Cuaca Indonesia Hari Ini Senin 13 November 2023: Pagi Cerah Berawan, Siang Mayoritas Hujan

Langit pagi Indonesia di awal pekan, Senin (13/11/2023) diprakirakan mayoritasnya bakal cerah, berawan, dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Senin (13/11/2023).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 15 Nov 2023, 17:05 WIB
Langit pagi Indonesia di awal pekan, Senin (13/11/2023) diprakirakan mayoritasnya bakal cerah, berawan, dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Senin (13/11/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Indonesia di awal pekan, Senin (13/11/2023) diprakirakan mayoritasnya bakal cerah, berawan, dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Senin (13/11/2023).

Kecuali di pagi hari ini diprakirakan langit berawan tebal di Samarinda dan hujan dengan intensitas ringan di Palangkaraya serta Tanjung Pinang, seperti laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Berbeda di siang hari nanti, cuaca Indonesia lebih beragam, sebagiannya diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, hujan ringan, dan hujan petir.

Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan akan turun di wilayah Serang, Bandung, Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Tanjung Pinang, Ternate, Kota Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, Manado, Padang, dan Medan pada siang hari nanti.

Waspada hujan petir siang nanti diprediksi BMKG bakal guyur Banda Aceh, Bengkulu, dan Bandar Lampung.

Kemudian malam hari nanti, langit Indonesia diprakirakan bakal cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Wilayah hujan ringan diprediksi guyur Yogyakarta, Bandung, Semarang, dan Padang serta hujan sedang di Medan malam hari nanti. Waspada hujan petir malam nanti di Banda Aceh, Jambi, dan Palembang.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Hujan Petir  Hujan Petir
 Denpasar  Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bengkulu  Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Yogyakarta   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Gorontalo   Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jambi   Berawan  Cerah Berawan  Hujan Petir
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Semarang   Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Surabaya   Cerah  Cerah  Cerah Berawan
 Pontianak   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Banjarmasin   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Palangkaraya  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Samarinda  Berawan Tebal  Berawan  Cerah Berawan
 Tarakan   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Bandar Lampung  Cerah Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Ambon   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Mataram   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Cerah  Cerah
 Kota Jayapura  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Manokwari   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Pekanbaru   Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Mamuju   Berawan  Berawan  Berawan
 Makassar   Cerah  Berawan  Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Manado    Cerah  Hujan Ringan  Berawan
 Padang   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Palembang  Cerah Berawan  Berawan  Hujan Petir
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang

Kunjungan Tempat Wisata Meningkat di Tengah Cuaca Ekstrem

Sejumlah wisatawan berjalan di Candi Angkor Wat, Provinsi Siem Reap, Kamboja, Kamis (5/3/2020). Menurut World Travel and Tourism Council, wabah virus corona (COVID-19) membuat sektor pariwisata dunia kehilangan USD 22 miliar. (TANG CHHIN Sothy/AFP)

Sebelumnya, dampak percepatan perubahan iklim bisa meningkatkan suhu harian dunia, dan kenaikan muka air laut, Hal serupa terjadi secara masif di Indonesia dan menjalar ke berbagai sektor termasuk pariwisata.

Selain itu, masalah cuaca ekstrem juga bisa saja melanda dalam waktu dekat, seperti curah hujan yang ekstrem setelah kita mengalami musim kemarau yang berkepanjangan dengan suhu yang sangat panas.

Untuk itu, sejumlah tempat wisata terutama wisata alam harus siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Salah satunya tempat wisata alam, Omah Kecebong di Yogyakarta termasuk yang melakukan antisipasi serta solusi menghadapi risiko cuaca ekstrem dan perubahan iklim.

Selama enam terakhir belakangan, kunjungan ke tempat wisata di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini semakin meningkat dan pada puncaknya di bulan November ini ,sudah hampir 80 persen full book.

Sejumlah wisatawan bahkan datang dalam beberapa rombongan dan dalam satu rombongan jumlahnya bisa lebih dari 100 orang.

 


Cara Hadapi Cuaca Ekstrem

Guest house di Omah Kecebong, Yogykarta. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Untuk menghadapi cuaca ekstrem, mereka berusaha memberikan kenyamanan bagi pengunjung, dengan menyiapkan tempat tempat kegiatan semi permanen yang diberi atap plastik UVI dan diberikan plafon paranet sehingga matahari masih bisa masuk tapi dengan sinar yang rendah.

"Sistem ini kami pakai karena kami tetap menjadikan berbagai jenis tanaman bisa hidup di bawah bangunan tersebut, istilahnya green house, dan ini sekaligus menjadi antisipasi saat musim hujan atau cuaca ekstrem nanti masih bisa beraktivitas dalam skala cukup besar," terang Hasan Setio Prayogo, pemilik Omah Kecebong pada Liputan6.com, Sabtu, 11 November 2023.

"Kami Juga membangun hall, gedung serbaguna dengan kapasitas sampai 300 orang untuk kegiatan kegiatan yang membutuhkan tempat indoor berkonsep alam," tambahnya.

Selain itu, mereka juga mempunyai banyak lahan hijau yang ditanami berbagai macam pohon dan tanaman yang membuat polusi udara sudah tersaring secara alami.

Tidak ada aturan khusus yang mereka terapkan, karena mereka memgklaim sudah berusaha memberikan tempat fasilitas yang aman bila terjadi cuaca ekstrem seperti saat hujan deras dalam waktu lama.


Persiapan Menghadapi Cuara Ekstrem

Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menjelang libur natal dan tahun baru (nataru), Hasan optimis pengunjung akan tetap berdatangan meski nantinya bisa saja terjadi cuaca ekstrem.

"Kita berharap dan optimis pengunjung akan tetap ramai, terutama karena kami sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi cuaca ekstrem,”ujar Hasan.

"Jadi baik saat cuaca panas atau hujan , kita tetap bisa beroperasi seperti biasa, karena kita sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi termasuk di masa libur akhir tahun nanti,” tutupnya.

Berbagai persiapan juga dilakukan Taman Wisata Alam Posong di Temanggung, Jawa Tengah.Tempat wisata yang berada di antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dengan suhu udara yang cukup dingin ini selalu mengecek rutin selokan dan akses jalan menunju tempat yang sebagian besar berupa bebatuan.

Mereka juga mengecek kondisi berbagai fasilitas pendukung, termasuk tempat camping atau berkemah yang peminatnya cukup banyak ini. Kawasan wisata yang sejuk ini ditumbuhi banyak pepohonan dan sampai saat ini tidak mengalami polusi udara.

"Alhamdulillah untuk polisi udara tidak terjadi di tempat kami, karena masih banyak pepohonan hijau dan tumbuhan lainnya di sepanjang akses menuju wisata, dan di sekitar lokasi wisata," jelas Luthfi Naufal Hartanto selaku Direktur Taman Wisata Alam Posong pada Liputan6.com, Kamis, 9 November 2023.

"Lokasi tempat wisata Posong ini berada di kaki Gunung Sindoro tepatnya di ketinggian 1800 mdpl. Jadi untuk udara masih sangat sejuk dan alami. Cuacanya juga termaduk dingin dan itu yang disukai pengunjung kami,” lanjutnya.


Mengutamakan Keamanan dan Kenyamanan

Warga mengenakan jas hujan saat melintasi JPO di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi hingga April ini di wilayah Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Untuk antisipasi menghadapi cuaca ekstrem, pihak pengelola mengimbau para wisatawan untuk membawa jaket tebal karena di musim hujan ini cuaca bisa semakin dingin lagi dan curah hujan yang berpotensi cukup intens.

"Kita juga mengimbau pengunjung untuk membawa obat-obatan pribadi, dan tetap rutin cek kondisi kendaraan pribadi yang dipakai menuju tempat wisata. Soal kenyamanan dan keamanan tetap jadi prioritas utama kita," terang Naufal.

Mengenai jumlah pengunjung, dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini diakui cukup berpengaruh. Jika cuaca mendung atau hujan, pemandangan alam jadi kurang terlihat dan kurang bisa dinikmati

"Di sini memang banyak yang mengambil foto karena latar pemandangannya yang bagus dan banyak spot-spot yang menarik untuk berfoto. Tapi kalau hujan dalam waktu lama dan ekstrem pastinya bisa membuat pengunjung berkurang, walaupun kita ada beberapa tempat untuk berteduh," kata Naufal.

Meski begitu, untuk jumlah wisatawan yang bermalam (camping) masih relatif stabil baik di musim kemarau maupun menjelang musim penghujan.

Bahkan di musim penghujan ini menurut Naufal, rata-rata untuk tamu camping yang reservasi ada yang H-1 bulan, dan ada juga yang H-2 minggu. Ia pun optimis jumlah pengunjung akan tetap ramai saat libur nataru nanti.

"Untuk weekday sekarang ini jumlah kunjungan di kisaran 90-100 orang per hari. Kalau untuk weekend jumlah kunjungan masih sekitar 850 -1.000 orang per hari,” terang Naufal. “Untuk musim penghujan memang sedikit berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan, namun untuk tamu berkemah atau camping masih relatif stabil karena untuk view sunrise masih bagus," sambungnya.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya