Fakta-fakta KTT Luar Biasa OKI Terkait Konflik Palestina-Israel

KTT Luar Biasa OKI mengenai situasi di Gaza telah dilakukan di Riyadh pada tanggal 11 November 2023.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 13 Nov 2023, 19:10 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam forum KTT Luar Biasa OKI di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023). Jokowi menyampaikan keprihatinan atas krisis kemanusiaan di Palestina akibat agresi Israel. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Riyadh - KTT Luar Biasa OKI mengenai situasi di Gaza telah dilakukan di Riyadh pada tanggal 11 November 2023.

Semula akan dilangsungkan dua KTT secara terpisah back to back, yaitu KTT Liga Arab dan KTT OKI. Namun, untuk memberikan pesan yang kuat kepada dunia, maka diputuskan bahwa kedua KTT tersebut digabung pelaksanaannya menjadi Joint Summit.

Presiden RI Jokowi jadi salah satu pemimpin dunia yang hadir begitu menerima undangan KTT pada 5 November atau enam hari yang lalu.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menilai bahwa KTT ini sangat penting untuk menunjukkan soliditas negara-negara OKI dan untuk menemukan upaya tambahan agar kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina dapat segera dihentikan.

Berikut 4 fakta terkait KTT Luar Biasa OKI terkait konflik Palestina-Israel, dikutip dari berbagai sumber:

1. Jokowi Sampaikan 4 Usulan di KTT Luar Biasa OKI

Jokowi menyampaikan bahwa OKI harus bersatu dan berada di depan untuk penyelesaian situasi di Gaza. Presiden Jokowi menekankan beberapa saran konkret:

Pertama, gencatan senjata harus segera dapat dilakukan. Alasan Israel bahwa ini adalah sebuah self-defence tidak dapat diterima. Ini merupakan sebuah collectivepunishment.

Kedua, bantuan kemanusiaan harus dipercepat dan diperluas. Negara-negara OKI atau OKI harus mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih predictable dan sustainable.

Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia telah kirim bantuan dan ke depan akan dapat menambahkan lagi bantuan-bantuan berikutnya.

Ketiga, OKI harus menggunakan semua lini untuk menuntut pertanggungjawaban Israel terhadap kekejaman kemanusiaan yang telah dilakukan, misalnya mendesak diberikannya akses kepada Independent International Commission of Inquiry on the Occupied Palestinian Territory yang dibentuk Dewan HAM PBB untuk dapat melaksanakan mandatnya, serta terus mendorong proses advisory opinion di Mahkamah Internasional.

Keempat, OKI harus mendesak agar perundingan damai segera dimulai demi terwujudnya two state solution. Presiden menolak pemikiran one state solution karena dapat dipastikan bahwa Palestina akan dikorbankan. Dan Presiden mengatakan bahwa Indonesia siap untuk berkontribusi dalam proses perdamaian Palestina.

 


2. KTT Luar Biasa OKI Hasilkan 31 Putusan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menlu Retno Marsudi di KTT OKI di Arab Saudi. (Foto: Kemenag)

KTT telah menghasilkan Resolusi. Resolusi ini berisi 31 keputusan dengan pesan-pesan yang sangat kuat dan sangat keras.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada press briefing, Minggu (12/11) mengatakan, resolusi tersebut juga menunjukkan kesatuan posisi OKI terhadap situasi Gaza yang sangat memprihatinkan. Beberapa isi keputusan antara lain:

  • Mengecam agresi Israel di Gaza.
  • Mendesak DK PBB untuk bertindak menghasilkan resolusi sehingga kekejaman dapat segera diakhiri, bantuan dapat masuk, dan pentingnya mematuhi hukum internasional.
  • Mendesak DK PBB untuk keluarkan resolusi mengecam perusakan rumah sakit di Gaza oleh Israel.
  • Beberapa fora akan digunakan untuk menuntut pertanggungjawaban Israel antara lain melalui ICC, ICJ dan Dewan HAM.
  • Memberikan mandat kepada Sekretariat OKI dan Liga Arab untuk membuat joint media monitoring unit yang akan mendokumentasikan semua kejahatan yangdilakukan oleh Israel.

 


3. Respons Negara-Negara Arab Terkait KTT Luar Biasa OKI

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menggandeng erat tangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat melakukan pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Sabtu (11/11/2023). (Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)

Pangeran Mohammed bin Salman menegaskan kecaman dan penolakan tegas kerajaan terhadap perang dan kekerasan yang dialami oleh warga Palestina.

"Kita menghadapi bencana kemanusiaan yang membuktikan kegagalan Dewan Keamanan dan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran mencolok Israel terhadap hukum internasional," katanya dalam pidatonya di pertemuan puncak OKI.

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan warga Palestina sedang menghadapi "perang genosida" dan mendesak Amerika Serikat untuk mengakhiri "agresi" Israel, dikutip dari laman Reuters.

Presiden Iran Ebrahim Raisi memuji kelompok militan Islam Palestina Hamas karena berperang melawan Israel dan mendesak negara-negara Islam untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

"Tidak ada jalan lain selain melawan Israel. Kami memuji Hamas atas perlawanannya terhadap Israel," kata Raisi dalam pidatonya.

 


4. Pertemuan Jokowi dengan Sejumlah Kepala Negara di Sela-sela KTT Luar Biasa OKI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Yordania, Abdullah II bin Al-Hussein. Pertemuan itu terjadi di sela-sela KTT Luar Biasa OKI. (Dok. biro pers sekretariat presiden)

Di sela-sela pertemuan, Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk kembali menyampaikan dukungan Indonesia bagi perjuangan Palestina.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam konferensi pers, Minggu (12/11).

Presiden Abbas menghargai konsistensi Indonesia dalam memberikan dukungan kepada perjuangan Palestina. Presiden Abbas juga meminta Presiden Jokowi untuk menyampaikan pesan kepada AS pada saat pertemuan dengan Presiden Biden di Washington DC pada tanggal 13 November 2023.

Jokowi juga melakukan pertemuan dengan Raja Yordania. Yordania dan Indonesia memiliki posisi sama terhadap isu Palestina, termasuk dalam menyikapi katastrofi kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Presiden RI dan Raja Yordan kembali menegaskan tiga hal penting: gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, dan pentingnya memulai kembali proses perdamaian menujutwo-state solution.

Presiden berkesempatan untuk bertemu dengan Presiden Turki. Kedua Presiden sepakat bahwa Indonesia dan Turki akan terus bekerja sama untuk isu Gaza dan masa depan Palestina.

Infografis Perang Hamas Vs Israel Kembali Berkecamuk. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya