1.500 Orang di New York Demo untuk Akhiri Genosida di Gaza, Aktris Senior Susan Sarandon dan Rabi Yahudi Ikut Serta

Lebih dari 1.500 pengunjuk rasa pro-Palestina menyerukan gencatan senjata di Gaza di tangga Perpustakaan Umum New York di tengah Kota Manhattan pada Kamis 9 November 2023. Salah satunya aktris senior Susan Sarandon.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Nov 2023, 16:59 WIB
Demo pro-Palestina di New York, Amerika Serikat. (Dolores Cortes/AP)

Liputan6.com, New York - Lebih dari 1.500 pengunjuk rasa pro-Palestina menyerukan gencatan senjata di Gaza di tangga Perpustakaan Umum New York di tengah Kota Manhattan pada Kamis 9 November 2023.

"Gencatan senjata sekarang! Akhiri semua pendanaan AS untuk Israel dan cabut pengepungan di Gaza sekarang juga," kata seorang penyelenggara Palestinian Youth Movement (Gerakan Pemuda Palestina) seperti dikutip dari ABS-CBN, Jumat (10/11/2023).

"Sekarang adalah saatnya bagi dunia untuk mengambil tindakan melawan genosida warga Palestina," imbuh penyelenggara Palestinian Youth Movement tersebut.

Protes juga disampaikan oleh aktris ternama Susan Sarandon, yang dalam rekaman video terlihat berdiri berdampingan bersama rabi Yahudi pada momen tersebut.

"Anda tidak harus menjadi orang Palestina untuk memahami bahwa pembantaian hampir 5.000 anak tidak dapat diterima dan merupakan kejahatan perang," kata aktris kawakan yang juga aktivis perdamaian Susan Sarandon.

"Ini saatnya untuk memiliki hati yang terbuka, ini saatnya untuk menjadi kuat, dan inilah saatnya Palestina merdeka, namun tidak ada kebebasan sampai semua orang bebas," imbuh Susan Sarandon, aktris senior yang punya nama besar di industri hiburan Hollywood.

Menurut informasi dari pihak berwenang Palestina, 10.812 warga Gaza telah tewas pada hari Kamis, sekitar 40 persen di antaranya anak-anak, akibat serangan udara dan artileri. Bencana kemanusiaan telah terjadi ketika persediaan dasar habis dan orang-orang yang terluka membebani sistem medis yang rapuh.

Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa Israel setuju untuk menghentikan operasi militer di bagian utara Gaza selama empat jam sehari, namun tidak ada tanda-tanda akan berhentinya pertempuran yang telah menewaskan ribuan orang dan menghancurkan wilayah kantong pantai tersebut.

 


Simpang Siur Soal Gencatan Senjata

Hanya 19 rumah sakit di Gaza yang saat ini masih beroperasi. Sekitar 16 RS lainnya terpaksa menghentikan operasi karena jumlah orang yang meningkat dan kehabisan bahan bakar. (AP Photo/Abed Khaled)

Kendati demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa jeda apa pun akan tercerai-berai, dan tidak ada konfirmasi resmi mengenai rencana jeda yang berulang.

Di wilayah utara Gaza, tidak ada laporan adanya jeda pertempuran. Pasukan Israel telah mengepung Kota Gaza dan tank-tanknya bergerak maju ke jantung kota saat mereka memburu militan Hamas. Masing-masing pihak melaporkan menimbulkan banyak korban di pihak lain dalam pertempuran jalanan yang intens.

Israel melancarkan serangannya ke Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas perbatasan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel. Israel mengatakan telah kehilangan 33 tentara di Gaza.​


Gedung Media The New York Times Juga Jadi Target Demo

Demo pro-Palestina salah satunya di markas media The New York Times di Amerika Serikat. (Seth Wenig/AP)

Para pengunjuk rasa melakukan aksi duduk di markas New York Times untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza

Demonstran pro-Palestina menduduki lobi The New York Times pada hari Kamis, menuntut gencatan senjata segera di Gaza sambil menuduh media menunjukkan bias terhadap Israel dalam liputannya mengenai perang Israel-Hamas.

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor pusat publikasi tersebut di Manhattan. Banyak yang memasuki atrium gedung untuk aksi duduk dan berjaga yang berlangsung lebih dari satu jam.

Dipimpin oleh sekelompok pekerja media yang menamakan diri mereka Writers Bloc, para demonstran membacakan nama ribuan warga Palestina yang tewas di Gaza, termasuk setidaknya 36 jurnalis yang kematiannya telah dikonfirmasi sejak perang dimulai.

Mereka menyebarkan edisi surat kabar ejekan – The New York War Crimes (Kejahatan Perang New York) – yang menuduh media tersebut “terlibat dalam pencucian genosida” dan meminta dewan editorial Times untuk secara terbuka mendukung gencatan senjata.

 


Aksi Umat Yahudi

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)

Aksi duduk tersebut menyusul serangkaian aksi di lokasi-lokasi penting di New York yang bertujuan untuk menarik perhatian terhadap meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza.

Sebelumnya pada Selasa 7 November, aktivis kelompok Jewish Voice for Peace sempat mengambil alih Patung Liberty. Seminggu sebelumnya, ratusan orang memadati Grand Central Terminal, menutup pusat perjalanan selama jam sibuk sambil mengibarkan spanduk bertuliskan “Gencatan Senjata Sekarang.”

Lebih dari 10.800 orang telah terbunuh di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, sejak pembantaian 7 Oktober oleh Hamas, yang menewaskan sedikitnya 1.400 orang di Israel.

Sementara itu, sejauh ini belum jelas apakah ada orang yang ditangkap pada aksi duduk hari Kamis tersebut.

Sebuah email yang dikirim ke staf New York Times oleh kepala keamanan perusahaan publikasi tersebut menggambarkan protes tersebut sebagai "aksi damai," dan menyatakan bahwa "tidak ada pintu masuk yang diblokir."

 

Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya