Liputan6.com, Jakarta - Pasangan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka memiliki basis pemilih yang solid. Hal itu menjadi salah satu alasan elektabilitas duet Menteri Pertahanan dan Walikota Solo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini menjadi yang terkuat.
Hal itu terlihat dari temuan Indikator Politik Indonesia (IPI) periode 27 Oktober–1 November yang menunjukkan Prabowo-Gibran memiliki basis massa yang solid sebesar 80,9 persen. Raihan itu unggul dari duet koalisi PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebesar 78,8 persen serta Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan perolehan 73,2 persen.
Advertisement
“Pemilih Prabowo-Gibran termasuk pemilih yang cenderung kecil kemungkinan untuk pindah,” kata Peneliti Utama IPI, Burhanuddin Muhtadi dikutip dari Youtube IPI, Senin 13 November 2023.
Kuatnya basis massa yang dimiliki Prabowo – Gibran selaras dengan tingginya elektabilitas secara nasional. Dalam temuan IPI, Prabowo–Gibran unggul dengan torehan 39,7 persen, unggul dari Ganjar-Mahfud dengan torehan 30 persen serta Anies–Muhaimin dengan perolehan 24,4 persen.
Selaras dalam simulasi berpasangan, Prabowo tetap terkuat pada survei khusus capres dengan perolehan 40,6 persen. Raihan itu unggul jauh dari Ganjar sebesar 27,8 persen dan Anies 23,7 persen.
Bahkan dalam survei perseorangan, elektabilitas Prabowo selalu naik dalam beberapa bulan terakhir. Tercatat, elektabilitas Prabowo di bulan Februari 2023 hanya di angka 24,1 persen dan sempat mengalami sedikit fluktuatif hingga mencapai 40,6 persen.
Raihan tersebut berbanding terbalik dengan pesaingnya seperti Ganjar yang mengalami penurunan dari bulan Oktober di angka 34,8 persen menjadi 27,8 persen di November. Tren penaikan juga diperlihatkan Anies, namun tidak signifikan seperti Prabowo yang mengalami kenaikan dari 22,3 persen pada Oktober menjadi 23,7 persen di November.
"Prabowo unggul signifikan dibanding Ganjar dan Anies,” ungkap Burhanuddin.
Elektabilitas Prabowo-Gibran Kokoh di Jabar hingga Nasional
Pasangan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka masih kokoh dalam perolehan elektabilitas di Jawa Barat (Jabar) hingga nasional. Elektabilitas pasangan Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut berhasil mengungguli para pesaingnya di hasil survei terbaru.
Hal itu terlihat dari temuan survei Indikator Politik Indonesia (IPI) periode 27 Oktober–1 November yang memperlihatkan Prabowo–Gibran memperoleh 37,7 persen meski mengalami penurunan dalam simulasi tiga nama.
Raihan itu unggul dari duet Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar sebesar 30,1 persen dan koalisi PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo–Mahfud MD dengan 26,7 persen.
“Pak Prabowo konsisten unggul, tapi turun curam di Jawa Barat,” kata Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dikutip dari kanal Youtube IPI, Senin (13/11).
Kuatnya Prabowo–Gibran di Jabar selaras dengan tingginya elektabilitas pasangan tersebut secara nasional. Dalam temuan IPI, Prabowo–Gibran unggul dengan torehan 39,7 persen, unggul dari Ganjar-Mahfud dengan torehan 30 persen serta Anies–Muhaimin dengan perolehan 24,4 persen.
Selaras dalam simulasi berpasangan, Prabowo tetap terkuat pada survei khusus capres dengan perolehan 40,6 persen. Raihan itu unggul jauh dari Ganjar sebesar 27,8 persen dan Anies 23,7 persen.
"Prabowo unggul signifikan dibanding Ganjar dan Anies,” ucap Burhanuddin.
Advertisement
Metode Survei
Diketahui, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada periode 27 Oktober - 1 November 2023. Survei dilaksanakan secara tatap muka dengan jumlah sampel sebanyak 1,220 responden di 38 provinsi di Indonesia. Dengan margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden survei adalah warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak pilih yaitu minimal berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah pada saat survei dilakukan. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka.