Liputan6.com, Jakarta - Pemaknaan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November tentu tidak melulu konvensional. Anda bisa ambil bagian dalam melanjutkan perjuangan para tokoh pendahulu dengan topik yang dekat dan mendesak, seperti masalah lingkungan.
Inspirasi gerakan ini sudah kian menjamur, dan salah satunya datang dari Bumantara. "Bumantara Team adalah komunitas yang awalnya dibentuk tiga orang dan sekarang bertambah jadi lima orang yang berdomisili di kota Medan," kata salah satu anggotanya, Reza, melalui pesan pada Liputan6.com, Kamis, 9 November 2023.
Advertisement
Ia menyambung, "Tujuan komunitas ini (awalnya) adalah menangani permasalahan banjir yang disebabkan penyumbatan sampah di saluran air di Kota Medan." Sejak terbentuk pada 29 Januari 2023, mereka akhirnya tidak hanya bergerak menangani masalah banjir, tapi juga "menjaga dan mengelola sampah di Sumatra Utara," sebutnya.
"Selain membersihkan sampah di lingkungan masyarakat, aliran parit, sungai, pantai, dan wisata alam, (kami) juga selalu mengedukasi masyarakat secara langsung maupun melalui media sosial demi meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kondisi lingkungan," imbuhnya.
Sementara di Ubud, Gianyar, Bali, kebiasaan menjaga lingkungan dibangun secara kolektif di skala desa. "(Program sadar iklim) sudah diinisiasi sejak 1996 dengan perluasan areal hutan desa adat dan beberapa lahan tidur yang sebelumnya tanaman alang-alang," kata Bendesa Desa Adat Padangtegal, I Made Parmita, lewat pesan, Jumat, 10 November 2023.
Ia menjelaskan, program yang terus dijalankan sampai saat ini adalah penambahan aset desa adat berupa lahan di sekitar hutan untuk perluasan ruang terbuka hijau. "Di samping juga mengoptimalkan peran Rumah Kompos Desa Adat Padangtegal dalam mengolah sampah, baik organik maupun non-organik," sebut dia.
Dukungan Kolektif
I Made berkata, semua program didukung secara kolektif oleh warga. Salah satunya dengan disiplin memilah sampah rumah tangga sebagai bagian dari program Rumah Kompos. "(Kami) menyosialisasikannya di setiap kesempatan, saat gotong royong, ngayah, dan rapat-rapat warga," ucapnya.
Ia melanjutkan, "(Kami) memberi pemahaman bahwa penting menjaga keseimbangan alam sesuai 'Tri Hita Karana,' yaitu konsep yang mengharuskan terciptanya tiga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam."
Di sisi lain, gerakan peduli lingkungan Bumantara Team dimulai dari keresahan pribadi, yang mana banjir acap kali terjadi di sekitar tempat tinggal mereka akibat sampah. Reza berbagi, "Dari situ, kami liat video Pandawara (komunitas peduli lingkungan berbasis di Bandung, Jawa Barat)."
"Mereka anak muda dan mereka tidak gengsi (membersihkan sampah), jadi mengapa kami tidak melakukan hal yang sama seperti mereka untuk (mengatasi) masalah banjir di sekitar tempat tinggal kami? Kami akhirnya mulai bergerak di Kecamatan Medan Labuhan," bebernya.
Advertisement
Turun Langsung Atasi Masalah Lingkungan
Menurut Bumantara, sudah saatnya anak muda turun langsung mengatasi masalah lingkungan. "(Bisa dengan) membersihkan pantai, menanam pohon, kampanye, maupun mengedukasi publik, menyebarkan kesadaran tentang isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim dan limbah plastik, melalui media sosial, seminar, dan diskusi," kata Reza.
"Setiap orang punya peran penting dalam menjaga iklim," sebut dia. "Ide bahwa setiap individu dapat jadi pahlawan penjaga iklim telah semakin mendesak karena dampak perubahan iklim semakin terasa."
Ia memaparkan, "Perspektif ini dapat dielaborasi dengan, pertama, membangun kesadaran dengan terus-menerus mengedukasi masyarakat untuk memahami pentingnya peran individu (dalam menjaga lingkungan). Lalu, mendorong individu mengambil tindakan kecil, seperti mengurangi pemakaian plastik."
Terakhir, Reza melanjutkan, bisa juga dengan terlibat dalam kampanye-kampanye lingkungan dan mendukung kebijakan hijau. Pembiasaan serupa sudah berdampak baik di Desa Adat Padangtegal. I Made berkata, "Ada perubahan perilaku warga yang mulai bisa menghargai dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian alam."
"Sampah-sampah non-organik di desa terus berkurang," ia menambahkan.
Gandeng Tangan Jaga Lingkungan
I Made mengatakan, pihak desa senantiasa berupaya mengakomodasi sumbangsih pemikiran para warga, termasuk tentang inisiasi menjaga lingkungan. "Kami apresiasi dan terus teladani semua yang sudah dilakukan," kata dia. "Menjaga iklim di Bumi adalah tugas kita bersama."
Ke depan, mereka berjanji terus menambah porsi ruang terbuka hijau di setiap program pembangunan desa. "Mari kita jaga hutan dan lingkungan hidup kita agar terwujud harmonisasi dan terjaganya kualitas hidup dengan tersedianya udara bersih, serta lestarinya alam kita," tandasnya.
Virus kebaikan untuk menjaga Bumi pun akan tetap ditularkan Bumantara Team. "Kami akan terus-menerus upload ke media sosial (soal) pentingnya (membangun) kesadaran dan pengetahuan terhadap (isu) lingkungan. Kami juga terus mendorong dan menyampaikan ide ke pemerintah untuk membuat kebijakan yang sangat-sangat menguntungkan lingkungan," sebut dia.
"Untuk generasi muda," ia menambahkan. "Pahami bahwa setiap tindakan, entah kecil maupun besar, bisa berdampak langsung pada lingkungan dan perubahan iklim. Kami berharap kita, generasi muda, dapat bekerja sama agar apa yang kita lakukan untuk lingkungan dapat berpengaruh besar."
Karena pada akhirnya, apa artinya para pahlawan mati-matian membela tanah kelahiran bila nantinya itu jadi "kota mati" karena tidak bisa diselamatkan dari dampak perubahan iklim?
Advertisement