Investasi Kini Bisa Dijangkau Semua Kalangan Masyarakat

Seiring berjalannya waktu, pasar modal Indonesia terus berkembang. Makin banyak platform investasi bermunculan di Indonesia dengan segala fitur.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Nov 2023, 07:37 WIB
Co-founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menilai aktivitas investasi di pasar modal saat ini merupakan milik semua masyarakat. (Foto:Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Co-founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra menilai aktivitas investasi di pasar modal saat ini merupakan milik semua masyarakat, bukan hanya orang kaya. 

Hal ini seiring dengan banyaknya kemudahan saat investasi pada masa kini, sehingga jumlah investor dan dana kelolaan investasi terus bertambah.

Karaniya menuturkan, ketika pertama kali pihaknya mengembangkan platform investasi Bareksa pada 2015, jumlah investor di pasar modal Indonesia diperkirakan hanya 500.000 orang saja.

"Dengan jumlah tersebut, investasi reksa dana, obligasi, dan saham terkesan hanya untuk mainan orang-orang kaya," ujar dia dalam sambutan Debat Tim Calon Presiden RI: Kemana Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024-2029, ditulis Jumat (10/11/2023).

Seiring berjalannya waktu, pasar modal Indonesia terus berkembang. Makin banyak platform investasi bermunculan di Indonesia dengan segala fitur yang memberikan kemudahan bagi para investor

Misalnya, sekarang investor bisa mulai berinvestasi reksa dana dengan modal mulai dari Rp 10.000. Alhasil, masyarakat dari berbagai kalangan punya kesempatan menjadi investor di pasar modal.

"Jumlah investor terus bertambah dan Asset Under Management (AUM) reksa dana mencapai puluhan bahkan ratusan triliun rupiah," imbuh dia.

Karaniya berharap, pesta demokrasi 2024 akan menjadi momentum untuk memajukan pasar modal Indonesia yang lebih baik pada periode pemerintahan selanjutnya.

 


Ingin Cuan dari Investasi? Lakukan Sejumlah Kebiasaan Ini

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Sebelumnya diberitakan, sejumlah masyarakat mulai memahami akan pentingnya investasi sejak dini. Hal itu juga tercermin dari meningkatnya jumlah investor muda di pasar modal Indonesia.

Selain itu, investasi juga menawarkan banyak manfaat mulai dari membantu tujuan keuangan hingga menambah kekayaan yang dimiliki. Sehinga, jika Anda ingin memulai investasi perlu menumbuhkan kebiasaan untuk menyisihkan uang jajan maupun gaji yang didapatkan setiap bulannya. 

Founder Ngertisaham Frisca Devi Choirina menuturkan, investasi biasanya dikategorikan sebagai aktivitas yang membutuhkan uang dengan jumlah besar. Akan tetapi, ada juga investasi yang bisa dilakukan dengan modal kecil, yakni dengan cara membeli instrumen di pasar modal seperti saham.

"Investasi banyak manfaatnya dibandingkan tidak manfaatnya, dari pengalaman banyak anak muda yang tertarik investasi dari modal kecil dulu," kata Frisca dalam acara Wakaferse 2023 di BEI, Jumat (3/11/2023).

Frisca menerangkan, salah satu cara melakukan manajemen keuangan adalah dengan memisahkan rekening transaksi dan investasi. Kemudian, jika sudah membuat rekening terpisah bisa mulai menyisihkan 10 persen atau lebih dari penghasilan untuk melakukan investasi. Namun, yang terpenting adalah menumbuhkan kebiasaan investasi agar nantinya bisa mengatur keuangan dengan baik. 

"Sisihkan 10 persen atau lebih untuk investasi awalnya berat godaannya pengen banyak nongkrong, nonton bioskop, tapu lama-lama kebiasaan (untuk melakukan investasi) itu terbentuk sampai lulus kuliah. Hal yang biasa butuh paksaan, itu kita membangun kebiasaan, kalau perkara nanti modal cuannya nambah itu nanti," kata dia. 

Dengan demikian, ia menekankan, hal terpenting dalam investasi itu fokus pada menumbuhkan kebiasaan melakukan investasi ketimbang mengejar keuntungan yang didapatkan. Alhasil, jika sudah melakukan investasi dengan baik dan benar, investor berpotensi mendapatkan kesehatan secara finansial.

 


Kenaikan Suku Bunga BI Berdampak terhadap Minat Investasi di Pasar Modal

Ilustrasi investasi, revenue (Image by wirestock on Freepik)

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati keputusan Bank Indonesia (BI) yang kembali mengerek suku bunga acuan atau BI Rate ke level 6 persen akan memberikan dampak terhadap minat investor untuk melakukan investasi ke pasar modal Indonesia. 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, kenaikan suku bunga acuan BI tersebut berdampak terhadap minat investor untuk berinvestasi ke pasar modal Indonesia. 

"Tentunya ada sedikit koreksi ya, per 23 Oktober, indeks mengalami koreksi tercatat 6.741 atau koreksi sebesar 1,6 persen year to date (ytd)," kata Inarno dalam Opening Ceremony Capital Market Summit and Expo (CMSE) 2023 di Main Hall BEI, Kamis (26/10/2023).

Dengan demikian, ia menyarankan agar para investor memperkuat pemahaman terkait ekonomi global yang dapat berdampak terhadap kinerja perusahaan dan harga saham.

Selain itu, OJK juga terus memantau kondisi perekonomian dan pasar modal Indonesia. Jika diperlukan, otoritas akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

 


Pertumbuhan Investor

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pertumbuhan investor hingga 19 Oktober 2023 telah mencapai 11,83 juta investor atau SID. Angka itu meningkat 4 kali lipat dalam lima tahun terakhir, mayoritas masih didominasi milenial dan generasi Z (Gen Z) di bawah 30 tahun dengan persentase sebesar 57,4 persen. Sedangkan, hingga saat ini penghimpunan pasar melebihi Rp 200 triliun. 

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) 25 basis poin menjadi 6 persen dari sebelumnya sebesar 5,75 persen.

"Rapat RDG Bank Indonesia pada 18-19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Kamis, 19 Oktober 2023.

Sama halnya dengan BI7DRR, suku bunga Deposit Facility juga dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen dari sebelumnya 5,00 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen dari sebelumnya 6,50 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya