Bitcoin Stabil di Zona Positif, Bagaimana Potensi ke Depan?

Pekan ini akan menjadi periode yang penting dengan banyak rilis data ekonomi yang akan menjadi sorotan para pelaku pasar.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 13 Nov 2023, 12:54 WIB
Setelah mengalami penurunan sementara, harga bitcoin (BTC) tampaknya telah pulih kembali ke level di atas USD 37.000 atau setara Rp 581,5 juta. (Kredit: WorldSpectrum from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengalami penurunan sementara, harga bitcoin (BTC) tampaknya telah pulih kembali ke level di atas USD 37.000 atau setara Rp 581,5 juta (asumsi kurs Rp 15.716 per dolar AS). Meskipun mengalami beberapa kendala, BTC masih berada dalam jalur yang menjanjikan untuk potensi kenaikan yang kuat selama November.

Sebelumnya, Bitcoin telah menunjukkan kinerja yang positif dalam satu minggu terakhir, terutama karena optimisme SEC akan menyetujui beberapa ETF Bitcoin spot, yang dapat membuka pintu bagi arus masuk institusi ke pasar Bitcoin.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan kabar BlackRock berencana untuk meluncurkan ETH Ethereum spot telah sedikit mempengaruhi reli Bitcoin pada pertengahan minggu lalu. 

"Hal ini disebabkan oleh para investor yang sebelumnya telah membeli Bitcoin dengan premis Bitcoin akan menjadi satu-satunya kripto yang akan mendapatkan persetujuan ETF AS pada tahun mendatang, namun sekarang beralih ke Ether (ETH)," ujar Fyqieh dalam siaran pers, Senin (13/11/2023).

Potensi Pekan Ini

Fyqieh menjelaskan, pekan ini akan menjadi periode yang penting dengan banyak rilis data ekonomi yang akan menjadi sorotan para pelaku pasar. 

Pada tanggal 14-15 November, Amerika Serikat akan merilis data CPI (Consumer Price Index) dan PPI (Producer Price Index) untuk bulan Oktober 2023. Jika terjadi kejutan dengan inflasi yang meningkat, hal ini dapat memicu penurunan sementara di pasar Bitcoin.

"Data inflasi CPI AS memiliki potensi untuk mengancam tren positif di pasar kripto, terutama jika data tersebut melebihi perkiraan dan mendukung argumen banyak pembuat kebijakan di Federal Reserve (The Fed) masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dengan lebih baik di Amerika," ujar Fyqieh.

Kemudian 17 November untuk risiko penutupan pemerintah AS (government shutdown). Penutupan pemerintahan AS dapat menciptakan ketidakpastian dalam aspek politik dan ekonomi, yang kemungkinan akan mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman, seperti kripto.

 


Sentimen Penutupan Pemerintahan AS

Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)

Jika penutupan pemerintahan benar-benar terjadi dan investor mulai melepaskan dolar AS, ini dapat meningkatkan permintaan terhadap kripto, termasuk Bitcoin, karena banyak yang melihatnya sebagai aset yang lebih aman dan berpotensi menguntungkan. 

"Namun, penting untuk diingat bahwa penutupan pemerintah juga dapat memiliki dampak negatif pada pasar kripto, seperti penurunan volume perdagangan,” pungkas Fyqieh

Meskipun lingkungan makro saat ini tidak selalu menguntungkan, Bitcoin telah menunjukkan ketahanan terhadap perkembangan makro negatif dalam beberapa bulan terakhir. 

Meskipun ada beberapa hambatan, harga Bitcoin masih memiliki potensi untuk terus meningkat, mengingat bahwa sepanjang tahun ini telah mencatatkan kenaikan sebesar 121 persen (Year-over-Year).

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Harga Kripto pada 13 November 2023

Ilustrasi Kripto, Crypto atau Cryptocurrency. Foto: Freepik/Frimufilms

Sebelumnya diberitakan, harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Senin, (13/11/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona hijau.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih menguat 0,74 persen dalam 24 jam dan 6,85 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 37.170 atau setara Rp 583,3 juta (asumsi kurs Rp 15.694 per dolar AS).

Ethereum (ETH) masih menguat. ETH naik 0,76 persen sehari terakhir dan 9,64 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 32,29 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB turun tipis 0,97 persen, tetapi masih menguat 2,21 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 3,90 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA menguat 0,70 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,96 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 6.072 per koin.

 

 


Harga Solana

Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

Adapun kripto Solana (SOL) kembali lesu. SOL ambles 2,25 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 40,40 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 897.228 per koin. 

XRP terpantau kembali berada di zona hijau. XRP menguat 0,17 persen dalam 24 jam dan 2,21 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 10.436 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 0,09 persen, tetapi masih menguat 10,06 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.231 per token.

Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00.

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,42 triliun atau setara Rp 22.285 triliun. 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya