Liputan6.com, Jakarta - Aktivis lingkungan Greta Thunberg kembali menjadi sorotan publik setelah lantang menyuarakan bela Palestina. Ia sempat diinterupsi oleh seorang pria yang mendekatinya di atas panggung setelah dia mengundang seorang perempuan Palestina dan Afghanistan untuk berbicara pada protes iklim di ibu kota Belanda.
Dikutip dari AP, Senin (13/11/2023), Thunberg sedang berbicara di hadapan puluhan ribu orang ketika dia mengundang kedua perempuan itu ke atas panggung. "Sebagai gerakan keadilan iklim, kita harus mendengarkan suara mereka yang tertindas dan mereka yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan," kata aktivis asal Swedia itu.
Advertisement
Ia menambahkan, "Jika tidak, tidak akan ada keadilan iklim tanpa solidaritas internasional."
Setelah perempuan Palestina dan Afghanistan berbicara dan Thunberg melanjutkan pidatonya, seorang pria naik ke panggung. "Saya datang ke sini untuk demonstrasi iklim, bukan pandangan politik," kata pria berjaket hijau itu sebelum dia dipaksa turun dari panggung.
Identitas pria tersebut belum jelas. Ia mengenakan jaket bertuliskan kelompok bernama Water Natuurlijk yang telah memilih anggota dewan air Belanda.
Perempuan Afghanistan bernama Sahar Shirzad mengatakan kepada The Associated Press bahwa Thunberg mengizinkan mereka naik panggung bersamanya. "Pada dasarnya, dia memberikan waktunya kepada kami," katanya.
Sebelum aktivis lingkungan berusia 20 tahun itu naik ke panggung, acara tersebut sempat terhenti ketika sekelompok kecil aktivis di depan massa mengibarkan bendera Palestina. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.
Demo Besar-besaran Jelang Pemilu Belanda
Thunberg tampak tidak terpengaruh dan kemudian terlihat menari di belakang panggung saat band bermain. Insiden ini terjadi setelah puluhan ribu orang turun ke jalan di Amsterdam menyerukan tindakan lebih lanjut untuk mengatasi perubahan iklim.
Aksi tersebut terjadi dalam protes massal hanya 10 hari sebelum pemilu nasional. Penyelenggara mengklaim bahwa 70.000 orang ikut dalam demonstrasi itu dan menyebutnya sebagai protes iklim terbesar yang pernah ada di Belanda.
Thunberg termasuk di antara mereka yang berjalan melewati jantung bersejarah ibu kota Belanda. Para pemimpin politik, termasuk mantan ketua iklim Uni Eropa Frans Timmermans kemudian berpidato di depan massa yang berkumpul di alun-alun di belakang bangunan terkenal Rijksmuseum.
"Kita hidup di masa krisis, yang semuanya merupakan akibat dari pilihan politik yang diambil. Hal ini harus dilakukan dan dapat dilakukan secara berbeda," kata penyelenggara Climate Crisis Coalition dalam sebuah pernyataan. Meskipun koalisi tersebut mencakup gerakan pemuda Fridays for Future, para pengunjuk rasa berasal dari segala usia.
Advertisement
Krisis Iklim = Krisis Kesehatan
Mereka termasuk rombongan besar petugas medis berjas putih yang membawa spanduk bertuliskan, "Krisis iklim = krisis kesehatan." "Saya seorang dokter anak. Saya di sini membela hak-hak anak-anak," kata Laura Sonneveld.
Ia menambahkan, "Anak-anak adalah pihak pertama yang terdampak perubahan iklim."
Mengatasi perubahan iklim adalah salah satu bidang kebijakan utama bagi partai politik yang ikut serta dalam pemilihan umum pada 22 November 2023. "Sudah waktunya bagi kita untuk memprotes keputusan pemerintah," kata Margje Weijs, seorang guru bahasa Spanyol dan youth coach. "Saya harap ini mempengaruhi pemilu."
Thunberg sebelumnya menyuarakan dukungan kepada Palestina di tengah perang Hamas versus Israel. Hal tersebut tampak dari unggahannya melalui akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya pada 20 Oktober 2023.
Dalam unggahan tersebut, Greta memegang kertas bertuliskan "Stand with Gaza". Ia bersama tiga orang lainnya yang juga memegang kertas berisi gambar bendera Palestina yang tertulis "Free Palestine","This Jew Stands with Palestine", hingga "Climate Justice Now!!".
Greta Thunberg Suarakan Dukungan untuk Palestina
"Hari ini kita melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina dan Gaza. Dunia perlu bersuara dan menyerukan gencatan senjata segera, keadilan dan kebebasan bagi warga Palestina dan semua warga sipil yang terdampak," demikian bunyi cuitan Greta.
Dikutip dari Fox News, tak lama, Greta menghapus unggahan tersebut dan membagikan foto yang hampir mirip. Unggahan itu menunjukkan empat orang yang sama memegang empat tanda yang sama, kali ini dengan boneka gurita biru.
"Saya mengetahui bahwa boneka binatang yang ditampilkan di unggahan saya sebelumnya dapat diartikan sebagai simbol antisemitisme, yang sama sekali tidak saya sadari," tulisnya dalam unggahan itu. "Mainan pada gambar merupakan alat yang sering digunakan oleh penderita autis sebagai cara untuk mengomunikasikan perasaan."
Aktivis itu mengatakan dirinya dan para aktivisnya tentu saja menentang segala jenis diskriminasi, dan mengutuk antisemitisme dalam segala bentuk. "Ini tidak bisa ditawar. Makanya unggahan terakhir saya hapus," jelasnya.
Advertisement