Liputan6.com, Bandung - Situs obrolan video (video chat) gratis Omegle dikabarkan telah resmi ditutup pada Rabu (8/11/2023). Situs yang telah beroperasi selama 14 tahun ini harus ditutup karena suatu alasan dari pendirinya dan banyaknya kasus pelecehan yang terjadi di dalamnya.
Diketahui keputusan situs Omegle ditutup merupakan bentuk dari mediasi hukum dengan salah satu pengguna yang menggugat perusahaan tersebut. Pengguna tersebut menggugat Omegle karena mengalami pelecehan secara seksual oleh orang asing dalam situsnya.
Advertisement
Gugatan tersebut dilakukan oleh seorang perempuan berinisial AM dan telah diajukan sejak 2021. AM menuduh jika ia bertemu dengan seorang pria berusia 30-an di situs tersebut dan ketika kejadian tersebut AM baru berusia 11 tahun.
Penggugat diketahui dipaksa oleh pria berusia 30-an tersebut untuk mengambil foto dan video telanjang selama tiga tahun. Sementara itu, pihak pengacara AM menyebutkan jika penutupan permanen ini juga menjadi keputusan antara penggugat dan Omegle.
"Penutupan permanen Omegle adalah istilah yang dinegosiasikan antara Omegle dan klien kami sebagai imbalan agar Omegle dapat menghindari putusan pengadilan yang akan datan," ujar pihak pengacara Carrie Goldberg.
Sebagai informasi, Omegle dikenal sebagai situs yang bisa membuat penggunanya untuk berkomunikasi dengan orang asing tanpa mendaftar. Pengguna tersebut nantinya akan bertemu secara acak dengan orang asing kemudian bisa saling berkomunikasi layaknya obrolan video atau video call.
Banyaknya Kejahatan Seksual
Sejak kehadirannya, situs Omegle memang menjadi situs yang menarik untuk berkenalan dengan orang baru. Namun, situs ini sering digunakan dengan tidak benar terutama oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
Misalnya saja, pada bulan Agustus seorang pria dijatuhi hukuman 16 tahun penjara setelah ia mengaku mengobrol dengan sekitar 1.000 anak di bawah umur di Omegle. Selain itu, pria tersebut juga banyak merekam anak-anak tanpa busana.
Sementara itu, pada kasus akhir-akhir ini terdapat seorang korban yang menggugat Omegle setelah mengalami pelecehan seksual oleh pria berusia 30 tahunan. Terjadi ketika usianya masih remaja sang pria tersebut melecehkannya dan menyimpan ribuan gambar eksploitasi seksual terhadap anak-anak termasuk salah satunya gambar korban yang menggugat.
Pada 2022, seorang reporter dari CBC juga menggunakan waktunya untuk mencoba situs Omegle. Ia menemukan bahwa sebagian besar orang yang dia ajak berbicara adalah pria telanjang atau yang tidak menggunakan pakaian.
Selain itu, pada tahun yang sama, ada sekitar 608.601 laporan adanya eksploitasi anak di Omegle kepada lembaga nirlaba National Center for Missing and Exploited Children’s CyberTipline.
Advertisement
Tanggapan Pendiri Omegle
Setelah resmi ditutup pendiri dari Omegle yaitu Leif K-Brooks menyampaikan salam perpisahannya kepada situs yang ia buat tersebut. K-Brook menyebutkan perpisahan dan alasan mengapa situsnya tersebut harus ditutup.
Ia mengatakan bahwa perusahaannya sudah mencoba banyak perbaikan terhadap situs tersebut selama bertahun-tahun. Namun, melalui sejumlah perbaikan tersebut ternyata menurutnya sama sekali tidak konstruktif.
"Meskipun saya berharap situasinya berbeda, tekanan dan biaya yang dikeluarkan untuk melawan ini - ditambah dengan tekanan dan biaya yang sudah ada untuk mengoperasikan Omegle, dan memerangi penyalahgunaannya - sudah terlalu banyak," ujarnya.
K-Brooks juga mengatakan bahwa menggunakan Omegle sudah tidak lagi berkelanjutan baik secara finansial dan psikologis. Ia bahkan menyebutkan penutupan ini harus dilakukan karena tidak ingin mengalami serangan jantung pada usia 30-an.
"Mengoperasikan Omegle tidak lagi berkelanjutan, baik secara finansial maupun psikologis. Terus terang, saya tidak ingin mengalami serangan jantung di usia 30an," dia memungkasi.