Liputan6.com, Jakarta Jerawat di telinga pria memang bisa dialami oleh siapa saja. Sama dengan jerawat di bagian wajah maupun tubuh lainnya, jerawat di telinga juga bikin tak nyaman. Bahkan, kadang menimbulkan rasa sakit saat jerawat tersebut meradang.
Itulah kenapa masalah jerawat di telinga pria ini tak boleh dipandang sebelah mata. Sebab, jika sampai terjadi infeksi dan inflamasi, aktivitas pun bisa ikut terganggu akibat adanya jerawat di telinga ini. Supaya bisa menanganinya dengan tepat, ketahui penyebab dan cara mengatasi jerawat di telinga pria selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Beberapa Jenis Jerawat di Telinga yang Perlu Diketahui
Jerawat di telinga pria biasanya muncul di telinga bagian luar, yaitu daun telinga dan saluran telinga. Meskipun umumnya tidak berbahaya, jerawat di telinga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama jika jerawat meradang. Ada beberapa jenis jerawat yang dapat muncul di telinga. Apa saja?
1. Jerawat Komedo
Jerawat komedo adalah jerawat yang terbentuk akibat pori-pori yang tersumbat oleh sebum atau minyak alami kulit, sel-sel kulit mati dan bakteri. Jerawat komedo umumnya disebut sebagai komedo. Komedo dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di wajah, hidung, dagu, dan juga di telinga. Komedo umumnya merupakan jenis jerawat ringan, tetapi jika tidak diobati atau terjadi infeksi, komedo dapat berkembang menjadi jerawat yang lebih parah seperti jerawat papula, jerawat pustula, atau jerawat nodul.
Ada dua jenis komedo yang umum terjadi, yaitu komedo terbuka (blackhead) dan komedo tertutup (whitehead). Komedo terbuka terlihat seperti bintik hitam pada kulit. Pada jenis komedo ini, pori-pori kulit terbuka dan terpapar udara, sehingga melanin (pigmen kulit) yang teroksidasi menghasilkan warna hitam. Sedangkan, komedo tertutup terlihat sebagai benjolan kecil putih pada kulit. Pada jenis komedo ini, pori-pori kulit tertutup oleh lapisan kulit yang menutupi komedo, sehingga tidak terpapar udara dan warnanya tetap putih.
2. Jerawat Papula
Jerawat papula adalah jenis jerawat yang menonjol, kecil, padat, tampak kemerahan, dan tidak mengandung nanah. Jerawat papula biasanya terjadi akibat peradangan pada pori-pori kulit yang tersumbat. Jerawat papula dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di wajah, punggung, dan juga di telinga.
Ciri-ciri jerawat papula antara, benjolan kecil dan merah pada kulit, tidak memiliki pusat nanah pada bagian tengahnya, terasa sakit atau nyeri bila terkena sentuhan, terjadi peradangan pada jaringan bawah kulit, serta ukurannya cenderung kecil, tidak lebih dari 5 milimeter.
Jerawat papula lebih sulit untuk sembuh dibandingkan dengan jenis jerawat lainnya. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi jerawat papula, seperti menjaga kebersihan kulit, menghindari pemakaian produk yang berpotensi menyumbat pori-pori, menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai, dan berkonsultasi dengan dokter kulit untuk perawatan yang lebih lanjut.
3. Jerawat Pustula
Jerawat pustula adalah jenis jerawat yang berisi nanah. Jerawat ini muncul sebagai benjolan yang ukurannya lebih besar dari komedo, dengan puncak berwarna putih atau kuning dan kulit sekitarnya berwarna kemerahan. Jerawat pustula umumnya terjadi akibat peradangan pada pori-pori kulit yang tersumbat oleh sebum (minyak alami kulit), sel-sel kulit mati, dan bakteri.
Beberapa ciri jerawat pustula, antara lain benjolan berisi nanah pada kulit, puncak jerawat berwarna putih atau kuning, kulit di sekitar jerawat tampak merah dan bengkak, serta jerawat dapat terasa nyeri atau sakit jika disentuh. Jerawat pustula dapat muncul di berbagai bagian tubuh, terutama di wajah, tetapi juga dapat muncul di punggung, dada, atau area tubuh lainnya yang memiliki kelenjar minyak aktif.
Pengobatan jerawat pustula dapat melibatkan perawatan kulit yang tepat, seperti pembersihan kulit secara teratur dan penggunaan produk perawatan kulit yang sesuai. Dalam beberapa kasus, dokter kulit juga dapat meresepkan obat topikal atau obat oral untuk mengurangi peradangan dan mengobati jerawat pustula yang lebih parah.
4. Jerawat Nodul
Jerawat nodul adalah jenis jerawat yang terbentuk di bawah kulit dan memiliki ukuran yang besar dan keras. Jerawat nodul biasanya disebabkan oleh peradangan yang dalam pada pori-pori kulit yang tersumbat oleh sebum (minyak alami kulit), sel-sel kulit mati, dan bakteri.
Beberapa ciri jerawat nodul, antara lain benjolan besar dan keras di bawah kulit, tidak memiliki pus atau nanah di dalamnya, peradangan yang dalam dan menyebabkan rasa sakit atau nyeri, serta jerawat nodul cenderung tidak mudah hilang dan dapat meninggalkan bekas luka atau bopeng.
Jerawat nodul termasuk dalam jenis jerawat yang cukup parah, dan perawatannya biasanya memerlukan perawatan medis atau perawatan kulit yang serius. Dokter kulit dapat meresepkan obat-obatan seperti antibiotik, retinoid, atau obat anti-inflamasi untuk mengurangi peradangan dan mengobati jerawat nodul.
Advertisement
Penyebab Jerawat di Telinga Pria
1. Kebiasaan Pakai Headset yang Kurang Tepat
Penggunaan headset yang tidak bersih atau berbagi headset dengan orang lain dapat menjadi jalur masuk bakteri ke telinga dan menyebabkan jerawat. Ini karena headset dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Ketika headset digunakan dalam waktu yang lama dan jarang dibersihkan, kotoran dan bakteri dapat menumpuk di area telinga. Hal ini dapat menyebabkan pori-pori di kulit telinga tersumbat dan jerawat muncul.
Selain itu, penggunaan headset yang terlalu lama juga dapat menyebabkan peningkatan produksi minyak di kulit telinga. Produksi minyak yang berlebihan dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan jerawat muncul.
Di samping karena penggunaan headset, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan jerawat di telinga termasuk kebiasaan menyentuh telinga dengan tangan yang kotor, penggunaan topi atau helm yang dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan bakteri di area telinga, serta stres yang berkepanjangan.
2. Produksi Minyak yang Meningkat
Peningkatan produksi minyak oleh kelenjar minyak di telinga dapat menyebabkan terjadinya jerawat di telinga. Ketika produksi minyak berlebih, minyak tersebut dapat menyumbat pori-pori kulit telinga. Pori-pori yang tersumbat kemudian dapat menjadi tempat perkembangan bakteri dan peradangan, sehingga dapat berakhir pada terjadinya jerawat di telinga pria.
Adapun peningkatan produksi minyak oleh kelenjar minyak di telinga ini sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah ketidakseimbangan hormon. Pada masa pubertas atau menjelang menstruasi, produksi hormon tertentu, seperti hormon androgen, dapat meningkat. Hormon ini dapat merangsang kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak minyak, sehingga lama-lama dapat menyebabkan kulit menjadi berminyak, termasuk di area telinga.
Selain faktor hormonal, faktor genetik juga dapat mempengaruhi produksi minyak berlebih. Jika orang tua atau anggota keluarga memiliki kulit berminyak, maka kemungkinan besar juga memiliki kecenderungan untuk memiliki produksi minyak yang lebih tinggi. Di samping itu, faktor lingkungan seperti cuaca panas dan lembap, paparan polusi, dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok juga dapat mempengaruhi produksi minyak berlebih di telinga.
3. Sel-Sel Kulit Mati yang Menumpuk
Penumpukan sel-sel kulit mati di pori-pori kulit telinga juga dapat menyebabkan munculnya jerawat di telinga pria. Ketika sel-sel kulit mati tidak terkelupas dengan baik, maka dapat menyumbat pori-pori kulit. Pori-pori yang tersumbat kemudian menjadi tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, sehingga menyebabkan peradangan dan pembentukan jerawat.
Selain itu, penumpukan sel-sel kulit mati juga dapat mengganggu siklus alami regenerasi kulit. Ketika sel-sel kulit mati menumpuk, maka dapat menghalangi pertumbuhan sel-sel kulit baru yang sehat. Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi kusam, pori-pori tersumbat, dan jerawat muncul.
Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan penumpukan sel-sel kulit mati di telinga termasuk penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok, paparan polusi, dan kurangnya kebersihan telinga. Nah, untuk mengatasi penumpukan sel-sel kulit mati dan mencegah jerawat di telinga, penting untuk menjaga kebersihan telinga dengan membersihkannya secara lembut dan teratur.
4. Bakteri Penyebab Jerawat di Telinga Pria
Jerawat di telinga pria juga dapat disebabkan oleh bakteri. Ketika pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati dan sebum atau minyak alami yang melindungi kulit dan membuatnya tetap lembap, maka bakteri dapat menyebabkan jerawat di telinga pria. Bakteri dapat berkembang biak di dalam pori-pori yang tersumbat, sehingga menyebabkan peradangan dan pembentukan jerawat.
Ada beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan jerawat di telinga pria. Pertama, ada Propionibacterium acnes. Bakteri ini merupakan salah satu penyebab utama jerawat. P. acnes hidup di kulit dan dapat berkembang biak di pori-pori yang tersumbat, sehingga menyebabkan peradangan dan pembentukan jerawat.
Kemudian, ada Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan jenis bakteri Staphylococcus yang paling sering menyebabkan infeksi pada manusia. Meskipun lebih umum terkait dengan infeksi kulit, Staphylococcus aureus juga dapat berperan dalam perkembangan jerawat di telinga pria.
Selain itu, ada Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini juga merupakan anggota dari genus Staphylococcus dan dapat ditemukan di kulit manusia. Meskipun umumnya tidak berbahaya, Staphylococcus epidermidis dapat berkontribusi pada perkembangan jerawat di telinga pria.
Cara Mengatasi Jerawat di Telinga Pria
1. Jangan Memencet Jerawat di Telinga
Sama seperti jerawat di wajah, tidak disarankan untuk memencet jerawat di telinga. Memencet jerawat di telinga dilarang karena dapat berkontribusi pada munculnya peradangan, jaringan parut, dan meningkatkan risiko infeksi. Ketika memencet jerawat, maka dapat memperparah kondisi kulit dan menyebabkan penyebaran bakteri ke area sekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan peradangan yang lebih parah, infeksi, dan bahkan meningkatkan risiko komplikasi serius.
Selain itu, memencet jerawat di area hidung dan mulut juga sangat berbahaya karena dapat memicu infeksi hingga kematian. Area ini dikenal sebagai segitiga kematian atau triangle of death, yang merupakan area kulit yang dimulai dari tengah alis, hidung, dan berakhir di atas bibir. Memencet jerawat di area ini dapat menyebabkan infeksi serius yang dapat menyebar ke sistem saraf pusat dan berpotensi mengancam nyawa.
Selain itu, memencet jerawat di telinga juga dapat merusak kulit dan meninggalkan bekas luka atau bopeng. Hal ini dapat memperburuk kondisi kulit dan mengganggu proses penyembuhan jerawat. Sebagai gantinya, disarankan untuk menjaga kebersihan telinga, menggunakan perawatan kulit yang tepat, dan berkonsultasi dengan dokter kulit untuk penanganan yang tepat terhadap jerawat di telinga.
2. Jagalah Kebersihan Telinga
Jaga kebersihan telinga dengan membersihkannya secara teratur menggunakan air hangat dan sabun ringan. Hindari penggunaan benda-benda tajam atau benda asing lainnya untuk membersihkan telinga. Hindari pula penggunaan produk kosmetik atau produk perawatan rambut yang dapat memicu reaksi peradangan di telinga.
Gunakan obat tetes telinga yang direkomendasikan oleh dokter atau yang tersedia di apotek. Obat tetes telinga dapat membantu melunakkan dan mengeluarkan kotoran telinga yang menumpuk. Minyak zaitun juga dapat digunakan untuk membersihkan telinga. Teteskan beberapa tetes minyak zaitun ke dalam telinga dan biarkan selama beberapa menit. Kemudian, bersihkan telinga dengan lembut menggunakan kapas atau tisu bersih.
Jangan menggunakan cotton bud. Pasalnya, mengorek telinga dengan cotton bud tidak disarankan karena dapat mendorong kotoran telinga lebih dalam dan merusak gendang telinga. Sebaiknya, kunjungi dokter THT untuk pembersihan telinga yang aman. Oleh karen itu, penting untuk menjalani pemeriksaan telinga secara rutin oleh dokter THT. Dokter dapat melakukan pembersihan telinga profesional dan memastikan tidak ada masalah kesehatan yang perlu ditangani.
Selain itu, hindari kebiasaan menggunakan earphone atau headphone yang dapat menyebabkan penumpukan minyak dan kotoran di sekitar telinga, yang tak lain penyebab terjadinya jerawat di telinga. Pastikan untuk membersihkan earphone atau headphone secara teratur untuk menghindari penumpukan kotoran atau bakteri. Gunakan kain lembut atau tisu bersih untuk membersihkan bagian luar earphone atau headphone.
Lalu, jangan meminjamkan atau menggunakan earphone orang lain untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri atau infeksi telinga. Pastikan telinga dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran sebelum menggunakan earphone atau headphone. Hindari penggunaan earphone atau headphone jika memiliki infeksi telinga atau masalah kesehatan telinga lainnya, termasuk jerawat di telinga.
3. Kompres dengan Air Hangat
Jerawat di telinga pria juga dapat dikompres dengan menggunakan kompres hangat, karena kompres hangat dapat membantu membuka pori-pori dan memungkinkan jerawat mengering dengan sendirinya. Suhu hangat dari kompres dapat membantu melonggarkan kotoran, minyak, dan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori di sekitar jerawat.
Selain itu, kompres hangat juga dapat meredakan peradangan dan mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh jerawat di telinga. Namun, penting untuk diingat bahwa kompres hangat hanya dapat membantu mengatasi jerawat di telinga sebagai bagian dari perawatan yang lebih komprehensif.
4. Manfaatkan Krim Retinoid
Krim retinoid dapat dimanfaatkan untuk mengatasi jerawat di telinga, karena krim retinoid mengandung vitamin A yang dapat membantu mengurangi peradangan, mengontrol produksi minyak berlebih, dan mempercepat proses regenerasi kulit. Krim retinoid juga dapat membantu membersihkan pori-pori yang tersumbat dan mencegah pembentukan jerawat baru.
Jerawat di telinga dapat disebabkan oleh peningkatan produksi minyak, penumpukan sel kulit mati, atau bakteri di pori-pori kulit telinga bagian luar. Krim retinoid efektif dalam mengobati jerawat di telinga karena kandungan vitamin A-nya dapat mengecilkan serta menghilangkan jerawat.
Krim retinoid, seperti tretinoin atau retinol, dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan jerawat di telinga. Namun, penggunaan krim retinoid harus dengan rekomendasi dokter dan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita hamil.
Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan krim retinoid dapat menyebabkan kulit menjadi kering, kemerahan, atau mengelupas. Maka dari itu, penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter atau produsen krim retinoid.
Jika jerawat di telinga makin parah atau tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit. Dokter dapat memberikan penanganan yang lebih spesifik, seperti pemberian obat topikal atau oral, untuk mengatasi jerawat di telinga.
Advertisement