Melihat Arah Investasi Astra International

PT Astra International Tbk (ASII) pun akan selalu melakukan kajian yang komprehensif sebelum terjun ke investasi baru dan melihat prospek dari bisnis tersebut.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Nov 2023, 14:31 WIB
PT Astra International Tbk (ASII) mengungkapkan terkait arah investasi yang akan dilakukan ke depan di tengah penyusutan ekuitas dan kenaikan liabilitas hingga akhir kuartal III 2023. (Foto: Astra)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mengungkapkan terkait arah investasi yang akan dilakukan ke depan di tengah penyusutan ekuitas dan kenaikan liabilitas September 2023. 

Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan, ke depannya, Perseroan akan terus membidik investasi di sektor yang prospektif dan tidak hanya di sektor baru, tetapi juga yang sejalan dengan core bisnis dari Grup Astra.

Sebagaimana diketahui, ada tujuh lini bisnis Astra yang terdiri dari usaha otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, dan properti. 

"Pada prinsipnya seluruh investasi Astra itu selalu kami lakukan berdasarkan kajian-kajian yang komprehensif, melihat daripada prospek, daripada bisnis tersebut dan investasi itu juga kami lakukan tidak hanya untuk sektor baru, tetapi juga sektor-sektor yang berdekatan, yang berkaitan dengan bisnis inti kami. Jadi core daripada Astra saat ini adalah tujuh lini bisnis dan investasi yang kami lakukan itu tidak hanya di sektor baru," kata Djony dalam paparan publik, Selasa (14/11/2023). 

Dia bilang, Perseroan pun akan selalu melakukan kajian yang komprehensif sebelum terjun ke investasi baru dan melihat prospek dari bisnis tersebut serta strategic values apa yang bisa dibawa daripada investasi baru itu sendiri. 

"Tentunya semua kami kaji berdasarkan seluruh parameter investasi yang kami pegang dan kami jalankan secara disiplin dan tentunya ini membutuhkan dana, memang terjadi penurunan kas atau peningkatan utang, tetapi saya kira itu satu hal yang biasa," kata dia. 

 


Ekspansi Perseroan

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Melihat kondisi tersebut, Djony mengaku hingga saat ini Perseroan tidak memiliki rencana untuk menahan ekspansi apapun. Selama ekspansi itu memang bisa dibiayai dengan baik, Astra akan melihat seiring berjalannya waktu dan ekspansi tersebut akan memberikan satu manfaat serta memberikan satu imbal hasil yang menjanjikan sekaligus potensial. 

Sayangnya, Djony belum bisa menjabarkan lebih lanjut soal sektor yang akan dibidik sebagai investasi Astra ke depannya. Namun, pada dasarnya Astra berupaya untuk terus memperkuat core portfolio bisnisnya. 

"Jadi apapun investasi sebetulnya dari beberapa tahun terakhir itu pada dasarnya bagaimana kami memperkuat core portfolio kami dan bagaimana kami juga ingin bertumbuh kembang melihat sektor-sektor baru yang bisa memberikan satu manfaat dan bisa menjadi pilar pertumbuhan Astra jangka panjang," ujar dia.


Astra International Kantongi Pendapatan Rp 240,91 Triliun hingga Kuartal III 2023

Gedung Astra International

Sebelumnya diberitakan, PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga September 2023.

PT Astra International Tbk (ASII) meraih pendapatan bersih Rp 240,91 triliun hingga September 2023. Pendapatan bersih tumbuh 9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 221,35 triliun.

Pertumbuhan pendapatan itu mendorong laba bersih naik 10 persen menjadi Rp 25,69 triliun hingga akhir kuartal III 2023.  Pada periode sama tahun lalu, laba bersih tercatat Rp 23,33 triliun.

Sedangkan laba bersih sebelum penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina naik 17 persen menjadi Rp 26,06 triliun hingga akhir September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,24 triliun. Perseroan menyebutkan peningkatan ini mencerminkan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis terutama divisi otomotif dan jasa keuangan.

Seiring hasil kinerja keuangan itu, PT Astra International Tbk mencatat laba bersih per saham naik 10 persen menjadi Rp 635 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 576 triliun.

Sementara itu, nilai aset bersih per saham pada 30 September 2023 sebesar Rp 4.713, turun 1 persen dibandingkan 31 Desember 2022.

Kas bersih tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup sebesar Rp 14,6 triliun pada 30 September 2023 dibandingkan Rp 35,1 triliun pada akhir 2022. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup sebesar Rp 50,4 triliun pada 30 September 2023 dibandingkan dengan Rp 44,5 triliun pada akhir 2022.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan, kinerja grup sepanjang sembilan bulan pertama 2023 cukup baik, mencerminkan pemulihan paskapandemi yang terus berlanjut.

"Kami melihat grup akan dapat tetap resilient di tengah ketidakpastian perekonomian global dan membukukan kinerja yang baik hingga akhir tahun dengan pertumbuhan yang moderat pada kuartal terakhir,” tutur dia dalam keterangan resmi perseroan.


Kontribusi Divisi Usaha

Gedung Astra. Dok

Adapun perkembangan laba bersih berdasarkan divisi perseroan sebagai berikut:

1.Otomotif

Laba bersih dari divisi otomotif naik 35 persen menjadi Rp 9,16 triliun hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,79 triliun.

2.Jasa keuangan

Laba bersih jasa keuangan bertambah 33 persen menjadi Rp 5,85 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,41 triliun.

3.Alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi

Laba dari alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi susut 1 persen menjadi Rp 9,43 triliun hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,53 triliun.

4.Agribisnis

Laba bersih dari agribisnis merosot 34 persen menjadi Rp 638 miliar hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 969 miliar.

5.Infrastruktur dan logistik

Laba bersih infrastruktur dan logistik bertambah 98 persen menjadi Rp 766 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 386 miliar.

6.Teknologi informasi

Laba bersih teknologi informasi bertumbuh 98 persen menjadi Rp 96 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 49 miliar.

7.Properti

Laba bersih dari sektor properti naik 5 persen menjadi Rp 114 miliar hingga September 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 109 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya