Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Sabtu (11/11).
"Satu bulan telah terjadi kekejaman ini dunia seolah benar-benar tidak berdaya. Lebih dari 7,9 miliar penduduk dunia, lebih dari 190 pimpinan negara, tapi sampai saat ini tak satu pun mampu hentikan kekejaman ini," kata Jokowi dalam pertemuan itu, dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Senin (13/11/2023).
Advertisement
Dalam pertemuan yang digelar di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, Jokowi menyampaikan empat pesan saran konkret saat berbicara di hadapan para pemimpin negara Islam.
Pertama, Jokowi mendesak agar gencatan senjata segera dilakukan.
"Tanpa gencatan senjata, situasi tak akan membaik. Israel telah gunakan narasi 'self defense' dan terus lakukan pembunuhan rakyat sipil. Ini tak lain sebuah collective punishment. Kita semua harus cari jalan agar Israel segera lakukan gencatan senjata," jelasnya.
Pesan kedua, Jokowi mendorong agar bantuan kemanusiaan dipercepat dan diperluas jangkauannya.
Presiden menyerukan agar OKI segera mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih bisa diprediksi dan berkelanjutan mengingat situasi kemanusiaan di Gaza, Palestina sangat memprihatikan.
"Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan. Contoh, RS Indonesia di Gaza Utara terus menjadi sasaran serangan Israel, sejak kemarin sudah kehabisan bahan bakar. Indonesia meminta semua pihak untuk menghormati hukum humaniter internasional," ucap Jokowi.
Minta Israel Tanggung Jawab
Ketiga, Jokowi menyerukan agar OKI menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap pelanggaran kemanusiaan yang telah dilakukan.
Misalnya, mendesak diberikannya akses pada Independent International Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk melaksanakan mandatnya terhadap situasi di Gaza.
"Dan terus mendukung proses advisory opinion di Mahkamah Internasional," imbuhnya.
Jokowi Desak Perundingan Damai
Selanjutnya, Jokowi mengatakan bahwa OKI harus mendesak agar perundingan damai segera dimulai kembali demi terwujudnya solusi dua negara dan menolak pemikiran solusi satu negara.
Menurutnya, solusi satu negara hanya akan membuat Palestina dikorbankan.
"Jika memang mekanisme kuartet sudah tidak dapat diandalkan, maka OKI harus mendorong proses negosiasi damai dengan format baru, dan Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi damai tersebut," ucapnya.
Di akhir pernyataannya, Jokowi meminta dukungan dari para pemimpin OKI untuk menyampaikan hasil dari KTT Luar Biasa OKI kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
"Dari Riyadh saya sudah terjadwal melakukan kunjungan bilateral ke Amerika Serikat. Dengan izin para pemimpin, saya akan sampaikan hasil keputusan OKI hari ini kepada Presiden Biden," tutur Jokowi.
Advertisement
Jokowi Tiba di Amerika Serikat, Siap Bertemu Joe Biden Bicarakan soal Palestina
Presiden Joko Widodo atau Jokowi beserta rombongan mendarat di Pangkalan Militer Andrews, Washington DC, Amerika Serikat, pada Minggu, 12 November 2023, sekitar pukul 16.20 waktu setempat (WS) atau Senin, 13 November 2023 pukul 04.20 WIB. Jokowi mendarat usai menempuh kurang lebih 15 jam penerbangan dari Riyadh, pesawat Garuda Indonesia (GA-1).
Kedatangan Jokowi disambut oleh Penjabat Kepala Protokol Amerika Serikat Ethan Rosenzweigh, Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia Sung Kim, Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani dan Atase Pertahanan KBRI Washington DC Marsma TNI Tjahya Elang Migdiawan.
Di Washington DC, Presiden Jokowi diagendakan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih. Jokowi menilai hal tersebut sebagai kesempatan baik guna menyuarakan posisi tegas Indonesia mengenai situasi di Gaza, Palestina.
"Kunjungan ini juga merupakan kesempatan baik untuk langsung menyampaikan hasil KTT OKI di Riyadh yang mencerminkan solidaritas negara-negara OKI untuk membela keadilan dan kemanusiaan," ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers di Bandara Internasional Juanda, pada Jumat malam, 10 November 2023, sebelum bertolak ke Riyadh.
Presiden Jokowi dan rombongan pertama-tama akan menuju hotel tempatnya menginap dan akan memulai agenda kerja esok hari.
Setibanya di hotel, tampak menyambut Presiden Jokowi yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, DCM KBRI Washington DC Ida Bagus Bimantara beserta istri, dan Atase Polisi KBRI Washington DC Brigjend Oktavianus Marthin beserta istri.