7 Kesalahpahaman tentang Waktu yang Mengganggu Produktivitas, Apa Saja?

Manajemen waktu telah menjadi fenomena budaya dan turut dikelilingi oleh mitos. Dengan terbatasnya pemahaman tentang waktu dan mitos-mitos tersebut, kamu akan semakin sulit menggunakan waktu dengan bijak dan benar-benar produktif.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 16 Nov 2023, 16:05 WIB
Ilustrasi Fokus Pada Pekerjaan Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kamu pasti tidak asing lagi dengan istilah "waktu adalah uang." Meskipun waktu sangat berharga, tetapi tampaknya waktu bukanlah sesuatu yang mudah dipahami. Terlepas dari kenyataan bahwa kamu sadar akan pentingnya menghargai waktu, kamu mungkin masih ragu dengan konsep waktu dan cara kerjanya. 

Manajemen waktu telah menjadi fenomena budaya dan turut dikelilingi oleh mitos. Dengan terbatasnya pemahaman tentang waktu dan mitos-mitos tersebut, kamu akan semakin sulit menggunakan waktu dengan bijak dan benar-benar produktif. Kesalahpahaman ini menyebabkan kamu menjadi kurang termotivasi, lebih rentan lelah dan mengambil keputusan yang kurang tepat.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami terlebih dahulu perihal arti waktu dalam kaitannya dengan produktivitas. Lantas, apa saja kesalahpahaman tentang waktu yang mengganggu aktivitasmu untuk lebih produktif? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Life Hack pada Jumat (10/11/23). 

1. Semua Waktu Itu Sama

Ini merupakan sebuah kekeliruan umum yang menyatakan bahwa semua waktu adalah sama dan kamu dapat menggunakan waktumu sesuka kamu tanpa menghadapi dampak apa pun. Hal ini terjadi ketika kamu tidak menyadari dalam jangka panjang dari cara kamu menghabiskan waktu. Misalnya, bila kamu terus-menerus memprioritaskan pekerjaan daripada kehidupan pribadi, kamu mungkin tidak menyadari bahwa hal itu dapat membahayakan hubungan dan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.

Demikian pula, bila kamu terlibat dalam aktivitas yang tidak selaras dengan nilai-nilai dan tujuanmu secara konsisten, kamu mungkin tidak menyadari bahwa kamu telah membuang-buang waktu berharga yang sebenarnya bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih memuaskan dan bermakna.

Dengan menyadari bahwa tidak semua waktu itu sama karena waktu tertentu lebih berharga dibandingkan waktu lainnya, kamu dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang cara kamu memprioritaskan waktumu dan mengalokasikannya untuk hal-hal yang paling penting bagi kamu. Hal ini dapat membawamu pada kehidupan yang lebih memuaskan dan bermanfaat.


2. Waktu itu Tidak Berwujud

Ilustrasi jam dinding, waktu berjalan. (Foto oleh Shawn Stutzman: https://www.pexels.com/id-id/foto/jam-dinding-analog-bulat-hitam-1010480/)

segelintir orang mungkin percaya bahwa waktu tidak berwujud karena merupakan konsep abstrak yang tidak dapat disentuh dan dilihat, waktu terus bergerak dan tidak dapat dihentikan atau dikembalikan. Waktu memang sulit untuk dipahami atau dikendalikan. Akibatnya, orang percaya bahwa tidak dapat diukur.

Namun, itu semua tidak benar. Meskipun waktu tidak dapat dilihat atau disentuh dengan cara yang sama seperti uang atau benda lainnya, tetapi waktu tetap merupakan sumber daya yang nyata dan berharga. Nilainya ditentukan oleh kualitasnya, bukan oleh jumlah atau kuantitas tertentu.

Waktu yang dihabiskan untuk hal-hal penting, seperti usaha, mengejar impian, mempelajari keterampilan baru, berkumpul dengan keluarga dan berolahraga demi meningkatkan kesehatan, seringkali dianggap lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan untuk tugas atau aktivitas dengan prioritas rendah.

3. Lebih Banyak Waktu sama dengan Lebih Banyak Produktivitas

Produktivitas tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah waktu yang tersedia. Meskipun lebih banyak waktu memungkinkan lebih banyak pekerjaan yang diselesaikan, hal ini tidak selalu berarti bahwa setiap orang akan lebih produktif.

Tingkat keterampilan, motivasi, dan fokus seseorang merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi produktivitas. Misalnya, seseorang yang terlatih dengan baik dan memiliki motivasi tinggi, mungkin dapat menyelesaikan suatu tugas dalam waktu yang lebih singkat dan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan seseorang yang kurang terampil atau kurang termotivasi.

Namun, ada juga yang ketika memiliki terlalu banyak waktu luang, mereka mungkin menjadi kurang termotivasi atau fokus, bahkan mungkin akan menunda-nunda pekerjaan. Lebih penting untuk mencapai keseimbangan dan menggunakan waktu dengan bijak daripada sekadar mencoba menyelesaikan lebih banyak tugas dalam waktu yang lebih singkat.

Bukan perihal berapa banyak waktu yang kamu punya, tetapi bagaimana kamu memanfaatkan waktu itu. Orang yang menggunakan waktu secara efisien bisa menjadi produktif dalam waktu yang lebih singkat.


4. Manajemen Waktu adalah Perihal Melakukan Hal Lebih Banyak

Ilustrasi orang produktif. Credit: pexels.com/pixabay

Menemukan keseimbangan antara aktivitas pribadi, profesional, dan rekreasional adalah komponen dari kunci manajemen waktu. Penting untuk memberi dirimu cukup waktu untuk istirahat dan menikmati hari. Bila kamu mencoba melakukan terlalu banyak hal dan membebani dirimu dengan pekerjaan secara berlebihan, kamu mungkin akan mengalami kelelahan yang menyebabkan penurunan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan. Inilah mengapa pening untuk menjadwalkan waktu istirahat dan aktivitas yang memberi kamu kebahagiaan.

5. Untuk Produktif, Kamu Harus Melakukan Segalanya Sendiri

Wajar saja jika kamu percaya bahwa melakukan segala sesuatunya sendiri memberi kamu kendali yang lebih besar atas kualitas dan hasil suatu tugas. Kamu juga bisa menghindari kegagalan atau kesalahan akibat mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain denan cara ini. Namun, seringkali hal tersebut bisa jadi hanya karena ego yang mempermainkan kamu. Ketika kamu menyelesaikan segala sesuatunya sendiri, kamu merasakan kebanggaan akan sebuah pencapaian sehingga membuat kamu percaya bahwa melakukan segalanya sendiri akan lebih priduktif.

Kenyataannya, mencoba melakukan semuanya sendiri dapat mengurangi produktivitas kamu seiring berjalannya waktu. Mendelegasikan tugas kepada orang lain dapat membantu kamu menghemat waktu dan fokus pada tugas yang paling penting. Hal ini merupakan metode yang efisien dalam memanfaatkan kekuatan dan keterampilan orang lain.

Mendelagasikan tugas juga dapat membantu menumbuhkan kerja sama tim dan kepercayaan dalam tim atau organisasi. Hal ini juga dapat membantu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan orang lain sehingga bermanfaat bagi keberhasilan tim atau organisasi secara keseluruhan.


6. Mengontrol Waktumu Tidak Mungkin Bisa Bila Kamu Bukan Atasan

Ilustrasi Bekerja Credit: pexels.com/ThisisEngineering

Banyak orang percaya bahwa bila mereka bukan pimpinan, mereka tidak akan dapat mengontrol waktu mereka karena terbatasnya kekuasaan mereka dalam mengambil keputusan. Mereka mungkin mempunyai wewenang yang lebih kecil untuk mengambil keputusan dan mungkin tidak dapat mengontrol waktu rapat yang dijadwalkan dan tugas yang diberikan.

Meskipun mengontrol waktu kamu mungkin lebih menantang bila kamu bukan atasan, kamu masih dapat mengantur waktumu secara efektif dengan strategi berikut.

  • Beri tahu atasan dan rekan kerjamu tentang ketersediaanmu serta tugas dan komitmen yang kamu miliki. Hal ini dapat membantu menghindari penjadwalan rapat atau tugas yang tidak perlu pada waktu yang tidak terduga.
  • Tetapkan batasan dengan atasan dan rekan kerjamu mengenai tugas dan komitmen yang dapat kamu terima. Ini dapat membantu kamu menghindari kelebihan beban dan memastikan kamu memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.
  • Mulailah dengan hal-hal yang paling penting dan cobalah untuk mendelgasikan atau menunda hal-hal yang kurang penting bila memungkinkan.
  • Jika kamu benar-benar kesulitan mengatur waktu, pertimbangkan untuk mencari dukungan dari rekan kerja atau atasanmu. Mereka mungkin dapat memberikan saran untuk membantu kamu mengatur waktu dengan lebih efektif

7. Senang Bila Terus-menerus Sibuk

Meskipun beberapa orang lebih suka membuat jadwal mereka seketat mungkin agar tidak membuang-buang waktu, tetapi ada pula yang melakukannya agar bisa mengimbangi orang lain atau menghindari kehilangan peluang. Beberapa orang mungkin dipengaruhi oleh tekanan sosial untuk terus-menerus sibuk dan memprioritaskan pekerjaan di atas aspek lain dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat membuat mereka percaya bahwa terus-menerus sibuk itu baik karena memenuhi ego mereka untuk selalu mencapai sesuatu.

Namun, terlalu sibuk dapat mengakibatkan kelelahan dan penurunan produktivitas. Jika kamu terus-menerus bepergian, kamu mungkin tidak akan memiliki cukup waktu untuk istirahat sehingga menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Mungkin sulit untuk fokus dan menyelesaikan tugas ketika kamu terbebani secara berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk menjadwalkan waktu istirahat agar kamu dapat mengisi ulang tenaga.

Infografis Jadwal Piala Dunia U-17 Indonesia 2023 Babak Fase Grup (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya