BEI Bakal Luncurkan Gold ETF, Kapan?

Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mengkaji untuk mengembangkan produk Gold Exchange-Traded Fund (ETF).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Nov 2023, 10:21 WIB
Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengembangkan produk tercatat non saham berupa Gold Exchange-Traded Fund (ETF). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mengembangkan produk tercatat non saham berupa Gold Exchange-Traded Fund (ETF) dalam beberapa waktu mendatang. 

Pj.S. Kepala Unit Pengembangan Bisnis Produk Terstruktur BEI Pradapaningsih mengatakan, pihaknya berencana untuk meluncurkan Gold ETF pada satu atau dua tahun ke depan (2024/2025). Ini mengingat, produk berbasis emas dinilai menarik di pasar Indonesia. 

Meski demikian, BEI tidak akan terburu-buru meluncurkan produk baru yang satu ini. Sebab, pihaknya perlu menyelesaikan aturan terkait Gold ETF secara optimal. 

"Kalau untuk Gold ETF sendiri, saat ini masih dalam kajian, untuk model bisnisnya seperti apa, karena mungkin untuk Gold ETF ini sendiri agak beda, untuk model bisnisnya dengan ETF yang biasa, karena dia ada gold provider di sini, ada peran gold custody nanti, yang agak berbeda dengan kustodian pada umumnya," ujar dia dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal secara virtual, Kamis (9/11/2023). 

Ia menuturkan, saat ini Bursa tengah mengkaji soal Gold ETF bersama sejumlah pelaku pasar. Dengan demikian, BEI berharap bisa mendapatkan dukungan regulator untuk menerbitkan aturan yang bisa menjadi dasar penerbitan produk Gold ETF. 

BEI juga optimistis Gold ETF ini bisa diterima baik oleh sejumlah masyarakat. Sebab, produk satu ini dinilai cukup menarik untuk pasar Indonesia yang menyukai produk berbasis emas

"Kami harapkan juga bisa ada dukungan dari regulator untuk bisa menerbitkan peraturan yang bisa menjadi dasar untuk menerbitkan produk Gold ETF ini, karena cukup menarik untuk market Indonesia yang memang menyukai produk-produk berbasis emas," tandasnya. 


Tarik Investor, BEI Bakal Luncurkan Single Stock Futures pada 2024

Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen terus mengembangkan produk tercatat non saham. Terbaru, BEI bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024 atau akhir Maret tahun depan. 

Dalam rangka memperkenalkan instrumen baru tersebut, BEI pun melakukan sosialisasi kepada komunitas, anggota bursa (AB) untuk memberikan penjelasan soal produk dan bagaimana transaksi dari SSF ini. 

"Produk derivatif ini kami harapkan bisa menarik investor yang menginginkan produk trading yang lebih agresif," kata Kepala Unit Pengembangan Bisnis Derivatif BEI Pier Ridge dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal secara virtual, Kamis (9/11/2023). 

Sementara itu, BEI juga menjelaskan terdapat sejumlah manfaat dari instrumen investasi terbaru ini. Salah satunya, sebagai sarana lindung nilai portofolio. 

Pertama, SSF ini bermanfaat sebagai sarana lindung nilai portofolio. SSF memberikan kesempatan bagi investor untuk melindungi nilai portofolio dan mendapat keuntungan pada saat market bearish. 

Kedua, SSF bisa digunakan sebagai leveraging. SSF memungkinkan investor untuk memperoleh saham dengan hanya membayar initial margin namun memperoleh keuntungan setara dengan membeli saham. 

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024. 

Direktur Utama BEI, Imam Rachman menuturkan, pihaknya menargetkan produk single stock futures diterbitkan pada kuartal I 2024. 

"Memang masih mau targetkan di kuartal I 2024, karena memang kami ingin bahwa ketika kami launching ini semua infrastrukturnya juga siap jadi artinya beberapa hal terkait dengan AB (anggota bursa) yang memiliki izin derivativenya juga lebih banyak saat ini, karena saat ini memang hanya satu ya," kata Iman dalam konferensi pers, Kamis, 26 Oktober 2023.


Harapan BEI Lebih Banyak Produk Derivatif

Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). Presiden Joko Widodo atau Jokowi menutup langsung perdagangan IHSG 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian, Iman berharap  akan lebih banyak instrumen produk derivatif, kedua pembukaan rekening untuk derivatif juga lebih dipermudah. Sehingga, dengan adanya segala persiapan tersebut, BEI menargetkan produk SSF meluncur pada kuartal I 2024.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, hingga saat ini ada satu AB yang memiliki izin derivatif. Sehingga, pihaknya mendorong AB lainnya untuk menyusul pendahulunya.

"Saat ini ada sekitar 5-6 anggota bursa yang dalam pipeline pengembangan sistem untuk transaksi derivatif, di mana sistem-sistem perdagangan dari efek derivatif ini kami sediakan untuk anggota bursa menjadi pilot proyek jadi ini free dari bursa," imbuhnya. 

BEI berharap agar AB bersedia untuk menjadi anggota bursa derivatif. Kemudian, dengan rekening dana nasabah derivatifBEI atau rekening dana derivatif.

"Kami juga akan bekerjasama dengan KSEI, karena KSEI sudah dimungkinkan untuk sesuai rekening efeknya KSEI itu bisa menyimpan dana, sehingga ini akan memudahkan on boarding dari investor-investor yang akan bertransaksi derivatif dan juga mempercepat proses pembukaan rekening dana derivatif," tandasnya. 

 


BEI Bakal Luncurkan Single Stock Futures pada Kuartal I 2024

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024. 

Direktur Utama BEI, Imam Rachman menuturkan, pihaknya menargetkan produk single stock futures diterbitkan pada kuartal I 2024. 

"Memang masih mau targetkan di kuartal I 2024, karena memang kami ingin bahwa ketika kami launching ini semua infrastrukturnya juga siap jadi artinya beberapa hal terkait dengan AB (anggota bursa) yang memiliki izin derivativenya juga lebih banyak saat ini, karena saat ini memang hanya satu ya," kata Iman dalam konferensi pers, Kamis (26/10/2023). 

Dengan demikian, Iman berharap  akan lebih banyak instrumen produk derivatif, kedua pembukaan rekening untuk derivatif juga lebih dipermudah. Sehingga, dengan adanya segala persiapan tersebut, BEI menargetkan produk SSF meluncur pada kuartal I 2024.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, hingga saat ini ada satu AB yang memiliki izin derivatif. Sehingga, pihaknya mendorong AB lainnya untuk menyusul pendahulunya.

"Saat ini ada sekitar 5-6 anggota bursa yang dalam pipeline pengembangan sistem untuk transaksi derivatif, di mana sistem-sistem perdagangan dari efek derivatif ini kami sediakan untuk anggota bursa menjadi pilot proyek jadi ini free dari bursa," imbuhnya. 

BEI berharap agar AB bersedia untuk menjadi anggota bursa derivatif. Kemudian, dengan rekening dana nasabah derivatifBEI atau rekening dana derivatif.

"Kami juga akan bekerjasama dengan KSEI, karena KSEI sudah dimungkinkan untuk sesuai rekening efeknya KSEI itu bisa menyimpan dana, sehingga ini akan memudahkan on boarding dari investor-investor yang akan bertransaksi derivatif dan juga mempercepat proses pembukaan rekening dana derivatif," ujar dia. 

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya