Wajah Pasar Modal Indonesia di Mata Tim Sukses Capres-Cawapres

Tim sukses Capres-Cawapres yang maju pada Pemilu 2024 berbagi pandangan dan rencana mengenai pasar modal Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Nov 2023, 18:18 WIB
Euforia Pilpres 2024 sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk pelaku pasar modal. Para tim sukses Capres-Cawapres pun membagikan pandangannya mengenai pasar modal Indonesia.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Euforia Pilpres 2024 sudah dirasakan oleh seluruh masyarakat, termasuk pelaku pasar modal. Para tim sukses Capres-Cawapres pun membagikan pandangannya mengenai pasar modal Indonesia.

Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengatakan, eksistensi pasar modal sangat bergantung pada literasi keuangan masyarakat Indonesia. Sayangnya, saat ini masih banyak masyarakat yang belum paham pentingnya mengelola keuangan pribadi. Tak heran banyak masyarakat, bahkan anak-anak muda, yang terjebak dalam masalah pinjaman online (pinjol) dan judi online.

"Ini tugas pemerintah, OJK, dan pelaku pasar modal untuk mengedukasi masyarakat," ujar dia dalam acara Debat Tim Calon Presiden RI: Kemana Arah dan Wajah Pasar Modal Indonesia 2024-2029, ditulis Jumat (10/11/2023).

Andi juga menuturkan, terdapat beberapa strategi yang dimiliki tim pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk mengembangkan pasar modal Indonesia. Salah satunya adalah mengalihkan pendanaan ke sektor-sektor yang lebih produktif dan sesuai dengan perkembangan tren pasar modal global. 

"Jika dilihat secara global, sektor teknologi mendominasi pasar modal," kata dia.

Sementara itu, Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Panji Irawan menyatakan, pasar modal memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Sebab, nilai kapitalisasi pasar modal nasional setara 45 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Masih banyak potensi yang bisa dikembangkan dari pasar modal Indonesia. Apalagi, saat ini terdapat 5.600 perusahaan berbadan hukum yang ada di Indonesia, tetapi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) baru 898 perusahaan saja. Adapun jumlah investor pasar modal saat ini sekitar 12 juta investor.

"Inilah yang mesti kita kembangkan ke depannya," kata Panji.

 


Penguatan Pasar Modal

Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Tim Visi-Misi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Wijayanto Samirin menilai, pasar modal Indonesia bagaikan ujung atau puncak dari gunung es. Jika ingin mengembangkan pasar modal, maka yang harus diperkuat adalah bagian bawah gunung es tersebut.

Ada empat faktor kunci penguatan pasar modal yang bakal dilakukan pemerintahan Anies-Muhaimin jika terpilih dalam Pilpres nanti. Di antaranya adalah peningkatan daya saing sektor riil, keberlanjutan fiskal, stabilitas moneter, dan stabilitas politik. 

"Kalau ini semua diperkuat, maka pasar modal kita akan terus tumbuh dan berkembang," jelas dia.

Wijayanto menegaskan, pertumbuhan ekonomi dan pasar modal yang diusung Anies-Muhaimin dipastikan juga bakal memperhatikan aspek pemerataan dan keberlanjutan. "Kami juga akan merawat investor eksisting maupun investor baru," ujar dia. 

 


Meneropong Sektor Saham Menarik di Tengah Sentimen Pemilu pada 2023

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, memasuki  2023, terdapat sejumlah instrumen investasi yang dinilai menarik bagi investor, salah satunya saham. Beberapa analis pun memberikan pandangan sektor saham yang prospektif pada tahun depan.

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan, pada 2023 akan ada momentum menjelang tahun pemilihan umum (pemilu), sehingga diprediksi sektor saham berbasis konsumer bisa jadi diuntungkan karena CCI (Consumer Confidence Index) biasanya meningkat pada tahun-tahun pemilu.

"Diperkirakan konsumsi domestik akan meningkat pada kuartal II 2023. Kami memilih sektor perbankan dan konsumer untuk 2023," kata Roger saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (25/12/2022).

Dia menyebutkan, pihaknya menyukai konsumer karena diperkirakan margin akan meningkat seiring mulai melandainya harga agrikultur dan imbas dari kenaikan harga jual sejak Juli 2022.

"Sedangkan perbankan kami perkirakan masih cukup bertumbuh kuat pada 2023 dengan masih tingginya pertumbuhan kredit dan NIM," kata Roger.

Untuk rekomendasi saham, Roger memilih antara lain ICBP, INDF, MYOR, BMRI, BBRI, BTPS dan BNGA.

"Memang kondisi saat ini kondisi makro masih menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan di prediksi pertumbuhan earning di US akan tumbuh negatif sehingga strategi buy on weakness mungkin tepat bagi investor," kata dia.

Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, saham yang menarik yang memiliki bisnis terkait ekosistem kendaraan listrik, seperti nikel di mana Indonesia merupakan salah satu produsen terbesar di dunia.

 


Sentimen yang Perlu Diperhatikan Investor

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, sektor perbankan yang memiliki eksposur terkait UMKM, di mana ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor ini.

"Saham yang dapat diperhatikan antara lain MDKA, INDY, BBRI strategi beli dengan melihat level support resistance terdekat untuk mendapatkan harga terbaik," kata Jono.

Adapun, beberapa hal yang perlu diperhatikan investor, yaitu sentimen global seperti suku bunga bank sentral AS dan berbagai negara lain yang berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah dan memicu dana arus keluar dari asing.

Tak hanya itu, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azismenuturkan, sektor konsumer menarik untuk dicermati mengingat sudah mulai menurunnya harga komoditas serta momen pemilu yang dapat meningkatkan konsumsi masyarakat khususnya di food and bevarages (FnB).

"Untuk rekomendasinya buy untuk ICBP dengan target harga 11.975 dan MYOR dengan target harga 2.940," kata Abdul.

Kemudian, yang perlu dicermati pelaku pasar adalah kenaikan harga komoditas kembali akibat faktor global seperti perang Ukraina-Rusia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya