagangan dari efek derivatif ini kami sediakan untuk anggota bursa menjadi pilot proyek jadi ini free dari bursa," imbuhnya.
BEI berharap agar AB bersedia untuk menjadi anggota bursa derivatif. Kemudian, dengan rekening dana nasabah derivatifBEI atau rekening dana derivatif.
"Kami juga akan bekerjasama dengan KSEI, karena KSEI sudah dimungkinkan untuk sesuai rekening efeknya KSEI itu bisa menyimpan dana, sehingga ini akan memudahkan on boarding dari investor-investor yang akan bertransaksi derivatif dan juga mempercepat proses pembukaan rekening dana derivatif," tandasnya.
Advertisement
BEI Bakal Luncurkan Single Stock Futures pada Kuartal I 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.
Direktur Utama BEI, Imam Rachman menuturkan, pihaknya menargetkan produk single stock futures diterbitkan pada kuartal I 2024.
"Memang masih mau targetkan di kuartal I 2024, karena memang kami ingin bahwa ketika kami launching ini semua infrastrukturnya juga siap jadi artinya beberapa hal terkait dengan AB (anggota bursa) yang memiliki izin derivativenya juga lebih banyak saat ini, karena saat ini memang hanya satu ya," kata Iman dalam konferensi pers, Kamis (26/10/2023).
Dengan demikian, Iman berharap akan lebih banyak instrumen produk derivatif, kedua pembukaan rekening untuk derivatif juga lebih dipermudah. Sehingga, dengan adanya segala persiapan tersebut, BEI menargetkan produk SSF meluncur pada kuartal I 2024.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, hingga saat ini ada satu AB yang memiliki izin derivatif. Sehingga, pihaknya mendorong AB lainnya untuk menyusul pendahulunya.
"Saat ini ada sekitar 5-6 anggota bursa yang dalam pipeline pengembangan sistem untuk transaksi derivatif, di mana sistem-sistem perdagangan dari efek derivatif ini kami sediakan untuk anggota bursa menjadi pilot proyek jadi ini free dari bursa," imbuhnya.
BEI berharap agar AB bersedia untuk menjadi anggota bursa derivatif. Kemudian, dengan rekening dana nasabah derivatifBEI atau rekening dana derivatif.
"Kami juga akan bekerjasama dengan KSEI, karena KSEI sudah dimungkinkan untuk sesuai rekening efeknya KSEI itu bisa menyimpan dana, sehingga ini akan memudahkan on boarding dari investor-investor yang akan bertransaksi derivatif dan juga mempercepat proses pembukaan rekening dana derivatif," ujar dia.
Rencana Kerja BEI
Sebelumnya diberitakan, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024. BEI berfokus pada tema pengembangan yang telah ditetapkan pada Master Plan BEI 2021 – 2025, yakni “Menjadi entitas yang kompetitif dan dapat diandalkan dengan kredibilitas berkelas dunia”.
Pelaksanaan rencana kerja 2024 masih berfokus pada tiga prioritas, yakni Market Deepening, Investor Protection, dan Regional Synergy and Connectivity. Secara garis besar inisiatif strategis yang akan dilakukan hingga beberapa tahun ke depan, bertujuan terus melaksanakan pengembangan integritas pasar serta meningkatkan pelindungan investor, melakukan pengembangan sistem untuk memastikan penyampaian keterbukaan informasi bagi para investor, meningkatkan jumlah IPO dan pencatatan efek baru, pemanfaatan cloud computing, hingga melaksanakan kegiatan yang mendukung penerapan ESG.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI Tahun 2023 yang diselenggarakan pada Kamis (26/10/2023), pemegang saham telah menyetujui RKAT 2024 yang disusun dengan mempertimbangkan beberapa asumsi makroekonomi.
Rencana kerja yang dilakukan BEI, serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2024, masih tetap cautiously optimistic dengan memperhatikan aktivitas perdagangan pada 2023, serta kondisi perekonomian global pada tahun mendatang.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, BEI mengasumsikan Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) pada 2024 mencapai Rp12,25 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 239 hari.
Kemudian, jumlah penerbitan efek pada tahun 2024 sebanyak 230 efek, terdiri atas pencatatan saham, sukuk, obligasi, dan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), Efek Beragun Aset Syariah (EBA-S), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi (EBA-SP), Efek Beragun Aset – Surat Partisipasi Syariah (EBA-SP Syariah) serta Waran Terstruktur.
"Sekarang kita targetkan di 2024 itu 230 instrumen, jadi fokus kita lebih banyak ke instrumen,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Kamis (26/10/2023).
Advertisement