China Pastikan Ekonominya Mulai Pulih, Yakin Tumbuh 5 Persen di 2023

Ekonomi China tengah menghadapi tantangan yang besar, mulai dari lemahnya belanja konsumen dan krisis properti yang semakin parah hingga merosotnya investasi asing.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Nov 2023, 16:30 WIB
Pekerja membongkar kotak dari bagian belakang truk di luar pusat perbelanjaan di Beijing, China, Senin (6/3/2023). Pejabat ekonomi China menyatakan keyakinannya bahwa mereka dapat memenuhi target pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen dengan menghasilkan 12 juta pekerjaan baru dan mendorong pengeluaran konsumen setelah berakhirnya kontrol antivirus yang membuat jutaan orang tetap di rumah. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat tinggi China memastikan bahwa ekonomi negaranya berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan sekitar 5 persen tahun ini.

“Sejak awal tahun ini, ekonomi China secara umum telah meningkat,” kata Wakil Perdana Menteri China He Lifeng, dikutip dari CNN Business, Jumat (10/11/2023).

 

“Hal ini tentu akan memberikan energi positif ke dalam pemulihan ekonomi global,” ujarnya dalam acara Global Financial Leaders’Investment Summit, yang diselenggarakan oleh Otoritas Moneter Hong Kong.

He Lifeng menyebut perekonomian China mulai memiliki awal yang baik pada tahun 2023 setelah bangkit dari pembatasan akibat Covid-19 selama tiga tahun, meski pemulihannya belum signifikan pada kuartal kedua.

Seperti diketahui, ekonomi China tengah menghadapi tantangan yang besar, mulai dari lemahnya belanja konsumen dan krisis properti yang semakin parah hingga merosotnya investasi asing.

“Investor global mempunyai kekhawatiran terhadap perekonomian China, termasuk laju pemulihan ekonomi, masalah pasar properti, dan utang pemerintah daerah. Anda mungkin bertanya kepada saya, 'Apakah kamu khawatir?'” kata Wakil Gubernur People’s Bank of China, Zhang Qingsong.

“Tidak, tidak selalu. Tidak terlalu banyak,”’ucap dia.

Populasi Usia Kerja

Saat menyampaikan paparan untuk mendukung argumennya, Zhang menunjuk pada populasi usia kerja China yang berjumlah lebih dari 900 juta jiwa, investasi Tiongkok dalam penelitian dan pengembangan, yang menurutnya menduduki peringkat kedua di dunia.

“Potensi perekonomian Tiongkok masih menjanjikan,” katanya.

Selain itu, Zhang juga menepis kekhawatiran mengenai utang pemerintah China, dan menyebut tingkat produk domestik bruto (PDB) saat ini sebesar 79,4 persen sejalan dengan rata-rata internasional dan “jauh lebih rendah” dibandingkan negara-negara besar lainnya.


IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi China 2023 jadi 5,4%, Tapi Awas Krisis!

Seorang pekerja membersihkan pintu kaca toko barang mewah di sebuah pusat perbelanjaan di Beijing, China, Senin (6/3/2023). Pejabat ekonomi China menyatakan keyakinannya bahwa mereka dapat memenuhi target pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen dengan menghasilkan 12 juta pekerjaan baru dan mendorong pengeluaran konsumen setelah berakhirnya kontrol antivirus yang membuat jutaan orang tetap di rumah. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksinya pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi 5,4 persen untuk tahun 2023.

Kenaikan proyeksi ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok di kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan, dan pengumuman kebijakan Beijing baru-baru ini.Namun, IMF mengingatkan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu masih dibayangi krisis di sektor real estate.

IMF juga tidak mengubah prediksi melambatnya pertumbuhan Tiongkok di 2024 mendatang menjadi 4,6 persen.

"(Ini karena) di tengah berlanjutnya pelemahan pasar properti dan lemahnya permintaan eksternal," kata Wakil Direktur Pelaksana IMF Gita Gopinath, dikutip dari CNBC International, Rabu (8/11/2023).

"(Terkait real estat) tekanannya masih ada. Masih banyak tekanan di pasar," bebernya.

Gopinath melihat, perlambatan ekonomi Tiongkok tidak akan selesai dalam waktu cepat, mengingat real estat merupakan salah satu sektor penyumbang lebih dari seperempat perekonomian negara itu.

 


Kemungkinan Kontraksi

Seorang wanita mengambil paket dari kurir pengiriman di luar gedung perkantoran di Beijing, China, Senin (6/3/2023). Pejabat ekonomi China menyatakan keyakinannya bahwa mereka dapat memenuhi target pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen dengan menghasilkan 12 juta pekerjaan baru dan mendorong pengeluaran konsumen setelah berakhirnya kontrol antivirus yang membuat jutaan orang tetap di rumah. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Beberapa analis bahkan memprediksi kemungkinan kontraksi sebesar 10 poin persentase.

Merespon tantangan tersebut, Beijing mulai menertibkan ketergantungan pengembang terhadap utang untuk pertumbuhan pada tahun 2020, namun baru-baru ini melonggarkan beberapa tindakan.

"Beberapa kemajuan telah dicapai, tetapi masih diperlukan lebih banyak lagi," jelas Gopinath.

Ia mengatakan, pemerintah pusat bisa berperan besar dalam memberikan pendanaan secara langsung. "Kami pikir hal ini akan membantu meningkatkan kepercayaan rumah tangga. Tetapi kami juga berpikir penting untuk segera mengeluarkan pengembang properti yang tidak layak," ucap Wakil Direktur Pelaksana IMF. 


Tak Beri Dampak pada Harga Komoditas

Di sisi lain, IMF tidak memperkirakan dampak besar dari peningkatan perkiraan ekonomi Tiongkok terhadap harga komoditas.

"Apa yang akan mempunyai dampak yang lebih besar adalah jika Tiongkok mampu menaikkan perkiraan pertumbuhan jangka menengahnya dari saat ini sebesar 3,5 persen. Hal ini dapat dicapai jika Tiongkok melakukan reformasi yang tepat," paparnya.

"Saya mendengar dari beberapa otoritas bahwa mereka tidak hanya tertarik pada nomor berita utama. Mereka ingin pertumbuhannya berkualitas tinggi, berkelanjutan, inklusif, dan mereka bekerja di berbagai bidang di sini," ujarnya.

Infografis Perang Dagang AS-China Segera Berakhir. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya