Liputan6.com, Jakarta - Diduga seorang pria Palestina dipukul dan ditangkap pasukan Israel dalam sebuah siaran langsung di TikTok yang jadi viral. Rekaman yang dimaksud diunggah kembali akun Instagram @trtworld, Senin, 13 November 2023.
"Mereka (keluarga saya) melihat serangan biadab," ungkap warga Palestina bernama Iyad Banat itu. Salah seorang putrinya yang menyaksikan kejadian, Sandi Banat, ikut memberi keterangan. Ia berkata, "Kami sedang nonton berita televisi ketika mendengar suara di depan pintu."
Advertisement
"Ayah saya membukanya sebelum mereka menyerbu ke dalam, seperti yang selalu mereka lakukan. Pasukan itu menyerang dan mendorong ayah dan memukulnya," ia menyambung. Tentara Israel terekam tetap memukul Iyad dan bertanya siapa namanya.
Meski sudah dijawab, Iyad tetap dipukuli. Tentara Israel kemudian menginterograsi, lalu menangkapnya. Ia diduga diserang lantaran menggalang dana untuk keluarga-keluarga di Gaza dan menampung para pekerja Palestina yang tidak bisa kembali ke Gaza.
"Saya selalu melakukan live (streaming) di TikTok dan saya mendapatkan kesempatan untuk membantu anak-anak tetap tinggal di halaman Rumah Sakit Shuhada Al Aqsa di Gaza dengan bantuan dari beberapa teman luar negeri," jelas Iyad.
Ia juga mengaku menjalin komunikasi dengan beberapa jurnalis di sejumlah rumah sakit. Ia dapat mentransfer uang melalui TikTok, yang jadi jembatan para donatur, untuk membantu anak-anak Palestina yang terdampak serangan militer Israel di seantero Gaza.
Reaksi Warganet
Video viral itu mendapat beragam tanggapan dari warganet. "Ini bukan tentara. Ini adalah tentara bayaran. Tentara bayaran Zionis!!" tulis warganet yang kesal. "Sadarkan seluruh dunia. Tidakkah Anda melihat apa yang dilakukan Israel?" kata yang lain.
"Hal ini normal di Palestina setiap hari tanpa henti dan ini merupakan rutinitas bagi mereka!" timpal seorang pengguna. "Terima kasih telah menunjukkan kepada dunia wajah asli para zi*nist!" tulis warganet.
"Ya Allah, Tuhan semesta alam yang Maha Besar, Maha Tinggi dan Maha Penyayang, tolonglah setiap saudara dan saudari yang beriman dari kezaliman dan perbuatan jahat para tiran yang menindas. Allah taala, pertolonganmu sangat dibutuhkan oleh orang yang tertindas. Ya Allah, hadirkanlah pertolongan yang ada pada Nabi kita tercinta s.a.w. dan para Sahabatnya yang saleh, pertolongan yang segera, jaya dan memihak orang-orang yang beriman. AMIIN," tulis warganet mendoakan rakyat Palestina.
"Sangat buruk! Anak-anak yang malang! Kegilaan kekerasan ini harus dihentikan!" tulis yang lain. "Di mana tombol "benci" di sini? Saya tidak bisa menyukai ini." komentar warganet.
"Sangat buruk! Anak-anak yang malang! Kegilaan kekerasan ini harus dihentikan!" sambung warganet. "Di mana tombol "benci" di sini? Saya tidak bisa menyukai ini." kata warganet.
"Pasti ada alasan tertentu di balik penyerangan terhadap orang tersebut......ya akankah ada pihak militer yang menyerang warga negara netral?" tulis warganet lagi.
Advertisement
Konten Dukungan untuk Palestina Sering Hilang
Serangan berkelanjutan Israel ke Palestina masih jadi perhatian dunia, termasuk di Indonesia. Dukungan terus mengalir melalui bantuan kemanusiaan dan suara keprihatinan di media sosial, seperti Instagram.
Meski sering dianggap bebas, banyak konten pro Palestina yang katanya hilang dari platform karena dianggap "melanggar kebijakan." Salah satunya dialami Kun Syahya Nuriza, lapor kanal Hot Liputan6.com, 8 November 2023.
Foto dukungan untuk Palestina di Monas dihapus Instagram. Riza menyampaikan ketidakpuasannya terhadap pembatasan akun dan kontennya di Instagram. Kejadian serupa juga dialami pengguna Instagram lain, Fahmi Aviani, yang unggahannya mengenai Hamas dianggap konten "teroris" dan dihapus oleh Instagram.
Fahmi menyindir kejadian tersebut dengan nada bercanda, namun secara serius menyampaikan protes dalam sebuah video. "Jika aku sudah muak, aku akan berbicara dengan sandi rahasia yang hanya diketahui oleh para kolektor karton westlife era 90-an," bubuhnya sedikit bercanda pada 7 November 2023.
Sensor Instagram
Ami, nama akrab perempuan itu berjanji untuk terus mendukung Palestina dengan strategi berbeda. Ia menyatakan bakal menggunakan bahasa yang lebih khas, yakni "bahasa anak alay," sebagai bentuk perlawanan terhadap sensor Instagram.
Benar saja, tak lama, ia mengunggah sebuah video tegurannya terhadap Instagram. "Kalian tahu? Instagram baru saja menghapus unggahanku hanya karena aku menjelaskan mengenai siapa itu Hamas. Namun itu tidak akan menghentikanku untuk terus menyuarakan kebenaran," katanyanya dalam bahasa Inggris.
Ami mengungkap akan tetap membela Palestina dengan mengubah strateginya. "Aku akan berbicara dengan bahasa yang sangat rahasia, jadi mereka (Instagram) tidak akan mendeteksi apa yang aku sedang bahas. Dengarkan baik-baik," sebut Ami lagi.
"Avakuvu mevendukuvung pavalevestivinava uvuntuvuk meverdevekava, davan havamavas ivituvu buvukavan teverovorivis (Aku mendukung Palestina untuk merdeka, dan Hamas itu bukan teroris)," kata dia memulai narasinya. "Yavang pavantavas divisevebuvut teverovorivis avadavalavah ivisravaevel pevengevecuvut (Yang pantas disebut teroris adalah Israel pengecut)."Setelah mengatakan kalimat-kalimat itu.
Advertisement