Liputan6.com, Jakarta - Agussalim adalah aktivis mahasiswa dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-Aceh. Namanya sudah tak asing lagi di kalangan rekan-rekan pergerakan. Sejak aktif dalam giat aktivisme mahasiswa, dia mengaku kerap menggarap isu-isu strategis yang berefek langsung terhadap kesejahteraan rakyat.
“Hal itu diaktualisasikan dalam bentuk demonstrasi jalanan atau tulisan-tulisan kritis yang menghantam tiap kebijakan pemerintah, utamanya di Aceh dan terkhusus di tanah kelahiran Bireuen,” kata Agussalim dalam keterangan diterima.
Advertisement
Meski memiliki nama yang sama dengsn pahlawan nasional Republik Indonesia, namun Agussalim tidak bermaksud menyandingkan secara berlebihan. Justru menurut dia, hal itu menjadi motivasi generasinya bahwa para pahlawan adalah panutan bagi generasi sekarang dan masa depan Indonesia.
“Perpaduan antara aktivisme dan jurnalisme membuat dikenali sebagai pelobi ulung, kemampuan komunikasi yang baik, sehingga membuat kehadirannya mampu merubah perbedaan antar almamater kampus menjadi kekuatan bersama,” bangga Agussalim.
Sebagai Putra kelahiran Aceh, Agussalim ditetapkan sebagai salah satu calon kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB-HMI) pada Kongres HMI ke XXXII di Pontianak. Dia berharap, apa yang sedang ditempuh olehnya, dapat diapresiasi oleh seluruh masyarakat Aceh, terutama kader HMI se-Aceh.
“Sudah selayaknya kader HMI se-Aceh menampakkan diri untuk membangun konsolidasi politik HMI dalam membangun integritas dan marwah Aceh di mata Indonesia,” gaung Agussalim.
Agussalim yakin, hanya di tangan anak muda (kader HMI Aceh) Aceh dapat diperbaiki. Sebab hampir tiga dekade lintas cabang HMI se-Aceh dalam tiap kongres berlangsung selalu berbeda jalan dalam membangun kesadaran politik nasional.
“Kesadaran membuka celah memori prestasi Aceh sebagai kekuatan sekarang dan masa depan, secara tidak langsung menciptakan cerminan bagaimana integritas kader HMI se-Aceh hari ini,” ungkap dia.
Strategi HMI Reformis
Dia memastikan, apabila terpilih maka Strategi HMI Reformis yang terus digerakkan bersama sebagai wujud untuk mengulang kejayaan Aceh untuk kemajuan bangsa.
“Terukir dalam sejarah Indonesia, generasi Aceh memiliki darah pejuang, jiwa militansi yang tinggi, mengayomi. Aceh pernah membangun bangsa Indonesia dengan kearifan lokalnya justru memicu militansi daerah lainnya untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia,” dia menandasi.
Advertisement