Pertamina dan ExxonMobil Kerja Sama Kembangkan Carbon Capture Storage Hub di Laut Jawa

Pertamina berkolaborasi dengan ExxonMobil mengembangkan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa yang memiliki kapasitas mencapai 3 giga ton CO2

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 14 Nov 2023, 14:06 WIB
Pertamina dan ExxonMobil menandatangani Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian untuk pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa dengan nilai investasi USD 2 miliar.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) berkolaborasi dengan ExxonMobil, perusahaan energi asal Amerika Serikat, mengembangkan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa yang memiliki kapasitas mencapai 3 giga ton CO2 dengan nilai investasi di atas USD 2 Miliar. Kolaborasi sekaligus menguatkan komitmen dari Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional yang memimpin program dekarbonisasi di Indonesia.

Untuk mewujudkan Carbon Capture Storage tersebut, Pertamina dan ExxonMobil menandatangani Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian sebagai kelanjutan dari perjanjian yang sudah dihasilkan pada gelaran G20 November 2022 lalu. 

Penandatanganan dilakukan oleh Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro Direktur Utama Pertamina Hulu Energi dan Irtiza Sayyed, President of Low Carbon Solutions, ExxonMobil Asia Pacific Pte. Ltd. 

Pada perjanjian ini Pertamina dan ExxonMobil bersepakat untuk melanjutkan kerjasamanya untuk evaluasi CCS Hub di bagian barat Laut Jawa tepatnya di Cekungan Asri dan Cekungan Sunda. CCS Hub di lokasi ini diharapkan menawarkan penyimpanan geologis dalam volume yang signifikan, yang dapat menangkap dan menginjeksikan CO2 dari industri dalam negeri dan regional.

Momen penandatanganan yang dilaksanakan pada Senin 13 November 2023 di Washington DC tersebut turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad-Interim, Erick Thohir; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia. 


Buka Lapangan Kerja dan Menarik Investasi

Pertamina dan ExxonMobil menandatangani Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian untuk pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa dengan nilai investasi USD 2 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Ad-Interim, Erick Thohir menyampaikan perjanjian yang ditandatangani hari ini menandakan langkah penting dalam perjalanan Indonesia sebagai pemimpin dalam pengurangan emisi.

"Teknologi mutakhir di balik CCS Hub tidak hanya akan mengurangi emisi dan mendorong industri rendah karbon tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi," ujar Erick Thohir. 

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi, pasca penandatanganan MoU, mengatakan bahwa dokumen yang ditandatangani ini merupakan bagian penting dari proses panjang yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk membangun ekosistem CCS.

"Dengan adanya perjanjian ini, membuktikan bahwa semua perangkat di Indonesia, khususnya dari sisi Pemerintah, telah siap memanfaatkan potensi CCS Indonesia untuk kemajuan industri rendah karbon, peningkatan investasi, dan pembukaan lapangan kerja baru untuk Masyarakat Indonesia," kata Jodi Mahardi.


Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pertamina dan ExxonMobil menandatangani Amandemen Pokok-Pokok Perjanjian untuk pengembangan Carbon Capture Storage (CCS) di Laut Jawa dengan nilai investasi USD 2 miliar.

Jack P. Williams, Senior Vice President, ExxonMobil Corporation menyampaikan bahwa pihaknya bangga dapat berkolaborasi dengan Pertamina dan Pemerintah Indonesia dalam proyek-proyek transformatif ini.

"Bersama-sama, kita mempunyai peluang untuk mengurangi emisi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan seluruh kawasan," kata Jack. P. Williams. 

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Pertamina secara konsisten terus mengembangkan program dekarbonisasi salah satunya dengan pengembangan CCS Hub yang akan dibangun dengan kerja sama bersama mitra strategis seperti dengan ExxonMobil.

Menurut Nicke proyek ini berpeluang untuk menyimpan CO2 di wilayah strategis, dengan pengembangan CCS Hub di wilayah Jawa di mana sangat dekat dengan lokasi berbagai industri. CCS Hub ini akan menyediakan akses terhadap penyimpanan geologi di akuifer asin (saline aquifer), yang dapat menampung setidaknya 3 giga ton karbon dioksida (CO2) dari industri padat karbon dalam negeri dan regional.

”Proyek ini akan memungkinkan Indonesia menjadi pemimpin regional dalam dekarbonisasi industri, karena memiliki potensi penyimpanan karbon yang sangat besar. Harapannya di masa depan Indonesia dapat menjadi pusat CCS di Asia Tenggara,” ungkap Nicke.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya