Liputan6.com, Jakarta Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI, Agus Noorsanto mengatakan bahwa platform QLola terus dikembangkan agar mampu menjawab kebutuhan nasabah di segmen wholesale. Dirinya mengatakan, dalam waktu dekat QLola akan bisa digunakan oleh nasabah-nasabah BRI di luar negeri.
“Misalnya kami punya kantor cabang di Singapura, Taiwan, New York, kemudian di Timor Leste, itu juga bisa digunakan oleh nasabah-nasabah kami yang beroperasi di sana, yang juga mungkin supply chain dari Indonesian related company di sini,” katanya.
Advertisement
Seperti diketahui, QLola merupakan platform layanan transaksi untuk badan usaha, mulai dari korporasi hingga retailer. Agus pun menegaskan, berbagai upaya terus dilakukan dalam pengembangan fitur-fitur untuk memudahkan nasabah wholesale dalam bertransaksi langsung melalui satu sistem saja.
"Inovasi-inovasi layanan tersebut, mulai dari cash management, forex, investment, custody, trade finance, bank garansi, ekspor, dan impor," ujar Agus.
Dirinya pun menyebut, melalui QLola nasabah juga dapat me-monitor aktivitas bisnisnya mulai dari holding atau principal hingga subsidiary, atau bahkan mitra yang ada di luar negeri.
“Kemudahan-kemudahan dalam layanan tersebut yang kami berikan. Bahkan satu hal misalnya, sekarang yang kami berikan kepada nasabah, dia bisa mengetahui giro balance di seluruh bank," sebut Agus.
"Jadi misalnya dia punya beberapa rekening, dengan satu klik bisa masuk. Nah, itu fitur-fitur yang menarik,” imbuhnya.
Solusi Rantai Pasok
Agus menilai, kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi tersebut diberikan BRI karena pada umumnya industri membutuhkan solusi rantai pasok yang terintegrasi secara digital.
"Untuk consumer goods atau fast moving consumer goods membutuhkan layanan transaksi terintegrasi mulai di tataran korporasi, distributor, retailer, sampai ke konsumen di bawah," ujarnya.
"Contoh lainnya, seperti vendor atau supplier ketika bertransaksi dapat melakukan payment secara langsung. Kemudian kebutuhan financing bisa langsung terkoneksi dengan supply chain financing yang difasilitasi BRI dalam QLola," jelas Agus.
Ia menjelaskan, invoicing kepada para pelanggan dari nasabah wholesale BRI juga bisa dilakukan, karena tersedia corporate billing management dalam QLola. Agus juga mengungkapkan, ketika nasabah wholesale membutuhkan invoice financing, BRI bisa langsung memberikan pinjaman di QLola.
“Perusahaan membutuhkan bank yang memang punya network yang menyentuh ke seluruh wilayah operasi mereka. Katakanlah dia bergerak di fast moving consumer goods, dia butuh partner bank yang memang punya network sampai ke bawah," jelas Agus.
"Kenapa? Di samping punya network, dia punya fasilitas yang bisa membiayai korporasinya, bisa juga melayani transaksi hingga ke distributor, hingga ke retailer-nya juga di bawah,” imbuhnya.
Agus mengatakan, dengan network yang kuat dan didukung kehadiran QLola, BRI terus berinovasi untuk memperkuat ekosistem bisnis wholesale dari hulu hingga ke hilir.
"QLola pun menciptakan efisiensi dan efektivitas melalui transparansi kegiatan bisnis secara digital," katanya.
Advertisement
Cepat, Akurat, dan Aman
Di sisi lain, Agus mengungkapkan bahwa setiap inovasi layanan digital BRI harus dapat memberikan kemudahan, kecepatan, akurasi, keamanan atas berbagai layanan transaksi yang digunakan oleh nasabah. Ia menyebut, dalam berinovasi untuk menyediakan layanan digital, faktor-faktor tersebut harus tetap diutamakan.
“Ke depan dalam mengembangkan setiap produk baru khususnya layanan digital seperti ini, memang harus dijamin dapat memitigasi risiko atas keamanan data nasabah. Hal itu sesuai dengan tujuan dan arahan dari Otoritas jasa Keuangan (OJK),” ungkapnya.
"Dengan demikian, kebutuhan akan layanan digital perbankan yang terus meningkat ini dapat dipenuhi dengan baik. BRI menyadari tantangan layanan perbankan digital semakin besar seiring dengan kian luasnya penetrasi digital di masyarakat Indonesia," jelas Agus.
Dirinya membeberkan, pengguna jasa internet mencapai 78,2% dari seluruh penduduk Indonesia yang jumlahnya 275 juta yang artinya jaringan internet saat ini sudah diakses sekitar 219 juta penduduk Indonesia.
“Hal ini tentu mendorong industri perbankan untuk semakin siap dalam berinovasi untuk menyediakan layanan digitalnya sedemikian rupa, sehingga semakin memudahkan nasabah dan terpenuhi kebutuhan transaksinya," beber Agus.
"Inovasi, tentu akan memudahkan bank dalam melakukan penetrasi dan memanfaatkan layanan digitalnya di tengah peluang market yang sedemikian besar di Indonesia saat ini,” jelasnya.
(*)